Alex duduk di sebuah sofa. Sofa yang dulu sering ia gunakan untuk menonton film bersama Zara.
Sesuai janjinya, Alex hari ini mengantar Nindy pulang, dan mampir sebentar.
Leher lelaki ini menjenjang berkali kali. Tidak biasanya rumah ini sepi.
"Mamanya Zara lagi ke minimarket. Jadinya sepi" Ujar seseorang perempuan dengan baju rumahannya keluar dari dalam rumah, lalu melangkah mendekati Alex.
"Kalau Zara?"
Ada jeda beberapa detik sebelum Nindy akhirnya menjawab. "Dia di kamar. Mungkin luka di kakinya masih sakit"
Ingin rasanya Alex menghampiri Zara dan melihat keadaan sabatnya itu secara langsung jika saja Nindy tak disini. Eh! Alex memukul pelan mulutnya. Bisa bisanya ia mengharapkan Nindy tidak disini. Dasar!
Tok... Tok...
Seorang perempuan paruh baya memasuki ruang tamu dengan 2 kantong plastik penuh ditangannya.
"Eh, ada Alex. Mau jenguk Zara ya?" Perempuan ini, Riani, melepas helm hijau khas ojolnya. "Bentar, tante bayar ojol dulu. Nindy ini kreseknya bawa ke dapur ya"
Riani menyodorkan kantong plastiknya ke Nindy. Membuat gadis itu langsung berjalan menuju dapur, dan Riani keluar membayar ojol.
"Udah lama kesininya? Ayo, tante anter ke Zara. Kok disini terus" Riani menarik tangan Alex untuk berdiri, setelah membayar ojol di luar. Memerintah Alex untuk mengikuti langkahnya menuju kamar Zara.
"Eh, tante... Mungkin Zara lagi pengen istirahat" Tolak Alex halus. Namun, tak digubris sama sekali. Riani malah semakin mempercepat langkahnya.
Alex kalut. Tidak tau apa yang harus ia bicarakan dengan Zara nantinya. Semua pertanyaan kepo yang Alex susun menjadi hilang saat ia harus berhadapan dengan...
"Ini loh, temen kamu jenguk. Gak kangen?" Ujar Riani sambil membersihkan bagian bagian kamar Zara yang berantakan.
Alex berdiri mematung.
Ucapan Riani, membuat Zara mendongak. Mengalihkan perhatiannya dari novel yang kali ini ia baca. Menatap nanar Alex yang saat ini berdiri di samping tempat tidurnya.
"Mama ke dapur dulu. Bantuin Nindy nata bahan yang Mama beli dari minimarket" Riani mengecup puncak kepala Zara, sebelum melangkah keluar "Have fun"
Kali ini hanya ada mereka berdua. Tak ada yang memulai percakapan. Alex pun hanya diam mengamati kamar yang terasa lama tidak ia datangi ini. Menghirup aroma kapur barus yang selalu tercium saat ia masuk ke kamar ini.
Mata Alex menatap perban di kaki Zara, menghembuskan nafas pelan.
"Ngapain lo?" Tanya Zara akhirnya.
Bugh...
Zara melempar novel tebal ditangannya ke arah Alex, lalu menutupi seluruh tubuhnya.
Entahlah, hanya Alex yang merasa, atau mata Zara memang sangat sembab untuk hari ini. Alex juga tidak berani menanyakan.
Lelaki ini melihat novel yang terlempar ke arahnya. Judul judul novel romantis yang selalu menjadi selera Zara. Membuat Alex tersenyum geli. Nampaknya hampir tak ada yang berubah.
"Kok bisa kena kaca?" Tanya Alex saat lelaki itu melihat telapak kaki Zara yang terperban. Membuat perempuan yang kini membalut tubuhnya dengan selimut, menarik kakinya untuk masuk ke dalam.
Zara tak bergeming sama sekali.
Baru saja Alex ingin menyentuh pundak Zara yang terbalut selimut, gadis di depannya telah lebih dulu menyibak selimutnya dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
God,I Like Him [COMPLETED]
Teen FictionJika aku berkata, 'aku mencintaimu'. Cukup klise jika kamu menjadikan ini bertepuk sebelah tangan.