NB 21

5K 583 58
                                    

Maaf telat update, hampir beberapa minggu ini sibuk berbenah dan pindah kost,ditambah ponsel hilang jadi harus ke gerai operator untuk dapat kembali nomor yang hilang.
Kesal karena yang nyolong ga mau ngaku,malah nyalahin gue yang sebagai korban.
Pengen rasanya lapor polisi tapi hp ga seberapa,yang penting adalah memory card didalam yang berisi data.
Rasanya pengen maki tapi yang ngambil da nenek-nenek.
Cuman bisa urut dada.
Kesal!

🌼

Rendy membuka pintu kamar hotelnya,melempar Key Card dimeja juga koper kecilnya dilantai begitu saja,sambil melangkah kekamar mandi hotel dia melepas kemeja dan semua pakaiannya dan dibiarkan berserakan dilantai kamar.

Perjalanan belasan jam membuat sakit dan kelelahan seluruh tubuhnya,waktupun hampir tengah malam,tapi dia tidak terbiasa tidur tanpa mandi terlebih dahulu,tubuhnya terasa lengket dan gatal semua.

Tak lama kemudian dia keluar sambil mengosok rambut basahnya dengan handuk kecil,dan hanya mengenakan handuk dipinggul.

Dia bersyukur Visa perjalanan bisnisnya masih berlaku hingga 2 bulan kedepan,membuatnya bisa langsung berangkat.

Setelah melepas dan membiarkan handuknya terongok dilantai,Rendy masuk dalam selimut,sebelumnya mematikan lampu,hingga kamar itu gelap gulita,hanya ada cahaya lampu dari luar yang masuk dari sela-sela tirai jendela kaca hotel yang tidak tertutup rapat.

Setelah membaringkan tubuh,matanya tak kunjung terpejam,malah menatap nyalang langit-langit kamar.

Sekarang apa?
Dia sudah tiba di Jerman dan berniat besoknya ke Rumah sakit tempat Ren-Ren akan dirawat.
Menurut info yang Rika berikan.

Tapi apa yang akan dia katakan jika bertemu Rena atau Putranya?
Mengingat betapa buruk dia memperlakukan Rena selama ini,bahkan dulu pernah tidak mau mengakui Ren sebagai anaknya semasa dikandungan,
Kini dia tidak yakin Rena akan memaafkan nya dengan gampang.

Beberapa hari lalu waktu di Jakarta, dia diam-diam memasuki kamar rawat Ren,anak itu hanya menatapnya binggung melihatnya menangis tanpa suara,bahkan dia segera pergi keluar bagai pengecut tanpa menjawab pertanyaan polos Ren mengenai siapa dirinya,

Bodoh sekali!
harusnya saat itu juga dia mengaku sebagai ayah Ren,hingga William tidak memiliki kesempatan untuk mendekati Rena dan putranya seperti sekarang,tapi yang dia takutkan adalah reaksi Rena.

Bagaimana jika Rena sudah dipengaruhi William?

Mengingat William membuat Rendy tanpa sadar mengepalkan tangan, semua bermula pada pria sialan itu,sampai matipun Rendy tidak akan pernah mengakuinya sebagai kakak.

Mungkin karena kelelahan,akhirnya Rendy tertidur begitu saja.

🌷

Paginya Rena masih menunggu bersama Ren di pangkuannya diruang tunggu,
Pria kecil kesayangannya menempel bagai koala dipelukan ibunya dengan nyaman.

Mereka menunggu William yang masih didalam ruangan seorang Dokter muda yang sangat ramah.
Tadi Ren sempat diambil darahnya dan dilakukan beberapa pemeriksaan dasar.

Keduanya tidak menyadari,Rendy berdiri disalah satu pot bunga besar setinggi dadanya tak jauh dari mereka,
Tanpa berani mendekat.
Entah kenapa keberaniannya lenyap begitu saja melihat Rena dan putranya.
Padahal tadi dia begitu optimis dan bersemangat saat berangkat dari hotel.

"Mom.. "

"Hmm. "
Rena mengusap sayang rambut putranya.

"Beneran Ren bisa sembuh ya?"
Tanya anak itu lirih.

NEVER BE THE SAME ( SLOW )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang