NB 29

2.8K 385 31
                                    


Malam itu gerimis mulai berubah jadi hujan deras,beberapa meter dari jalan raya perkampungan itu, terdapat jalan setapak yang dikelilingi semak belukar dan pohon besar,belum di pasangi lampu oleh pemerintah,hingga jalan setapak itu  sangat jarang di lewati warga dimalam hari.
karena menurut warga setempat jalan itu angker.

Nampak sebuah mobil mewah disemak belukar antara pepohonan,lebih tepatnya terperosok dengan bagian depan menabrak sebuah pohon besar,kap mobil itu rusak berat dan masih mengeluarkan asap,terlihat seperti kecelakaan.
Dibagian pengemudi tubuh William terduduk dengan kepala berlumur darah tak sadarkan diri dan sabuk pengaman masih terpasang.

🍃

Beberapa minggu kemudian.

Rasanya sudah lama sekali untuk melihat kembali rumah ini,kilasan kenangan indah masa kecilnya terlintas begitu saja,tanpa sadar membuat mata Rena berkaca-kaca.
Rumah yang bertahun-tahun sudah tidak pernah dia datangi masih terlihat sama dan terawat.

"Ini rumah Oma Opa yang sudah di surga ya mom?"
Suara Ren-Ren menyadarkan Rena akan lamunannya.

Segera dia menghapus air matanya yang belum sempat jatuh kepipi,kemudian tersenyum lembut pada Ren.
"Ini rumah Mom,Oma juga Opa dulu tinggal."

Saat ini mereka berdiri depan pagar rumah Rena dulu,dengan Rena mengandeng tangan Ren.
Rena memperhatikan kunci gembok pagar besi beserta beberapa kunci ditangannya,yang Rena tau itu kunci kamarnya dan kamar orang tuanya.
Kunci itu di temukan didalam map yang William berikan.

"Apa kita akan tinggal disini Mom?"
Tanya Ren polos.

"Kalo Ren suka kita tinggal disini."

"Tapi nanti Ren-Ren ga bisa main sama Yugen."
Lanjut bocah itu sedih,Yugen satu-satunya anak yang mau berteman dengannya dari pertama dia masuk Paud.

"Bisa,kan Ren tetap sekolah bareng Yugen,nanti juga kita bisa main kerumah nenek Rodiah."
Rena mengusap kepala Ren dengan sayang.

"Apa nanti Yugen dan nenek Rodiah boleh main kesini?"

Rena mengangguk membuat senyum Ren semakin lebar.
"Ren mau tinggal disini asal sama Mom dan papa."

Andai orang tuanya masih ada,mungkin jalan hidup Rena akan berbeda.
Tapi Rena tidak menyesal,kini dia punya Ren.

Beberapa minggu lalu Rena sangat tidak menduga jika akhirnya William akan mengembalikan apa yang sejak semula memang miliknya.

Rumah juga beberapa aset milik orang tuanya yang memang sejak semula dibuat atas namanya,karena dia anak satu-satunya Chandrawinata,bukan hanya itu,William juga memberinya  50% kepemilikan saham diperusahaan milik orang tuanya yang kini di pegang pria itu semenjak perusahaan Chandrawinata di Akuisisi.

Rena tidak mengerti akan proses peralihan hak apa lagi kepemilikan saham,apalagi semenjak hari itu William menghilang dan tidak bisa dihubungi.

Akhirnya dia memutuskan membiarkan Rendy membantunya mengurus sisa dokumen,begitu Rendy menawarkan bantuan untuk mengurus pengalihan aset dan saham,karena dari dulu,hanya Rendy satu-satunya pria yang dia percaya dan tempat berpegang.

Dari Dulu dia tidak pernah membenci Rendy atas semua penderitaan yang sudah dia lalui,harus putus sekolah dan memupus semua cita-citanya karena mengandung Ren,dia sudah tidak memikirkan atau bermimpi untuk bisa sekolah atau kuliah di jurusan impiannya apalagi begitu melahirkan Ren.

Di otaknya hanya bagaimana mendapatkan biaya menyembuhkan Ren yang tidak sedikit,jadi Rena rela melakukan pekerjaan serabutan.
Terakhir sebelum bertemu kembali dengan Rendy yang membalas dendam,karena salah paham.
Rena bekerja sebagai petugas kebersihan disebuah perkantoran,di perkantoran itulah Rena bertemu Rendy tidak sengaja yang datang untuk urusan bisnis.

NEVER BE THE SAME ( SLOW )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang