Suka enjoy, ga suka lewatin aja
😊🍃
Setengah tidak percaya Rena membaca ulang lembar dokumen di tangan nya kemudian mengangkat kepala menatap Rendy ,dan kembali menatap dokumen yang dia pegang.
Di depannya,Rendy duduk bersila dilantai yang hanya beralaskan tikar murah, Rena beli beberapa hari kepindahannya kerumah ini,untuk alas main Ren dilantai.
Pria itu bersandar di dinding tembok semen polos rumah kontrakan Rena.
Nampak Ren duduk dipangkuan Rendy, menyandarkan punggungnya di dada pria itu dengan manja,sisa air mata masih mengantung di ujung bulu mata bocah itu,dia tadi menangis terkejut atas tingkah panik ibunya.Tapi kini dia sudah tenang,memainkan tangan ayahnya sembari terkantuk-kantuk,sesekali Rendy mengelus kepala anak nya dengan sayang.
Melihat pemandangan seperti itu membuat Rena semakin sedih,bagaimana bisa dia tega memisahkan putranya dengan ayahnya sekarang?Rasanya Rena ingin menangis,ingin mengatakan sesuatu tapi suaranya serasa tercekat di tenggorokan.
Rena beringsut meletakkan dokumen ditangannya ke atas lantai,perlahan melepas sepatu dan kaos kaki Ren."Maaf meninggalkan kalian begitu lama untuk mengurus ini semua..
Tapi aku bisa tenang sementara karena ada Xander yang menjaga kalian..
Maaf ya.. "
Bicara Rendy pelan dan terdengar hati-hati,membuat gerakan Rena sempat terhenti.Mungkin Rendy takut Ren yang kini mulai tertidur dipangkuannya akan terbangun,atau mungkin takut membuat Rena lari darinya lagi.
Tapi kemudian wanita itu melanjutkan melepas baju Ren menyisakan kaos dalam,lalu meletakkan di sudut ruangan,nanti dia akan mencucinya.
Xander?
Rena baru ingat dengan mantan kakak kelasnya itu,pantas saja pria itu tidak pernah absen mengunjunginya, dan nampak berusaha tidak membiarkan Rena hanya berdua dengan William waktu Rena dirawat di Rumah sakit Jerman beberapa bulan lalu,ternyata bekerja sama dengan Rendy.Apa Rendy juga sudah tau,yang menimpa Rena dulu bukan lah keinginanya sendiri?
Xander juga tidak berbicara dengan William sama sekali selama beberapa kali satu ruangan di rumah sakit beberapa waktu lalu,dan mereka terlihat bermusuhan,apa Xander sudah tau?
Jika Xander tau harus nya Rendy juga tau.
Batin Rena miris.Segera dia mengangkat wajahnya dan terlihat Rendy sudah berdiri sambil mengendong Ren yang terlelap,anak itu hanya bergumam pelan tapi tidak terbangun,pasti Ren kelelahan setelah seharian bermain dan juga karena kejadian tak terduga tadi.
"Dimana kamar Ren-Ren?"
Tanya Rendy dengan suara lirih takut membuat putranya terbangun.Ingin rasanya Rena mengerutu, memangnya dia pikir dimana lagi ada ruangan yang bisa dijadikan kamar di rumah ini.
Tapi Rena tetap berdiri.Dirumah ini hanya ada satu ruangan yang disekat menggunakan tirai kain warna maroon yang sudah pudar tanpa daun pintu,Rena menyibak tirai itu,menekan sakelar lampu yang terletak disamping tirai dan membiarkan Rendy masuk.
Pria itu merasa hatinya ngilu melihat keadaan kamar Rena,lebih tepatnya begitu melangkah masuk kedalam rumah ini tadi,tapi dia berusaha menampakan wajah normal dan tidak berkomentar apa-apa, dia tidak ingin Rena tersinggung dan marah kemudian kembali membawa kabur Ren.
Sekalipun lampu kamar sudah dinyalakan,kamar itu tetap terlihat remang-remang,memang terlihat bersih dan barang-barang termasuk buku juga mainan Ren tertata rapi dalam beberapa keranjang plastik.
Tapi Menurut Rendy,yang di gunakan sebagai kamar oleh Rena,terlihat lebih buruk dari gudang rumah tua,
karena kamar ini tidak memiliki jendela sama sekali,dinding kamar bercat putih nampak kusam dan kekuningan dibeberapa tempat,lantai kamar hanya beralas karpet karet meteran,masih baru karena Rena mengantinya setelah beberapa hari kepindahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER BE THE SAME ( SLOW )
RomantikAda mitos yang mengatakan 'Tidak ada Cinta pertama yang berakhir bahagia.' Rendy dan Rena,dua anak yang kurang kasih sayang orang tua masing-masing membuat mereka sangat dekat dan saling menyayangi sedari Balita, sampai tanpa mereka sadari mereka...