1| Indirect Kiss

429 51 13
                                    

"Jatuh cinta itu sederhana saat melihat kamu tersenyum saja aku sudah ikut tersenyum. Tapi ternyata tidak semudah itu, melihat kamu tersenyum dengan yang lain malah mampu membuat air mataku perlahan mengalir."

***

Perempuan itu menguap untuk yang ketiga kalinya. Ia menengok ke kanan dan ke kiri, teman-temannya sedang fokus ke guru yang sedang menjelaskan tentang atom-atom yang Nola tidak ketahui apa namanya. Yang ia dengar guru itu mengucapkan Cl, Mg, dan masih banyak lagi. Tapi dari sekian banyaknya nama atom yang sudah disebutkan, tidak ada satupun yang nyangkut di otaknya. Nola menjatuhkan kepalanya di meja, ia memperhatikan wajah Fara yang sangat fokus dengan bibir majunya.

"Pusing gue, kenapa belajar harus tentang atom. Kalau atomnya kenal sama gue sih nggak apa-apa. Lah, ini apaan, atom segede kutil aja dibahas melulu."

Fara melirik Nola dengan sinis. "Lo ngomong lagi, pulpen gue masuk ke mulut lo."

Nola berdecak, ia mengangkat kepalanya mencoba memperhatikan apa yang sedang guru itu jelaskan. Sesekali ia melirik jam tangannya, berharap bel istirahat akan berbunyi. Sudah hampir satu semester ia bersekolah di SMA ini. SMA Xalena yang dibangun oleh keluarga Alena Natawijaya yang terkenal dengan perusahaannya hampir berada di belahan dunia.

Nola tersenyum, saat terdengar suara yang sedari tadi ia nantikan dari speaker yang disediakan di setiap sudut kelas. Guru yang Nola ketahui bernama Bu Elisa menengok ke belakang, mengingatkan kepada anak muridnya untuk tidak lupa mengerjakan tugas yang akan dikumpulkan tiga hari lagi. Perempuan itu merenggangkan otot-ototnya. Ia merapikan mejanya yang terdapat buku-buku dengan lembar yang masih kosong tidak seperti buku milik Fara.

"Gue lapar!!" Ucapnya agak kencang yang mendapat perhatian dari beberapa teman sekelasnya.

Fara berdecak. "Lapar sih lapar tapi jangan malu-maluin juga kali, La."

Nola nyengir, ia berdiri dan mulai melangkah menuju kantin dengan Fara di sampingnya.

***

Di sepanjang koridor menuju kantin banyak pasang mata yang menatap Nola secara terang-terangan. Pemilihan Raja dan Ratu saat itu, Galang dan Nola pemenangnya. Banyak alasan yang menjadikan mereka raja dan ratu SMA Xalena. Pertama, keduanya terlihat tampan dan cantik. Kedua, mereka terlihat sangat dekat walaupun baru masuk sekolah. Dan ketiga, mereka tak segan-segan melakukan hal yang romantis ditempat umum walau tidak sengaja.

Wow....

Nola ingin mengumpat aja rasanya.

"Kosong tuh." Fara menunjuk meja kosong yang berada di bagian pojok.

Mereka berdua berjalan ke arah meja tersebut. Nola duduk menunggu Fara yang sedang membeli makanan. Menghilangkan bosan, Nola mengambil ponsel dari saku seragamnya. Membuka Line yang langsung memperlihatkan banyaknya pesan yang tidak ia baca. Bukan karena sombong, tapi Nola tidak tahu apa yang harus ia balas. Karena hampir semua isi pesan itu hanya memanggil namanya.

Masa iya dijawab iya satu-satu.

Capek dong.

"Lo pedas, kan?" tanya Fara yang sudah datang dengan dua mangkok bakso membuat Nola mengalihkan tatapannya dari ponsel.

Nola mengangguk, lalu mulai memasukkan makanan bulat itu ke dalam mulutnya. Tidak ada yang berbicara. Nola mengelap keringat yang membasahi dahinya karena kepedasan. Makanan Nola sudah habis begitu pun Fara.

Stories About Our Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang