7| Usil Yang Menyenangkan

257 32 3
                                    

"Cinta akan tumbuh dari kejahilan yang membuat keduanya semakin merasa dekat."

***

Sudah satu minggu semenjak Nola menolong Galang mencarikan tempat tinggal. Kedua remaja tersebut semakin dekat.

"Lang."

Galang menatap Nola yang duduk di ayunan dengan kedua kakinya ikut terayun.

"Apa enak tinggal sendirian kaya gitu?"

Galang menunduk, tak lama ia mendongak lagi sembari tersenyum. "Enak kalau dibawa asik aja."

"Tapi, kan, nggak ada yang ngurusin lo."

"Ada lo, ada Bu Sarah."

"Yang buatin lo makan?"

"Bu Sarah selalu kasih gue makan."

"Yang merhatiin lo, khawatirin lo?"

"Lo mengkhawatirkan gue."

"Yang-"

"La, gue hidup seperti ini udah biasa. Bu Sarah udah mengurusi gue selama seminggu terakhir ini. Dan lo juga penyelamat gue karena sudah memperkenalkan gue dengan Bu Sarah. Dan gue janji, gue bakal menjadi penjaga lo sampai kapan pun."

Nola tersenyum. Ia mengangguk.

***

Galang memasuki kelas, ternyata kelas masih terlihat sepi karena memang Galang datang terlalu pagi. Hanya ada satu dua temannya saja yang sudah duduk dengan wajah yang masih ngantuk.

Ia melangkah ke pojok kelas, menaruh tas abu-abunya di lantai sebagai bantal untuk kepalanya. Ya, Galang ingin tidur.

"Sstt!" Desis Galang yang membuat Desri menoleh.

"Kalau bel, bangunin gue," ucapnya yang dibalas anggukan oleh perempuan itu.

Beberapa menit, tak terasa kelas sudah ramai. Nola yang baru datang langsung duduk di kursinya. Di sampingnya Fara sedang membenamkan wajah di lipatan tangan, sepertinya gadis itu masih mengantuk.

Perempuan itu melirik meja Galang. Kursinya masih kosong, padahal bel sebentar lagi.

"Eh, itu bangunin Galang," ucap Desri kepada teman sebangkunya yang membuat Nola menengok.

"Galang?" Tanyanya.

Desri mengangguk. "Itu Galang tidur. Tadi dia minta bangunin kalau bel."

"Biar gue yang bangunin," ucap Nola dengan seringainya.

Perempuan itu membuka tas, mengambil pulpen. Ia bangkit, melangkahkan kakinya mendekati Galang. Dilihatnya laki-laki itu memang benar sedang tidur dengan nyenyak.

Nola berjongkok di samping Galang dan mulai dengan aksi jahilnya. Setelah selesai dengan aksinya, ia menaruh pulpen disaku seragamnya.

"Galang." Nola menekan hidung Galang yang membuat laki-laki itu tersentak.

Mata Galang mengerjap berkali-kali, memandang Nola.

Stories About Our Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang