8| Truth Aja, Nggak Mau Dare

209 29 0
                                    

Kenapa jantung gue kaya anak alay, sih. Deg-degan mulu! –Galang.

***

Nola berjalan keluar gerbang sekolah,
dengan kedua tangannya yang berada dipenyangga tas. Matanya melirik kesana-kemari berharap ada seseorang yang baik dan mengajaknya untuk pulang bersama. Langit sudah mulai gelap, ia yakin sebentar lagi hujan akan turun.

"Baru pulang, Neng?" Sapa satpam sekolah yang memang sudah kenal dekat dengan Nola.

Perempuan itu tersenyum. "Iya, Pak."

"Yaudah atuh cepetan, keburu hujan turun."

Nola hanya tersenyum, ia keluar dari gerbang dan berjalan untuk sampai ke halte. Ah, jika saja Pak Roji tidak pulang kampung, Nola yakin dirinya sudah berada di perjalanan pulang saat ini. Terkadang Nola berpikir, ia mempunyai seorang supir namun tetap saja pulang sekolah naik kendaraan umum karena Pak Roji sering mengantar Mamanya untuk pergi. Namun, disaat Mamanya sedang pergi tanpa Pak Roji, Pak Roji malah izin pulang kampung karena saudaranya meninggal. Kenapa bukan Pak Rojinya saja yang meninggal.

"Maafin Nola, Pak." Nola menggelengkan kepalanya saat pikirannya sudah terlalu jauh mengenai Pak Roji.

Perempuan itu menjatuhkan bokongnya dikursi halte. Tak terasa ia berjalan ke halte kedua yang lumayan jauh dari halte pertama. Halte ini terlihat sangat sepi. Nola diam sambil memperhatikan rintikan hujan yang lama-kelamaan menjadi deras. Untung saja saat hujan turun, dirinya sudah sampai di halte. Nola mengusap kedua lengannya. Angin yang terbawa oleh rintikan hujan membuat dirinya merasa kedinginan. Ia membuka tas lalu mengambil hoodie berwarna hijau army dan memakainya.

Nola mengambil ponsel dari saku seragamnya. Sepertinya hujan akan lama berhenti.

Nola: Pal bisa jemput gue gak?

Noval: Gue lagi di hukum la.

Nola: Lo di hukum tapi bisa main hape

Noval: Gue di hukum disuruh bersihin kamar mandi. Terus karena gurunya gak ada jadi gue bisa bales chat lo

Nola: Bader lo

Ia menutup chat room-nya dengan Noval. Lalu matanya menatap chat room yang berada dibawah chat room Noval. Ia segera membukanya.

Galang: Lo dimana?

Galang: Udah pulang belum?

Nola: di halte. Tunggu hujan reda.

Lagi, pesan Nola tidak dibalas.

***

Sudah hampir satu setengah jam Nola duduk di halte seorang diri. Tadi, sempat ada perempuan sepantarannya yang juga duduk di halte ini dengan keadaan basah kuyup, namun beberapa menit kemudian seorang laki-laki datang dan menjemput yang Nola rasa itu adalah pacarnya. Ah, jika saja Nola mempunyai pacar, pasti ia tidak akan menunggu hujan reda hingga selama ini.

Perempuan itu menengadahkan kepalanya, menatap langit yang masih dihiasi rintikan hujan. Hari mulai malam, Nola pun celingak-celinguk sendiri takut jika ada seorang preman yang menyerangnya dari belakang atau samping seperti difilm-film yang ia tonton.

Stories About Our Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang