19| Prioritas

168 19 2
                                    

"Jihoon bias gue, sedangkan lo prioritas gue."

***

"Anjir, gue kalahin si buntel ijo aja susah banget!" umpat Noval dengan tatapannya yang terfokus ke layar televisi dengan kedua tangan memegang stick PlayStation.

Malam ini, Nola numpang tidur di kamar Noval karena lampu kamarnya mati. Nola sangat tidak bisa tidur dengan keadaan gelap. Menurutnya, jika tidur dengan keadaan gelap, seperti ada yang memperhatikannya.

Gadis itu berguling mengubah posisinya dengan kedua tangan yang sibuk men-scroll layar ponsel. Terkadang alisnya saling bertautan saat ia tidak mengerti maksud bacaan yang sedang dia baca.

"Lo ngapain, sih, La?" Noval menengok ke belakang. "Dari tadi guling-gulingan mulu. Nggak bisa diam amat."

"Ssttt!" Nola berdesis, "Gue lagi baca wattpad, jangan berisik!"

Noval memutar kedua bola matanya malas. "Mendingan temenin gue main ps."

"Gue nggak bisa, Pal. Sama Kak Azra sana!" Nola melirik Noval. "Udah, ah, jangan ganggu!" Perempuan itu berguling lagi yang membuat posisinya menjadi telentang dengan kedua kakinya yang ia buka lebar-lebar. Membentuk seperti bintang.

Noval berdecih, Kakaknya jika sudah membaca novel tidak bakal bisa diganggu. Ia berdiri ke luar kamar. Tak lama, ia masuk lagi dengan Azra yang membuntutinya di belakang. Azra melirik Nola yang sangat fokus dengan ponsel, dengan usil laki-laki itu melempar guling ke wajah Nola yang membuat ponselnya jatuh tepat di atas wajah perempuan itu.

"Aw!" pekik gadis itu. Ia berdecak, melempar guling yang tadi dilempar Azra dengan asal. "Ribet dasar!!"

Noval tertawa. Walau dingin, Azra sebenarnya sangat jahil.

Nola kembali membuka wattpad. Kedua perusuh itu sudah fokus ke game balapan mobil yang Nola tidak ketahui namanya. Dengan senang hati ia ingin membaca kembali cerita tadi yang menurutnya sangat seru, namun seketika dirinya mendesah kecewa ketika ceritanya belum dipublish lagi.

Galang: Hey

Nola tersenyum, setidaknya ada tempat untuk menghilangkan bosannya.

Nola: Tayo

Galang: Dia bis kecil ramah

Nola: Melaju melambat, Tayo selalu senang

Galang: Udah-udah. Lagi ngapain?

Nola: Ngeliatin Noval main ps

Galang: gak ada kerjaan ya?

Nola: Iya

Galang: Mendingan mikirin gue aja, kalau gak ada kerjaan

"YA AMPUN!!!" Refleks Nola teriak seraya melompat-lompat di atas kasur yang membuat Azra dan Noval melirik gadis itu dengan tatapan membunuh.

Nola nyengir, ia kembali ke posisi semula dengan senyumannya yang sangat lebar. Inilah rasanya jatuh cinta. Bahagianya tidak bisa didefinisikan.

Nola: Mau bngt dipikirin?

Galang: G jga sih

Nola: Dih kok singkat?

Galang: Gpp

Nola tidak bisa menahan senyumnya. Ponsel silvernya ia peluk dengan erat. Matanya terpejam. Hari ini adalah hari terbahagianya.

Hari akan berganti hari. Kenangan yang buruk akan diganti dengan yang lebih baik. Semua sudah direncanakan. Ia yakin, perpisahannya dengan Vanu adalah suatu pertanda bahwa ia akan mendapatkan yang lebih baik, yang lebih menyayanginya, dan yang lebih memperhatikan perasaannya. Karena wanita sebenarnya tidak butuh omong kosong namun tetap meninggalkan. Tetapi, wanita butuh perhatian dan kasih sayang yang sederhana namun tetap menetap.

Stories About Our Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang