28| Kepergiannya

142 15 10
                                    

"Karena teka-teki dari cinta sering kali memberi kejutan dan keajaiban yang sulit kamu bayangkan."

***

Sesuai dengan janji kemarin dengan Rey. Malam ini Galang sibuk memutar badan berulang kali demi melihat penampilannya di depan cermin. Ia sesekali melakukan percobaan berbicara kepada kedua orang tua Nola dengan sopan walau berakhir dengan tepukan jidat dan mulut yang menggerutu.

"Perkenalkan, nama saya Galang Verizane. Saya teman sekelas Nola sekaligus pacar terindahnya," ucapnya di depan cermin dengan ekspresi wajah sesuai dengan nada bicara yang formal.

"Terlalu formal!" Ia mendengus seraya berkacak pinggang. "Oke, ulang."

Galang menarik napas seraya memejamkan mata, lalu dibuangnya secara perlahan, "Halo, Om, yang baik hati. Saya Galang teman sekelasnya Nola plus pacarnya. Semoga direstui, ya!!"

Galang diam menatap pantulan dirinya di cermin dengan wajah datar. "Nggak mungkin gue ngomong gitu, yang ada ditendang sama bokapnya Nola."

"Terus gimana?!!!!" Ia mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Gimana apanya?"

"Astaghfirullah." Galang terkejut.

Rani yang baru saja membuka pintu kamar Galang terkekeh. Ia melangkah masuk, duduk di tepi kasur seraya memperhatikan Galang yang sedang merapikan rambutnya.

"Mau ke mana lo rapi banget?" tanya Rani.

"Ngapel dong," ucap Galang tanpa menatap Rani.

"Sama Kak Nola?"

"Iyalah, sama siapa lagi emang. Kan, pacar gue cuma dia doang."

Rani menaikkan satu alisnya. "Benar pacarnya dia doang?"

Galang membalikkan tubuhnya seraya berkacak pinggang. "Lo ngeraguin kesetiaan gue?"

"Iya, secara mantan lo aja numpuk dimana-mana," balas Rani dengan cepat.

"Itu cuma mantan, bukan pacar."

"Tapi gue tetap nggak per—"

"Ssstttt! Berisik. Diam, doi nelpon." Galang mengambil ponselnya yang bergetar, menggeser tombol hijau.

"Lo dimana?"

"Di rumah, bentar lagi otw."

"Oke cepat ya, Papa gue udah nungguin."

"Siap sayang."

"Huueekkk!! Aduh gue eneg banget pengen muntah." Rani memegang perutnya pura-pura sakit.

Galang memasukkan ponselnya ke dalam saku, tak lupa ia mengambil kunci motor yang berada di atas meja belajarnya. Ia menyempatkan diri untuk memakai parfum dahulu.

Galang meraih gagang pintu, tapi tertahan dan menatap Rani. "Ke dokter sana, coba cek siapa tahu aja lo bunting." Setelah itu Galang ke luar kamar.

Rani melotot menatap Galang yang sudah pergi. "DASAR SETAN!!"

***

19:05

Galang memberhentikan motornya tepat di depan gerbang rumah Nola. Ia menekan klakson dua kali lalu setelah gerbang dibuka, ia melajukan motornya masuk ke pekarangan rumah Nola. Galang memberhentikan motornya, membuka helm full face-nya, ia pun mengacak-acak rambutnya sembari bercermin lewat kaca spion.

"Oke, gue udah ganteng," ucapnya lalu melangkah mendekat ke pintu utama.

Ia mengetuk pintu dengan perlahan, hanya sekali ketukan pintu itu sudah terbuka dan muncul gadis cantik dengan pakaian simple outfit-nya.

Stories About Our Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang