14| Pendek Lebih Menarik

196 24 2
                                    

"Cewe pendek itu enak buat dipeluk, biar sekalian dicium keningnya."

***

Galang duduk di pinggir lapangan dengan tangannya bertopang dagu. Tatapannya tertuju ke arah perempuan dengan rambut dicepol asal yang sedang gelisah. Rasanya ingin sekali dia tertawa. Pengambilan nilai basket sebentar lagi akan ke absen huruf R. Pak Oki mengambil nilai anak perempuan dahulu, baru setelah perempuan selesai laki-lakinya yang mengambil nilai. Galang tahu jika Nola tidak ahli dalam bidang olahraga.

"Refanola Aretha," panggil Pak Oki.

Nola mendengus, dia berdiri dan mengambil bola basket yang terlantar di tengah lapangan.

"Kamu cantik, jangan malu-maluin karena nggak bisa main basket."

"Pak, ini ring-nya terlalu tinggi. Pendekin dikit makanya."

"Bukan ring-nya yang ketinggian, kamu yang kependekan."

Nola berdecak. Dia pun berlari seraya men-dribble bola. Setelah hampir dekat dengan ring, dia melompat. Namun sayang tali sepatunya terlepas yang membuat dirinya terjatuh karena menginjak tali sepatunya sendiri.

"Aduh!!" Teriaknya.

Pak Oki menepuk jidat. "Ini, mah, beneran malu-maluin."

"Ah, bapak, sih! Saya bilang juga saya nggak bisa. Pakai ngeyel!" Nola mengusap-ngusap betis kakinya yang memar seketika.

"Kok, saya? Seharusnya kamu belajar main basket."

"Ih, ribet! Dari pada main basket mendingan main bola bekel." Nola berdiri. "Aduh!" Dia terduduk lagi karena kakinya terasa sakit.

Galang yang melihat itu hanya diam, hingga Kai menyenggol lengannya.

"Kenapa?"

"Lo nggak mau bantuin dia?" Kai menunjuk Nola yang masih berdebat dengan Pak Oki.

"Menurut lo, gue bantuin nggak?"

"Bantuin lah, goblok! Pendek banget otak lo!"

Galang mengangguk dia berdiri, jongkok di hadapan Nola.

Perempuan itu mengernyit bingung. "Ngapain, Lang?"

"Naik."

"Nggak usah." Nola mendorong tubuh Galang.

"Udah cepetan!"

"Yaudah kalau maksa." Nola mengalungkan kedua tangannya di leher Galang. Laki-laki itu berdiri.

"Kamu sok-sok romantis di sekolah!" Cibir Pak Oki.

Nola menatap Pak Oki tajam. "Bodo amat. Pak, kita marahan. Bapak kalau mau saya nggak marah beliin saya mcflurry."

"Kamu basket aja nggak bisa, pakai minta dibeliin mcflurry."

Galang berdecak mendengar perdebatan Pak Oki dan Nola, dia berjalan tanpa menghiraukan siulan teman-temannya.

"GALANG JANGAN DIAPA-APAIN NOLANYA!" Teriak Pak Oki yang membuat teman-temannya tertawa.

Galang tetap berjalan, dia sedikit resah saat napas Nola sangat terasa di lehernya. Galang membuka pintu UKS, dia mendudukkan Nola di sofa panjang. Galang berdiri, dia mengambil obat memar dan kapas. Lalu berjongkok di hadapan Nola.

"Makanya, La, badan tinggiin dikit," ucap Galang seraya membersihkan luka di kaki Nola.

Nola mendengus. "Dibilang itu ring-nya yang ketinggian."

Stories About Our Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang