33| Rasa Ingin Kembali

142 15 4
                                    

"Kenyataan yang sangat pahit adalah, ketika kamu dan aku benar-benar seperti orang yang tidak mengenal satu sama lain."

***

Gadis itu termenung dengan air mata yang mengalir dengan deras. Malam ini adalah pertemuan dengan keluarganya Vanu. Nola memandang langit dari jendela kamar yang tidak ditutupi tirai. Langit pun malam ini sangat sepi dan gelap seperti tidak ingin memberikan sedikit saja cahayanya untuk membuat hati Nola tenang.

Nola tidak mengerti dengan Papanya. Laki-laki paruh baya itu sangat memaksa agar Nola balik lagi dengan Vanu. Nola mengacak-acak rambut yang digerai dengan frustasi. Pikirannya kembali ke beberapa jam yang lalu saat rumahnya didatangi oleh keluarga Vanu.

"Saya ingin pertunangan ini kita lakukan tiga minggu lagi. Tepat dimana hari ulang tahun Vanu juga," ucap ibu Vanu yang membuat tubuh Nola menegang.

"Tapi–"

"Kamu tidak akan mengecewakan saya, kan? Papa kamu sudah bilang kalau kamu akan setuju," lanjut ibu Vanu tidak menerima penolakan.

Nola melirik Rey, laki-laki itu hanya mengangguk. Nola menghela napas. Ia pun memilih untuk pergi dari ruangan itu walaupun sudah diteriaki berkali-kali oleh Vanu.

Tiga minggu adalah waktu yang sangat cepat. Nola memeluk guling dan menumpahkan seluruh air matanya. Ia masih menyayangi Galang. Sangat menyayanginya.

Nola meraba tempat tidur, ia mengambil ponsel, menelepon seseorang.

"Far, gue ke rumah lo."

Tut.

***

Fara sedikit terkejut saat melihat Nola berdiri di depan rumahnya dengan wajah lesu, mata bengkak, dan penampilan yang sangat buruk.

"Ya ampun, La!! Lo kenapa?!!" Fara yang terkejut dengan keadaan Nola, merangkul bahu Nola membawanya masuk.

Nola menghapus air mata saat ia melihat ada sepupu Fara yang masih berumur tiga tahun. Fara yang mengerti, menyuruh sepupunya untuk bermain boneka di dalam kamar saja. Setelah sepupu Fara pergi meninggalkan ruang tamu, Fara duduk di samping Nola dan bertanya ada apa. Nola tidak bisa menjawab, perempuan itu hanya diam dengan dada naik turun akibat tangisan.

"Duh, La. Lo kenapa, sih? Jangan buat gue bingung gini dong!!"

"Gue...."

"Lo kenapa?"

"Tiga minggu lagi...." ucap Nola masih sesenggukan.

"Kenapa tiga minggu lagi?"

"Tu–"

"Tu?" Fara mengernyit. "Turun sekilo?"

Nola menggeleng. Jika tidak dengan keadaan seperti ini, Nola ingin sekali memukul kepala Fara.

"Terus apa? Aduh gue pusing!!"

"Tunangan."

"HAH?!!!"

Isakan tangis mulai terdengar dari Nola. Perempuan itu menduduk, menumpahkan semua air matanya yang sudah ia bendung sejak tadi. Fara yang mendengar berita tersebut pun sangat terkejut. Bahkan saking terkejutnya, ia membulatkan mulut dan matanya.

"Gu– gue nggak tahu harus gimana, Far," ucap Nola disela-sela isak tangisnya.

Fara menggeleng, menyadarkan diri dari keterkejutannya. Melihat Nola yang menangis seperti ini, membuat Fara ingin menghampiri Vanu dan menghadiahkan tinjuan telak tepat di tulang rahang laki-laki itu.

Stories About Our Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang