39| Mission Clear

157 18 21
                                    

Mulmed: Blackpink - Ddu-du Ddu-du
Jangan lupa vote dan komentar.

***

"Terima kasih sudah hadir dan memberi warna dihidupku yang terasa abu-abu ini. Kepergianmu aku relakan, karena aku yakin cinta sejati pasti tahu jalan pulangnya."

***

Dibalut dengan gaun hitam pendek yang sangat elegan. Riasan seadanya yang membuat siapa pun terpesona. Rambut panjang yang sengaja di-curly dengan poni rambut yang dijepit ke belakang. Perempuan itu mengembuskan napas berat. Perkiraan yang selama ia kira ternyata salah. Lihat saja, riasan cantik itu menghilang terkena tetes demi tetes air mata yang keluar.

Ini hanya tunangan, belum pernikahan. Jadi bisa saja tunangan ini dibatalkan. Pikirnya sudah berkali-kali namun tetap saja air mata itu keluar.

Nola, perempuan itu menatap dirinya di cermin. Memoleskan lagi sedikit powder yang hilang terkena air mata. Malam ini saatnya, saat dimana hubungan ia dan Vanu akan terikat. Dimana saat ia harus mulai belajar mencintai Vanu kembali. Dimana saatnya ia mulai melupakan Galang.

Ah, lelaki itu. Sangat kecewa jika mendengar nama lelaki itu. Menyerah sebelum berjuang itulah yang bisa disimpulkan dari sosok Galang. Dia laki-laki, tidak bisakah mencoba untuk merebut dirinya? Bukannya murahan atau terlalu berharap Galang akan membatalkan pertunangan itu. Tetapi Galang hanya mengatakan kalau ia masih mencintai Nola tanpa berjuang. Pahlawan Indonesia saja rela mempertaruhkan nyawanya demi mempertahankan sang saka bendera merah putih.

Ketukan pintu membuat Nola menoleh. Rika masuk dengan kebaya putih susunya. Perempuan paruh baya itu mengelus rambut anaknya dengan lembut, "Maafin Mama, ya. Ini semua kemauan Papa kamu."

Nola mengangguk, mencoba mengerti.

"Keluarganya Vanu sudah datang, teman-teman dekat kamu pun sudah datang. Ayo kita turun."

Nola bangkit, meraih ponselnya yang ia letakkan di atas tempat tidur. Berharap kalau Galang mengabarinya untuk membatalkan pertunangan ini. Namun nyatanya, untuk mempedulikan pertunangannya saja tidak. Ya, memang, ia dan Galang adalah dua orang yang berstatus teman. Tidak lebih. Bahkan untuk menganggapnya teman pun saja sulit.

Rika menyentuh bahu Nola. Perempuan itu tersadar, menaruh ponselnya ke tempat tidur dan berjalan menuruni tangga.

Tak disangka olehnya, kalau rumahnya malam ini sangat ramai. Walaupun hanya berisi keluarganya, keluarga Vanu, dan teman-teman dekatnya. Nola menunduk, berjalan ke arah podium yang tidak terlalu tinggi. Berdiri di samping lelaki berjas hitam dan berhadapan dengan Papanya.

Nola memperhatikan sekeliling rumahnya, saat saudara sepupunya yang bernama Bella menjadi MC melakukan pembukaan. Ia melihat Fara, perempuan itu berkumpul dengan Kai, Juna, Bino, Ciko, dan Citra. Fara tersenyum, memberitahu agar Nola kuat untuk melakukan ini. Nola membalasnya dengan senyuman pula walau terlihat dipaksakan.

Rey membuka kotak cincin, memberikan cincin itu ke Vanu untuk dipakaikan di jari manis Nola. Dengan ragu, Nola mengulurkan tangannya. Ia memejamkan mata saat cincin itu hampir masuk ke dalam jari manisnya. Pikiran langsung tertuju saat dimana ia dan Galang menghadiri acara pertunangan Ciko, ucapan Galang yang katanya akan memasangkan cincin di jari manisnya suatu saat nanti. Dalam hati, ia berharap Galang datang dan memberhentikan semua ini. Walau itu sangat mustahil.

"BERHENTI!!"

Nola membuka matanya, cincin yang hampir memasuki jari manis Nola sudah jatuh menggelinding entah ke mana. Semua tamu yang ada di sana terkejut melihat laki-laki itu dengan penampilan yang sangat kacau.

Stories About Our Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang