29| Pamit

137 16 8
                                    

"Aku pamit. Jaga diri baik-baik."–Galang.

***

Setelah dua hari izin tidak masuk sekolah, hari ini Galang sudah duduk di kursi pagi-pagi buta. Ia memandang papan tulis dengan pandangan kosong. Perihal Reisa, perlahan-lahan ia sudah merelakannya. Perihal keluarganya, mungkin masih proses karena Rani masih terlalu ragu untuk memulainya dari awal. Maka dari itu Galang selalu membujuk adiknya. Semuanya sudah hampir selesai. Tetapi, perihal Nola?

Ya, sebenarnya ia sedang memikirkan ini. Hubungannya belum berakhir, dan tidak mungkin juga Galang berhubungan dengan calon tunangan orang.

"Lang."

"Galang!!"

"Galang woi!!" Galang tersentak, ia menatap Kai yang tadi mengganggunya melamun.

"Pagi-pagi udah bengong kesambet baru tahu rasa lo!" ucap Kai lalu melempar tas ke kursi sebelah Galang.

"Apaan?"

"Sekarang free clas."

"Ada apaan emangnya?"

"Guru-guru pada rapat soal ujian buat kelas dua belas."

Galang mengangguk. "Lo mau ke mana?"

"Gue mau nyari cewek."

Galang mendengus, menatap punggung Kai yang lama-lama menjauh, hilang dibelokkan pintu. Hingga tatapannya jatuh ke perempuan yang baru memasuki kelas, gadis itu tampak sangat kacau dengan bawah mata yang menghitam dan sedikit sembab.

Nola melirik Galang, hanya sepersekian detik tatapan itu hingga Galang memutuskannya duluan dan beralih menatap ponsel.

***

"Far, jangan ih!" Nola menatap tajam Fara yang berhasil merebut ponselnya, mengutak-atik entah apa yang dilakukan namun keadaan ponselnya itu miring.

Fara menatap Nola, ia menaikkan satu alisnya. "Apa, sih, La. Gue nggak apa-apain kali. Cuma main game doang."

"Bohong. Lo, kan, tukang bohong."

"Eh, anjir, seorang Fara nggak pernah bohong kecuali kalau kepepet."

Nola mendengus. "Awas aja kalau lo buka yang lain!"

"Iya, sayang."

"Najis."

Fara terkekeh mendengar umpatan Nola. Sedangkan Nola, gadis itu kembali meneguk jus mangganya. Sekarang mereka berdua sedang berada di kantin. Kantin terlihat sangat sepi, mungkin masih jam pelajaran. Walaupun free class, masih ada beberapa guru yang tidak ikut rapat lebih memilih untuk mengajar. Namun, untung saja kelas Nola guru yang mengisi kelasnya mengikuti rapat semua.

Nola mengaduk-aduk jus mangganya dengan sedotan. Sejak di kelas tadi, Galang bersikap sangat cuek dan tidak peduli. Laki-laki itu yang biasanya menghampiri mejanya dan mengusir Fara untuk duduk bersama Kai dan dia akan duduk di sampingnya, namun hari ini tidak. Bagaikan mempunyai kehidupan masing-masing. Semuanya berubah.

"Far," panggil Nola.

"Hm."

"Gue ke toilet, ya."

Fara mengangguk.

"Jagain hape gue. Jangan buka apa-apa."

Fara berdecak. "Bawel banget lo! Udah sana pergi!"

Nola bangkit melangkah ke luar kantin. Sebenarnya ia tidak ingin ke toilet, ia ingin mencari Galang. Bagaimanapun juga hubungannya belum selesai. Nola mengernyit saat melihat Galang sedang duduk di pinggir lapangan bersama Juna, Kai, dan Bino. Nola segera menghampiri, melewati tengah-tengah lapangan yang diisi oleh anak laki-laki kelas 11 yang sedang bermain bola.

Stories About Our Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang