31| Kali Kedua

137 17 5
                                    

"Sebab, untukku kau adalah luka sekaligus penyembuh yang paling aku suka."

***

Rika membuka pintu saat mendengar suara ketukan berkali-kali. Ia tersenyum melihat laki-laki di hadapannya itu. Laki-laki yang malam ini memakai kaus merah dibalut dengan denim dan jeans biru pudar.

"Ada Refanya, Tante?" tanya laki-laki itu.

Rika mengangguk. "Di dalam. Dari tadi siang dia nggak ke luar kamar, kayanya tidur."

"Saya masuk boleh?"

Lagi, Rika mengangguk. "Silakan."

Vanu melangkah memasuki rumah Nola. Baru ingin duduk di sofa, suara Rika menginterupsinya, menyuruh Vanu untuk menghampiri Nola membuat dirinya tidak jadi duduk dan melangkah ke kamar Nola.

Ia mengetuk pintu berwarna putih yang tertutup rapat. "Fa?"

Nola yang baru saja selesai memakai baju habis mandi, dan sekarang sedang duduk di meja rias menatap ke arah pintu tanpa ingin membukanya. "Apa?"

"Boleh masuk?"

"Hm."

Pintu terbuka, Vanu tersenyum, langsung duduk di tepi ranjang Nola.

"Udah enakan?" tanya Vanu karena ia tahu, Nola habis menangis. Terlihat sekali dari matanya yang sembab.

Nola tidak langsung menjawab, ia melihat Vanu dari kaca riasnya.

"Sedikit," sahut Nola lalu memakai bedak tipis-tipis.

"Kamu mau ke mana?" tanya Vanu lagi saat melihat Nola memakai jeans putih dan kaus lengan panjang belang-belang. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai namun diberi jedai ditengahnya.

Gadis itu mengambil sling bag berwarna putih lalu memasukkan ponselnya. Ia menatap Vanu yang sedang menatapnya heran. Tanpa menjawab pertanyaan Vanu, Nola pergi melangkah ke luar kamar.

"Ma!! Nola pergi ya!!" teriak Nola di samping daun pintu.

Rika yang sedang berada di dapur menyiapkan makan malam pun menghampiri Nola.

"Mau ke mana malam-malam?"

Nola mendekatkan wajahnya ke telinga Rika. "Mau cari angin."

Rika segera menjauhkan diri, ia membulatkan matanya. "Nanti Papa kamu pulang, terus nanyain kamu gimana?"

"Nggak lama, kok."

"Vanu mana?"

"Di kamar."

"Kenapa nggak diajak?"

Nola menghela napas. "Aku lagi mau sendiri dulu."

Rika menatap sendu putrinya, ia pun mengangguk. "Jangan malam-malam pulangnya."

Nola tersenyum, ia segera membuka pintu dan melangkah pergi tepat saat itu Vanu menuruni tangga.

"Vanu kamu coba temenin Nola. Tante nggak tahu dia mau ke mana, takut kenapa-napa," ucap Rika.

Vanu pun mengangguk, menyalami tangan Rika lalu pergi menyusul Nola.

***

Di sinilah Nola sekarang. Duduk seorang diri di pinggir danau yang gelap ini. Ia menghilangkan rasa takutnya dan pikiran negatif yang menggerayangi kepalanya.

Tangan sebelah kanan perempuan itu sibuk memainkan rumput. Tatapannya fokus ke genangan air danau yang terlihat sangat tenang. Tanpa disadari setetes air mata Nola jatuh membasahi pipi. Perihal ia dan Galang, Nola masih sangat tidak menerimanya. Entahlah hatinya terlalu berat merelakan laki-laki itu pergi begitu saja dari hidupnya. Perbedaannya sangat terasa. Jika dulu ia sering bertukar pesan dengan Galang hingga larut malam, tapi hari ini tidak.

Stories About Our Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang