Pagi kembali menyapa dunia, sedari jam 5 subuh nana sudah di sibukkan di dapur bersama alat dapurnya padahal mertuanya sudah mengatakan untuk tidak turut serta membantu membuat sarapan pagi namun nana menolak ucapan mertuanya tersebut pasalnya iya merasa tidak enak jika harus berdiam diri saja di rumah mertuanya.
Sarapan sudah siap di meja, sisa memanggil masing-masing penghuni rumah untuk turut sarapan, seperti biasa nana akan membangunkan suaminya untuk sarapan.
Sebelum nana sampai di depan pintu kamar mereka ternyata suaminya itu sudah lebih dulu keluar dari kamar dengan keadaan yang segar menandakan suaminya itu telah selesai mandi.
"Ehh baru mau di bangunin udah keluar aja". Ucap nana nyengir lebar.
Bagas hanya tersenyum sambil memberikan morning kiss pada istrinya beruntunh tidak ada orang yang melihatnya.
"Iihh hubby apa-apaan sih, nanti kalau ada yang lihat bagaemana." Ucap nana sambil menghadiahkan cubitan mesra di pinggang suaminya itu.
"Gak ada yang liat ko sayang makanya aku berani kasih morning kiss." Jawab bagas santai dan menuntun istrinya untuk kemeja makan karena iya sudah nerasakan perutnya keroncongan.Mereka semua sudah berkumpul di meja makan dan memulai makab dengan tenang.
***************************
Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Dan nana kini sedang berada di kamar karena iya sudah meraskan yang namanya mulas pada perutnya padahal seingat dia dokter berkata bahwa HPL nya besok bukan sekarang namun iya sudah merasakan yang namanya mulas tetapi masih mulas yang ringan belum sampai pada tahap di mana iya sudah tidak kuat untuk berjalan kesana kemari."Ayo sayang cari jalan keluarnya ya, ayok kamu bantu ibu kita berdua harus semangat, adek mau lihat ayah dan ibu kan, mau lihat dunia kan sayang, ayok kamu harus semangat ya nak." Batin nana sambil mengelus-elus lembut pada perutnya.
Dan iya berjalan kesana kemari, lalu jongkok lagi agar mempermudahkan untuk bayinya menemukan jalan lahirnya, sambil iya menarik nafas yang dalam.Saat iya sedang asik mondar mandir lalu jongkok lalu tarik nafas yang dalam, pintu kamar terbuka dan muncullah kepala suaminya itu.
"Kamu kenapa yang kok mondar mandir jongkok gitu, ada yang sakit.?" Berondong bagas khawatir.
"Hubby pelanin suaranya dong, jangan panik ya dan jangan ribut nanti semua orang heboh lagi, lagian aku belum ngerasain sakit yang luar biasa dan flek pun belum keluar, makanya aku mondar mandir biar si adek cepet keluar." Jelas nana panjang lebar sambil melanjutkan aksi mondar mandirnya.
"Kamu kok gak ngomong sih yang, ini udah dari tadi, kita ke rumah sakit ya.?" Bujuk bagas karena iya merasa khawatir sekaligus kasian secara bersamaan melihat istri mungilnya itu.
"Nanti aja ya, kalau aku udah ngerasain sakit lagi, sekarang baru mules-mules sih." Jawab nana."Adek ayok nak semangat cari jalan lahirnya, bantu ibu nak kasian ibu kesakitan, ayah udah gak sabar banget pengen ketemu kamu sayang, ayah menunggu mu nak". Batin bagas sembari mengelus dan memberikan kecupan sayang di perut istrinya itu.
"Ayok sayang aku bantu, kita harus semangat ya bentar lagi dedek keluar dan kita bisa melihat dedek." Ucap bagas mengecup kening nana.
Karena nana kembali merasakan gerah dan berkeringat iya meminta bagas untuk membantunya mandi dan membantunya untuk mencukur rambut kelaminnya, ini bukan perihal mesum nana hanya takut jika iya merasakan kontraksi di kamar mandi lalu akan membahayakan iya dan bayinya, kan gak lucu nanti kalau nanti iya melahirkan dokter malah menarik rambut itunya bukan kepala anaknya. Dan beruntungnya iya memiliki suami yang tau untuk menempatkan diri di mana untuk mengambil kesempatan dan di mana untuk serius.
****************************
Nana dan bagas sudah menyelesaikan kegiatan makan malamnya dan nana juga belum merasakan kontraksi yang luar biasa serta keluarga belum mengetahui jika nana sudah mengalami kontraksi ringan.Tepat pukul 8 malam nana merasakan ingin pipis iya meminta bagas untuk mengantarnya.
"Hubby aku pengen pipis, tolong di bantu ya." Ucap nana
"Ya udah sayang ayok pelan-pelan ya jalannya". Bagas dengan sigap membantu istrinya itu."Hubby ini flek kan ya.?" Nana bertanya sambil menunjuk celana dalamnya setelah menyelesaikan perihal pipisnya.
"Oke sayang kamu tarik nafas jangan panik ya, kita sekarang kerumah sakit dulu, kamu ganti baju dulu serta dalaman deh." Jawab bagas sambil menuntun istrinya itu dan membantunya mengganti pakaian.
"Kamu juga jangan panikya, sumpah deh aku nggak ngerasain sakit selain mules, mungkin dedekny pengertian ya sama ayah dan ibunya." Jawab nana agar suaminya itu tidak panik karena kentara dari raut wajahnya.
Bagas sudah mengantar nana kedalam mobil dan bagas kembali kedalam rumah untuk memberitahu ibunya bahwa nana akan segera melahirkan.
"Ibu, nana mau lahiran." Ucap bagas setelah ibunya membuka pintu kamar.
"Apa kamu bilang, trus sekarang nana di mana apa dia merasakan sakit apa air ketubannya sudah pecah." Ucap Ibunya panik.
"Ibu jangan panikya nanti nana ikutan panik, sekarang nana udah di mobil dan barang-barang juga udah di mo..." belum bagas menyelesaikan perkataannya ibunya sudah melesat keluar rumah dan sudah mengambil stand nyaman di samping iatrinya."Nana beneran gak merasakan sakit nak, ayo jangan malu nak kamu cakar ibu aja nggak papa kok ayok sayang jangan di tahan itu air ketubannya udah pecah loh." Ucap ibumer lirih dan meneteskan air mata melihat menantunya yang anteng-anteng saja padahal sudah mau melahirkan.
"Nana beneran bu nana nggak merasakan sakit yang sampai bikin nana harus mencakar seseorang atau menampar seseorang nana hanya merasakan mulesnya semakin terasa dan semakin sering, nana minta maaf sama ibu untuk semua kesalahan nana selama menjadi menantu ibu untuk kak bagas juga selama nana menjadi istri mohon maafkan nana dan doakan nana agar melahirkan secara normal." Ucap nana mencium tangan ibu mertuanya dan mecium tangan bagas dari arah belakang kemudi karena bagas sedang menyetir namun kecepatan mobil masih di batas wajar.
"Ibu udah maafin kamu sayang kamu gak punya salah sama sekali, ibu selalu berdoa agar kamu melahirkan cucu ibu dengan selamat, apa nana sudah telfon mama nak.?" Jawab ibumer sekaligus bertanya.
"Iya sudah tadi bu nana minta doa dan maaf sama mama saat kak bagas manggil ibu kedalam." Jawab nana.
Kini mereka sudah sampai di depan rumah sakit dan nana langsung di bawa kerungan bersalin, dokter sudah mengatakan bahwa pembukaan nana sudah lengkap. Bagas sudah berdiri di samping istrinya dan menggenggam erat tangan istrinya itu semabari membisikkan kata-kata romantis.
"Ayok ibu tarik nafas yang dalam lalu dorong sekuat ibu dan jangan pejamkan mata ya bu. Ayok 1 2 3 dorong bu. Ya bagus bu tarik nafas dulu yang dalam bu, ayok kita semangat lagi kepala dedek udah muncul buk. Bapak mau lihat.?" Tanya dokter pada bagas dan bagas langsung menggeleng tegas.
Bagaemana iya tega untuk melihat kepala anaknya sedangkan melihat istrinya yang lagi berjuang dan tidak ada adegan mencakar serta menampar seperti yang iya dengar saja iya sudah ngeri.
Hanya melakukan tiga kali ngeden nana sudah berhasil melahirkan bayi mungil nan cantik perpaduan bagas dan nana.
Oekk oeekk ooeekk, tangisan bayi mungil itu membuat bagas nana serta mertuanya yang menunggu di luar mengucapkan rasa syukur yang luar biasa.
"Pinter ibunya gak sampai teriak-teriak dan mencakar suami ya bu." Ucap dokter bercanda sambil melakukan sesuatu pada bayi baru lahir.
"Nana tersenyum dan berkata buatnya kan gak sampai teriak-teriak membangunkan semua orang dok, jadi rasanya gak adil gitu saat ngelahirinnya sampai mengundang 1 rumah sakit." Jawab nana dan yang ada diruangan tersebut langsung tertawa lucu mendengar jawaban ibu muda tersebut.
Kini nana sudah di pindahkan kerungan perawatan dan nana langsung di suru istirahat oleh bagas dan ibumer pasca melahirkan yang menghabiskan tenaga yang luar biasa, jam juga sudah menunjukkan pukul 9.10 malam. Bayi mereka masih di ruangan khusus bayi bukan inkubator ya, dan besok pagi baru di antar keruangan mereka.
*****Bersambung*****
Penulis amatir.
Typo bertebaran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Hidupku
Roman d'amourDua insan manusia yang sama-sama belum pernah mengenal cinta namun berusaha mengarungi bahtera rumah tangga. bagaemana kah kehidupan dua insan manusia ini, berhasilkah atau sebalikanya??