Paksaan orang tua untuk menemukan kekasih sekaligus calon istri yg membuat Mingyu membayar karyawan baru-nya utk menjadi istri pura-puranya.
Apakah kepura-puraan itu akan menumbuhkan benih-benih Cinta yg sesungguhnya?
Highest ranking
#1 FFseventeen...
Acara malam ini sungguh meriah. Karena ternyata ini ulangtahun pernikahan kakek dan nenekku yang ke lima puluh tahun. Seluruh keluargaku pun datang hari ini.
"Mingyu, sudah besar sekali kamu sekarang" sapa nenekku.
"Eoh, apa ini calon istrimu? Tiffany?" kata kakekku.
"Ah, bukan. Ini Hyomin. Sudahlah Harabeoji tidak usah bahas Tiffany lagi. Aku sudah melupakannya" kataku sebal.
"Heish, tidak boleh seperti seperti itu. Kau harus berteman padanya, nanti juga dia datang bersama keluarganya" kata nenekku.
Keluarga Tiffany memang sudah dekat dengan keluargaku sebelum aku berpacaran dulu. Jadi aku yakin pasti mereka akan datang kesini.
"Eoh, Hyomin kau cantik sekali" kata nenekku.
"Terimakasih halmeoni" katanya tersenyum.
Dia memang terlihat cantik hari ini. Dress sederhana yang ia pakai sangat cocok dengan wajahnya yang lembut.
"Lebih cantik dari Tiffany bukan? Aku selalu pintar mencari pacar nek" kataku bangga.
"Eoh, itu tiffany dan keluarganya" kata nenekku.
Aku reflek menoleh ke belakang. Ternyata benar, itu dia. Dia tidak berubah, masih tetap cantik. Tapi sayang, hatinya tidak baik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Annyeonghaseyo halmeoni, harabeoji" sapanya memberi salam.
"Annyeonghaseyo"
"Eoh, Mingyu sudah lama ga ketemu" katanya saat melihatku.
"Eoh" jawabku singkat.
"Ini.....siapa?" tanyanya
"Oh, ini calon istriku. Hyomin sayang, ini Tiffany, teman kecilku" kataku memperkenalkan mereka.
"Annyeonghaseyo" sapa Hyomin.
"Eoh, annyeonghaseyo"
"Kau sudah menikah Tiffany?" tanya kakekku
Dia tersipu malu. "Belum kakek"
"Belum? Bukankah kau meninggalkanku karena akan menikah dengan laki-laki kaya Raya itu?" kataku ketus.
Hyomin memukul lenganku pelan. "Kau ini, kenapa bilang begitu" kata Hyomin berbisik.
Dia tersenyum manis. "Dia berselingkuh, dia meninggalkanku begitu saja. Jadi pernikahanku saat itu gagal"
"Sudah ayo jalan-jalan Hyomin, aku muak disini" kataku menarik Hyomin pergi.
Kami memutuskan untuk pergi ke Taman dekat tempat acara. Aku benar-benar muak melihat muka Tiffany.
"Kau tidak apa-apa?" tanyanya yang kujawab dengan anggukan.
Kami terdiam. Aku juga bingung untuk memulai pembicaraan dari mana.