15

9K 719 41
                                    

Hari ini tepat tiga Bulan aku dan Mingyu bercerai. Itu artinya usia kandunganku juga sudah tiga Bulan. Perutku belum terlalu besar, jadi dia belum menyadarinya.

"Kamu sudah makan?" tanya Seungcheol oppa.

Aku menggeleng. "Aku tidak lapar oppa"

"Kau ingin sesuatu?" tanyanya yang kujawab dengan gelengan.

Seungcheol oppa lah yang selama ini menuruti semua kemauanku saat aku mengidam sesuatu. Istrinya juga kadang membantu.

"Jika ingin sesuatu, bilang padaku"  sambungnya.

"Gomawoyo oppa" kataku tersenyum.

Tak berselang lama, Mingyu keluar dari ruangannya.

"Aku akan keluar sebentar" katanya tanpa menoleh ke arahku

Semenjak kami bercerai, sifatnya selalu seperti itu. Acuh padaku.

"Baik" kataku berdiri.

"Dasar bodoh" kata Seungcheol oppa tiba-tiba.

Dia berbalik. "Maksudmu apa Hyung?"

"Oppa"

"Ada apa?" tanya Mingyu.

"Dia----"

"Hyung, bisa bicara sebentar?" kata Vernon.

Dia penyelamatku. Aku yakin dia mengalihkan pembicaraan saat ini.

"Baiklah" katanya seraya berlalu ke ruangannya.

"Saya pergi dulu" sambung Mingyu.

"Baik pak"

Saat dia pergi aku segera memasuki ruangan Seungcheol oppa.

"Oppa, jebal" kataku saat duduk di sampingnya.

"Aku sudah tidak tahan melihat tingkahnya, dia tidak tau di perutmu ini ada anaknya. Jadi dia seenaknya"

"Sudahlah oppa, biarkan. Aku tidak apa-apa"

"Mingyu Hyung benar-benar bodoh. Apa dia tidak menyadari perut Hyomin nuna agak membesar?" kata Vernon.

"Maksudmu aku gemuk?" tanyaku kesal.

"Aahh, aniyo noona. Bukan itu maksudku"

"Ah molla"

"Aiissh, noona. Aku tidak bermaksud mengatakan kau gemuk. Sungguh"

Seungcheol terkekeh. "Orang hamil memang sensitif ya"

"Maksudmu, aku tukang marah?"

"Bukan seperti itu maksudku. Kebanyakan wanita yang sedang hamil itu sensitif, mudah marah, bawaan baby-nya. Istrikupun seperti itu"

"Ah molla, kalian sama saja. Lebih baik aku ke ruangan Seokmin, dia lebih bisa menghiburku" kataku seraya berlalu.

Mereka itu benar-benar membuatku kesal. Suasana hatiku sedang tidak baik, mereka malah menambahnya jadi semakin buruk.

Tok Tok

"Masuk"

"Seokmin-ssi, Boleh aku masuk?"

"YA! Aku sudah bilang jangan memanggilku seperti aku, panggil Seokmin saja, kita seumuran" katanya kesal.

Aku terkekeh. "Kau tidak makan siang?"

"Tadi pagi sarapanku agak banyak, perutku masih kenyang"

Aku mengangguk mengerti.

"Ada apa? Tumben mencariku? Aahh anakmu itu ngidam ingin bertemu denganku ya?" katanya mengelus perutku.

My Fake Husband → K.M.GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang