Paksaan orang tua untuk menemukan kekasih sekaligus calon istri yg membuat Mingyu membayar karyawan baru-nya utk menjadi istri pura-puranya.
Apakah kepura-puraan itu akan menumbuhkan benih-benih Cinta yg sesungguhnya?
Highest ranking
#1 FFseventeen...
Tak terasa sudah enam Bulan aku menemani nenek di sini. Itu artinya sebentar lagi aku akan melahirkan anakku. Selama enam Bulan ini, Seungcheol oppa, Vernon, Seokmin selalu memantau keadaanku. Bertanya apa aku sudah makan atau belum, sudah minum susu belum, kemana aja hari ini dan lain sebagainya. Itu membuatku tidak kesepian hamil ini. Dan untungnya kehamilan pertamaku ini tidak rewel, aku tidak ngidam macam-macam, yaa paling hanya mengidam video call-an dengan Seungcheol oppa.
"Adduuhh nek, kenapa perutku sakit ya?" kataku
Perutku rasanya seperti melilit.
"Kamu sepertinya mau melahirkan. Ayo cepat nenek antar" kata nenek.
Nenek menyetop taksi yang melintas di depan rumah nenekku. Ditengah jalan, aku menyempatkan menelpon Seungcheol oppa. Entah kenapa pikiranku hanya menghubunginya saja. Aku memberi tau dimana aku sekarang, sebelum memberi tau, tentunya aku minta agar dia tidak memberi tau Mingyu dan yang lain.
Aku sudah sampai di Rumah sakit sekarang, untungnya Rumah tidak begitu ramai, karena ini masih pagi hari. Setelah melewati rangkaian prosesi melahirkan. Akhirnya aku melahirkan seorang bayi laki-laki
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku meneteskan air mataku saat kulihat seorang bayi mungil di depanku.
Tak berselang lama, Seungcheol oppa datang. Dia berlari kearahku "Hyomin, gwaenchana?" tanyanya panik.
Aku mengangguk. "Tidak apa-apa oppa"
Seungcheol oppa melihat anakku. "Anak yang tampan, kau sudah beri nama?"
Aku menggeleng.
"Bagaimana kalau namanya Kim Jisung?"
Aku mengangguk setuju. "Nama yang bagus"
"Maafkan karena membiarkanmu melahirkan sendiri, aku tau itu pasti sulit untukmu" katanya.
Aku tersenyum. "Gwenchana oppa"
"Bagaimana dengan Mingyu?"
"Biarlah, dia tidak perlu tau"
"Apa kau tidak keterlaluan dengannya? Kau kan tau, sudah terbukti kalau itu bukan anaknya"
Ya, Seungcheol oppa sudah memberitauku semuanya. Awalnya aku kaget dan menyesal, tapi setelah dipikir lagi mungkin ini memang sudah takdirnya, bahwa aku bukan untuk Mingyu dan Mingyu bukan untukku.
"Sudahlah oppa, aku bisa jaga Jisung sendiri"
Dia mengangguk. "Baiklah. Kapan kau akan kembali ke Seoul? Istriku selalu menanyakanmu"
Aku tersenyum. "Dalam waktu dekat. Aku memang berencana untuk kembali ke Seoul, karena Wonwoo oppa akan kembali dari Perancis"
"Oh ya? Kapan?"
"Dua bulan lagi" jawabku.
Sepertinya membawa Jisung ke Seoul tidak masalah bagiku. Kalau nanti Wonwoo oppa bertanya, aku akan bilang yang sebenarnya.
