8

8.7K 787 35
                                    

Hari ini seharusnya jadi hari bahagia untukku. Ya. Hari ini aku menikah dengan Mingyu. Sebenarnya aku bahagia, tapi entah kenapa aku merasa sedih di saat yang bersamaan. Aku senang hari ini akan menikah, tapi di satu sisi aku sedih karena harus menikah dengan laki-laki yang  bukan pilihanku.

Tok tok tok

"Hyomin, oppa boleh masuk?"

"Tentu saja oppa" kataku tersenyum.

"Kau sangat canti hari ini" katanya memperhatikanku dari atas sampai ke bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau sangat canti hari ini" katanya memperhatikanku dari atas sampai ke bawah.

"Oppa, geumanhaeyo. Aku malu" kataku dengan wajah merona.

Dia mengelus lenganku. "Oppa tidak menyangka kau akan menikah secepat ini"

"Aku juga oppa. Andaikan Eomma dan Appa masih ada disini pasti mereka senang melihatku menikah (meskipun hanya utk pura-pura -batinku)"

Mataku berkaca-kaca mengingat orangtuaku. Sungguh, aku sangat rindu pada mereka.

"Sudah jangan menangis, nanti make-up mu luntur" ucap Wonwoo oppa.

Aku tersenyum. "Terimakasih oppa, oppa sudah menyayangiku sampai saat ini. Sudah merawatku, sudah membahagiakanku" kataku memeluknya.

"Itu sudah kewajibanku sayang. Tapi sekarang, sudah bukan kewajibanku lagi, sekarang itu adalah kewajiban suamimu yang sedang menunggumu di altar. Kau juga harus membahagiakannya, anggap saja kau sedang membahagiakan oppa"

Aku mengangguk dan tersenyum. "Hmm, aku akan berusaha oppa"

Dia melepaskan pelukannya. "Sudah siap? Ayo kita ke altar" katanya yang siap menggandengku.

Kuulurkan tanganku mengandeng tangannya dan berjalan menuju altar. Saat pintu dibuka, terdengar gemuruh tepuk tangan dari para tamu undangan dan juga teman-temanku serta teman-temannya.

Terlihat Mingyu sudah menungguku di atas altar sana. Tidak dapat kusangkal bahwa ia sangat tampan.

"Aku serahkan Hyominku untukmu, Gyu. Jangan pernah membuatnya menangis" nasihat oppa seraya memberikan tangan ku padanya.

"Pasti Hyung" katanya seraya membungkukkan badan dan meraih tanganku. Dia tersenyum padaku. Kalau saja aku tidak menahan perasaanku, aku sudah terbuai oleh senyum manisnya itu.

Setelah semua bersiap, kami mengucap janji suci di hadapan pendeta dan Tuhan.
Selesai dari itu, kami memasangkan cincin pernikahan yang sudah kami pesan sebelumnya ke jari manis pasangan masing-masing. Terdengar gemuruh tepuk tangan menggema di gereja ini.

Acara demi acarapun berlangsung. Satu persatu teman-teman kami mengucapkan selamat atas pernikahan kami. Sampai tak terasa hari sudah semakin sore.

"Selamat ya, kalian tampak serasi di altar tadi" kata Wonwoo oppa.

"Gomawaeyo, Hyung" kata Mingyu.

"Kami senang sekarang, Eomma dan Appa berharap kalian cepat memberikan kami cucu" kata ayah Mingyu.

My Fake Husband → K.M.GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang