"Gyu"
"Hmm" katanya saat selesai mandi
Kami sudah dirumah sedari tadi. Hari ini berjalan cepat sekali rasanya. Aku belum berani untuk bertanya apa yang di bicarakan Mingyu dan Tiffany tadi.
"Kemarilah, duduk di sampingku" titahku sembari menepuk sisi sebelah kasurku.
"Apa sayang?" katanya seraya duduk.
"Sepertinya, aku tidak akan mengubah keputusanku"
Dia mengerutkan dahi bingung. "Maksudmu?"
"Aku ingin kau tetap menikahi Tiffany"
Dia terdiam.
"Biar aku yang urus surat perce--"
"HYOMIN!! Apa-apaan kau ini? Aku sudah berkali-kali bilang ke kamu, aku tidak akan menikahinya sampai kapanpun. Aku mohon berhenti membahas ini. Atau mungkin sebenarnya kau tidak benar-benar menyayangiku? Huh?" bentaknya.
"Tidak seperti itu maksudku. Aku hanya ingin kau bertanggung jawab. Lagipula ini Tiffany, mantan kekasihmu yang dulu kau sayangi"
"Itu dulu. Saat ini orang yang aku sayangi hanya kau, Hyomin. Berhenti membicarakan ini Aku lelah mendengarnya"
Aku meneteskan airmata. "Coba kau bayangkan dari sisi Tiffany. Dia pasti menderita jika kau tidak menikahinya. Pikirkan juga anakmu yang ada di perutnya. Mingyu"
"Cukup! Aku sudah muak denganmu. Kau mau apa sekarang? Kau mau kita cerai?" ia mengangguk. "Baiklah. Kukabulkan. Aku akan menceraikanmu. Besok akan kuurus semua surat-suratnya. Kau puas sekarang kan? Aku pergi" katanya marah dan keluar dari apartement
Aku mengusap wajahku yang sudah basah dengan airmata ini dengan kasar. Aku memeluk kedua kakiku, tangis ku pecah saat aku sadari bahwa aku akan bercerai dengannya.
........
Entah kapan aku tertidur pulas tadimalam. Saat bangun aku tidak menemukan Mingyu di sebelahku, tapi justru aku menemukan sebuah amplop yang bertuliskan "Surat Cerai" di atas meja. Air mataku kembali tumpah saat membaca surat itu. Aku tidak menyangka akhirnya akan seperti ini.
Setelah lelah menangis, aku memutuskan untuk mandi dan bersiap-siap pergi bekerja. Hari ini aku pergi dengan menggunakan bis tidak seperti hari-hari biasanya. Dan sepertinya nanti pulang aku harus pulang ke apartement Wonwoo oppa, pikirku.
Saat sampai di kantor, aku di sambut oleh Seokmin, Seungcheol oppa, dan juga Vernon.
"Hei, gwaenchana?" tanya Seungcheol.
Aku mengangguk santai.
Sepertinya mereka semua sudah tau masalahku dan Mingyu.
"Noona, jinjja gwaenchanayo?"
"Gwaenchana"
"Kalo kau butuh bantuan, hubungin kita saja kami" kata Seokmin.
"Hmm, gomawoyo" kataku tersenyum.
Aku berjalan menuju meja kerjaku. Tak berselang lama, Mingyu keluar dari ruangannya.
"Annyeonghaseyo" sapaku berdiri sembari menundukkan badanku untuk menyapanya.
Dia tidak menggubrisku dan berlalu begitu saja dari hadapanku.
.........
"Hyomin-ah, ayo kita makan siang" ajak Seungcheol oppa.
"Ini sudah jam makan siang?" tanyaku bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fake Husband → K.M.G
FanfictionPaksaan orang tua untuk menemukan kekasih sekaligus calon istri yg membuat Mingyu membayar karyawan baru-nya utk menjadi istri pura-puranya. Apakah kepura-puraan itu akan menumbuhkan benih-benih Cinta yg sesungguhnya? Highest ranking #1 FFseventeen...