#####
"Hani, lo lamat banget elah. Boker ya, lo?"
"Sabar kali Ra, gue lagi sisi umbel nih. Mengganggu penampilan gue yang kece badai tau nggak."
Sara menghela napas panjang. Tubuhnya bersandar pada dinding toilet samping pintu. Menunggu Hani yang sudah masuk ke dalam toilet selama 5 menit lebih. Jadi, jangan salahkan Sara yang sedang kebingungan atas apa yang dilakukan Hani di toilet selama itu.
"Hani,"
"Apa, Babe?"
"Babi, gue nungguin lo sampe kesemutan nih."
"Lah, gue yang didalem toilet malah kegajahan. Gimana dong?"
Sara berdecak pelan, "Sumpah ya, kalo dalam waktu sepuluh detik lo nggak keluar gue tinggal ke bioskop nih. Satu..."
"Dua..."
"Hani! Serius!"
"Elo sendiri mau diseriusin sama Gama ogah-ogahan mulu. Labil banget jadi bitches."
"Dua—" Sara menghentikan ucapannya begitu Hani membuka pintu toilet sambil tersenyum tak berdosa kepadanya. Sialan memang.
"Kurang lama ya, Haniwati." Sindir Sara menatap kesal Hani.
Dan bukan Hani kalau tidak menanggapi ucapan Sara dengan banyolannya. "Yaudah, gue masuk lagi deh. Katanya kurang lama,"
"Terserah lo, kutu kupret."
"Uluh-uluh bebeb Sara jangan ngambek dong. Masa Ayang Hani harus beliin ice cream buat bebeb Sara?" Hani mencubit kedua pipi Sara dan ditariknya seperti anak kecil.
"Boleh juga tuh, bujukannya."
"Becanda gue, duit gue udah abis. Sumpah." Balas Hani sambil mengacungkan jari tanda 'peace' pada Sara.
"Buruan ke bioskop. Filmnya bentar lagi tayang," Ucap Sara sambil melirik jam tangan dipergelangan tangan kirinya.
Hani mengangguk lantas menggeret Sara untuk segera keluar dari dalam Toilet. Semula mereka berdua sangat bersemangat menuju bioskop sampai langkah kaki kedua gadis itu terhenti persis didepan pintu toilet perempuan.
"Kok, ada mereka?" Tanya Sara usai termenung begitu lama menatap kedua laki-laki yang tengah bersidekap dada memandangnya dan juga Hani.
"Kalian bolos pasti buat tebar pesona sama cowok-cowok disini, kan?" Tuduh Rangga yang membuat Sara maupun Hani mengernyit bingung.
"Maksudnya apa ya, tebar pesona?" Tanya Sara minta penjelasan.
"Dasar cewek-cewek centil. Bukannya sekolah malah bolos kesini. Gue tahu ya, pikiran cewek kalo bolos kesini itu pasti berniat mau cuci mata." Jawab Rangga. Tak sadar jika kalimatnya itu sudah menyinggung hati Hani saat ini.
"Kamu nuduh aku TP-TP, Ga? Please ya, aku itu udah bilang sama kamu buat izinin aku bolos sama Sara. Kita berdua pengin refreshing. Tapi kamu malah nuduh aku sembarangan? Ga, kita pacaraan buat apa kalo nggak saling percaya? Masa kamu nggak ngertiin aku sedikitttt aja? Ini, ini malah nuduh aku sembarangan." Omel Hani panjang lebar dengan mata yang tertuju sepenuhnya ke arah Rangga yang gelagapan ditempat.
"Bukan, maksud aku bukan gitu Hani. Maksud aku itu—"
"Apa? Mau ngeles apalagi kamu? Oh, jangan-jangan kamu lagi yang mau TP-TP ke cewek-cewek disini, iya?" Sela Hani menyolot tajam.
Rangga makin kelimpungan. Mencoba memberikan kode kepada Hani bahwa marahnya dia itu Cuma pura-pura, tapi sepertinya Hani sudah salah paham duluan. "Hani, dengerin penjelasan aku dulu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Round and Round [COMPLETED]
Teen FictionJUST REMIND YOU! Beberapa chapter atau part diprivate, jadi untuk melengkapi harus follow terlebih dahulu setelah itu baru tambahkan ke perpustakaan kamu. And last, please refresh your wattpad. "Hujan gini, apartemen lo juga sepi. Mendukung bange...