“Besok beneran ulangan kimia?” Tanya Hani sambil membereskan buku-bukunya untuk dimasukan ke dalam tas.
“Iya, kali.”
Hani memberengut lemas tak bersemangat, “Aduh, apa gue besok ijin aja, ya? Sumpah demilovato, gue belum siap ulangan kimia.”
“Terus lo mau susulan sendiri gitu? Kayak bisa ngerjain aja,” Cibir Sara yang sebenarnya masih kesal dengan kelakuan Hani isitirahat tadi.
“Kok lo gitu ngomongnya?”
“Karena gue bitches terbaik lo Hani. Gue kenal banget sama otak lo yang Cuma setengah itu.”
“Kampret.”
Sara tertawa meledek, selanjutnya gadis itu beranjak berdiri untuk keluar dari dalam kelasnya. “Ayok, ke depan. Barangkali Egar udah jemput gue.”
Hani melepas nafas gusarnya ketika tangan Sara mengait dilengannya dan sedikit menyeret tubuh Hani untuk segera keluar dari dalam kelas. Namun semua itu berhenti tepat ketika Hani menemukan Sara yang menatap terkejut sosok Gama dan juga Rangga yang ternyata sudah menghadang keduanya di depan pintu kelas. Oh, pertunjukan kedua akan segera dimulai ternyata.
“Ngapain lo?” Tanya Sara cukup sarkastik. “Btw, makasih buat baksonya.”
Gama memandang intens Sara sambil mengangguk pelan. Dan tiba-tiba saja ia menyentak pegangan Sara pada lengan Hani dan segera mengamit erat jemari Sara dengan jemarinya. “Balik sama gue.”
“Apa?!” Tanya Sara kebingungan, kemudian menatap Hani. “Hani?”
Hani melengos dari samping Sara, berjalan menuju Rangga yang sedari tadi sudah stand by dibelakang Gama. “Maaf, beib, nggak bisa bantu. Dan kali ini, bukan ulah gue. Okay? Love you, take care sampe rumah. Bye...”
“Hani...” Panggil Sara yang hendak menyusuli Hani dan Rangga yang sudah keburu jalan duluan. Namun apa daya, tangan Gama terlalu kokoh untuk menahannya ditempat. “Lepasin gue, Gama.”
“Lo pulang sama gue.”
“Gue enggak mau. Karena Egar udah jemput didepan, jadi please lepasin tangan lo.” Pinta Sara secara tegas, tapi Gama justru menggeleng.
“Lo pulang sama gue, Sara.”
“Kata siapa?”
“Kata Egar.”
Mata Sara membulat usai mendengar ucapan Gama. “Nggak mungkin, tadi pagi Egar udah janji mau jemput gue.”
“Dan karena ada urusan mendadak, dia nggak bisa jemput lo sekarang. Jadi, gue sebagai orang yang diutus Egar harus menjalankan pesan yang disampein dia.” Lanjut Gama sedikit menekan penjelasannya.
“Kenapa harus sama lo?”
“Karena gue yang dikasih kepercayaan lebih sama Abang lo.”
Sara terbengong sampai kemudian ia sadar akan sesuatu, “Gue mau telepon Egar buat mastiin.” Ucapnya sembari mengambil ponsel dari saku roknya. Kemudian lekas menempelkan ke telinga usai mendapatkan kontak Egar didalam ponselnya.
“Halo, Egar—GAMA!”
Gama mengambil alih ponsel Sara dan segera mematikan sambungan telepon. Laki-laki itu menyimpan ponsel Sara disakunya, kemudian memandang penuh Sara. “Lo nggak percaya Egar nyuruh gue buat anter lo pulang? Sampe segitunya lo nggak percaya sama gue?”
Sara terdiam, topik yang sedang diangkat Gama sedikit mengusik rasa tidak nyamannya. “Bisa kembaliin handphone gue?” Tanya Sara sambil menengadahkan tangan kanannya didepan Gama.
![](https://img.wattpad.com/cover/99959763-288-k497406.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Round and Round [COMPLETED]
Roman pour AdolescentsJUST REMIND YOU! Beberapa chapter atau part diprivate, jadi untuk melengkapi harus follow terlebih dahulu setelah itu baru tambahkan ke perpustakaan kamu. And last, please refresh your wattpad. "Hujan gini, apartemen lo juga sepi. Mendukung bange...