###
"Sara, bantuin bikin tenda dong." Teriak Hani pada Sara yang sedari tadi asyik duduk manja di atas pasir sambil memegang sebungkus chiki yang dibawanya dari rumah.
Semilir angin menerpa kuat permukaan wajah Sara, membuat mata bulat gadis itu menyipit dan tanpa sadar mengabaikan Hani yang masing menunggu sahabatnya itu menjawab.
"Sara! Bantuin bikin tenda!"
"Ogah, ah! Gue cape!" Balas Sara ikut berteriak tanpa menoleh ke arah Hani sedikitpun.
Sara dan Hani sudah berbaikan. Pada hari itu juga. Bahkan saat pulang sekolah setelah kejadian mereka akir seperti sedia kala. Beda sama Gama, apalagi Rangga. Kalau Rangga, jangan ditanya, Rangga minta maaf pun Sara juga tidak akan memaafkannya sama sekali.
Tapi ini? Gama, cuy! Gama pacarnya Sara! Yang baru kemarin-kemarin hari jadian! Masa iya, pacaran sama marahan lebih lama marahannya? Ugh, mood Sara mendadak rusak mengingat Gama.
"Eh, mpok lathifa! Gaya lo kayak boss, bantuin bikin tenda anjir! Gue nyampe minta tolong anak cowok buat bikinin tenda kita tuh," Hani yang sudah berada disamping Sara segera menunding ke arah sekelompok anak laki-laki yang sedang membuat tenda berwarna biru.
Sara pun ikut melihat ke arah kelompok anak laki-laki itu, kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri tendanya yang masih setengah jadi.
"Kali-kali, kita harus nerapin prinsip cewek yang manfaatin cowok. Bukannya malah cowok yang manfaatin cewek. Okay?" Sara berbisik pada Hani dengan senyum miringnya, lalu kembali berjalan mendekati area tendanya.
"Oyy, kalian! Capek ya?" Sapa Sara begitu sampai di lokasi. Diam-diam ia memberi gesture mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya, "Maaf ya, gue ngerepotin kalian. Masalahnya gue nggak bisa bikin tenda."
"Nggak apa-apa, Ra, lagian kan ini emang tugas cowok yang lebih kuat dari cewek." Jawab Fadhi, teman sekelas Sara dan Hani.
"Iya, nggak usah sungkan minta tolong sama kita. Kita pasti bantuin kok," Sambung Ben, teman satu gengnya Fadhi.
Mendengar ucapan para lelaki itu membuat Sara antara ingin muntah namun harus ditahan agar tak mengekspresikannya didepan mereka."Aduh, sekali lagi sorry, ya. Ah, apa mau gue pesenin catering? Biar kalian nggak usah masak buat makan siang ini? Pasti kalian capek abis bikin tenda dua kali, yakali dilanjut masak buat makan siang." Tawarnya, sedikit basa-basi.
"Nggak usah, Ra, kita ikhlas bantuin lo sama Hani kok. Udah, lo tenang aja."
Mulut Sara sedikit membuka membentuk huruf 'o' sambil mengangguk-anggukan kepalanya seolah paham. Padahal dalam hatinya ia berpikir keras, tumben sekali Fadhi dan kawanan menolak pemberian darinya? Biasanya dikelas kalau Sara bawa oleh-oleh liburan dari luar negri, mereka lah yang selalu pertama menghabiskannya terlebih dahulu.
"Yaudah, gue tinggal bentar, ya? Mau cari minum," Pamit Sara berlalu begitu saja meninggalkan tendanya dibenahi oleh mereka.
Dan selang beberapa detik, Hani muncul dengan seringainya, "Gimana?"
"Aman, terkendali." Jawab Ben mewakili lainnya.
"Okay, makasih, ya, udah mau bantuin." Hani tersenyum manis dengan pandangan mata yang seakan tersirat sesuatu didalamnya.
***
"Outbond kali ini, tidak akan bapak bikin kelompok, sengaja bapak ingin melihat keterampilan kalian saat berada di lapangan nanti. Dan ingat, itu hanya berlaku di pos satu, sampai pos dua kalian harus berhenti sejenak untuk mengumpulkan kembali anggota kelompok kalian, mengerti?!" Jelas sang kepala sekolah selalu pemimpin kegiatan outbond kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Round and Round [COMPLETED]
Fiksi RemajaJUST REMIND YOU! Beberapa chapter atau part diprivate, jadi untuk melengkapi harus follow terlebih dahulu setelah itu baru tambahkan ke perpustakaan kamu. And last, please refresh your wattpad. "Hujan gini, apartemen lo juga sepi. Mendukung bange...