Special Chapter - Patah Hati

1.7K 72 0
                                    

###

7 Mei 2015

"Gue suka sama lo,"

"Gue juga suka sama lo."

Laki-laki dengan bola basket ditangannya itu berdecak kesal, "Maksud gue, suka dalam artian lain."

Si gadis berkuncir kuda itu mengernyit heran, "Maksudnya?"

"Gue, gue Cinta sama lo." Cetus Gama dengan sorot mata penuh keyakinan saat menatap kedua mata sahabat perempuannya, Sara.

"Jangan bercanda, Gam."

"Gue nggak bercanda, Ra! Iam really feeling it now." Sekali lagi Gama meyakinkan Sara dengan penekanan disetiap suku kata yang diucapkannya. "Gue nggak tahu sejak kapan, intinya sekarang, gue nggak lagi mandang lo sebagai sahabat, tapi sebagai seorang perempuan yang sebenarnya."

"Gam---"

"Lo mau jadi pacar gue?"

Sara kembali menutup mulutnya yang tadi sudah terbuka. Memandang wajah tampan Gama yang sudah basah karena peluh. "I can't."

"Apa?"

"Lupain," Tegas Sara dengan tatapan matanya yang mulai menajam. "Lupain perasaan lo ke gue, anggap kita nggak pernah ngobrolin tentang ini."

"Kenapa?"

"Karena gue nggak bisa, gue nggak Cinta sama lo." Sahut gadis itu seraya mengalihkan pandangannya dari tatapan Gama. "Iam so sorry."

Harusnya, pernyataan cinta monyet yang berakhir dengan penolakan itu cukup selesai saat itu juga. Harusnya berlalu begitu saja karena itu yang diinginkan oleh keduanya.

Tapi, takdir Tuhan mempermainkan mereka berdua.

***

"Setelah ujian, terbitlah promnight, bahagia gue tuh." Ujar Hani saat keluar kelas bersama Sara yang berada disisi kirinya. "Menurut lo, gue pake baju apa?"

"Terserah, yang penting jangan kurang bahan. Nggak cocok sama body lo." Sahut Sara melirik Hani malas.

"Iya, tau, gue mah apa atuh, cuma remahan rengginang kalo dibandingin sama elo." Sindir Hani seraya merajuk dengan bibir manyun.

"Bercanda, jangan dibawa hati."

"Iya, tau, gue mah emang udah cantik dari dulu kayak Selena Gomez."

Sara memutar bola matanya malas, sifat Hani yang satu ini memang tak pernah berubah.

"Lagian elo kenapa sih, Ra? Dari sebelum ujian sampe sekarang, muka lo kusut amat. Stres ya, lo?"

Sara menoleh cepat, "Emang keliatan dimuka gue, ya?"

"Keliatan lah ogeb, cewek yang sering tebar pesona ke cowok-cowok mendadak murung 2 minggu belakangan ini. Gue kira karena lo mau ngadepin ujian makanya lo keliatan stres, tapi ujian udah selesai aja muka lo masih tetep aja kusut kayak baju nggak disetrika."

"Gama nembak gue,"

"Hah? Seriously?"

"Tapi gue tolak."

Dan setelahnya Sara menjerit karena tiba-tiba saja tangan Hani reflek memukul bahu Sara sedikit kencang.

"Sakit Haniyem! Gila ya, lo? Main ngegeplak aja!" Sentak Sara bersungut kesal sambil mengusap bagian bahunya yang tadi dipukul oleh Hani.

"Lo yang gila Zubaedah," Semprot Hani dengan mata mendelik. "Kenapa lo nolak Gama segala, sih? Pantes aja dia nggak bareng lagi sama lo belakangan ini,"

Round and Round [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang