34. Egois

1.6K 61 0
                                    


#####

"Mau ngapain kesini?"

Satu dari sekian banyaknya pertanyaan Sara untuk Gama yang akhirnya meluncur keluar dari mulutnya.

Satu dari sekian banyaknya dugaan-dugaan Sara terhadap Gama sejak terakhir kali mereka bertemu akhirnya akan terungkap.

Dan satu dari sekian banyaknya cara yang Sara gunakan untuk bisa melepas rasa rindunya terhadap sosok laki-laki yang dulu mengisi relung hatinya itu, akhirnya terpenuhi. Hari ini.

Karena Sara hanya tinggal menunggu jawaban Gama. Pada akhirnya.

"Kangen, Ra."

Sara terdiam mematung di kursi rodanya. Telinganya mendadak berdenging hanya karen mendengar jawaban Gama yang sama sekali tak dikiranya. Seakan-akan dirinya sendiri sangat susah sekali menerima jawaban aneh itu, walau hanya dalam benak pikirannya.

Belum sempat mencerna baik jawaban sebelumnya, ucapan Gama selanjutnya kembali menyerang.

"Gue kangen lo."

"Tapi gue bukan siapa-siapa lo."

"Lucu, ya, Ra?"

Sara menginggit bibir bawahnya yang mulai bergetar. Sebisa mungkin menahan diri agar tidak terlalu terbawa suasana mengerikan yang mampu meluluh lantahkan hatinya dalam sekejap.

Tapi Sara tidak bisa.

Air mata sialan itu tiba-tiba saja jatuh membasahi permukaan pipinya yang segera ia usap agar Gama yang berdiri tepat dibelakangnya tak melihatnya.

"Deka mana?" Tanya Sara mengalihkan pembicaraan. Namun hatinya mengutuk dalam diam karena sudah menyebut nama laki-laki lain disaat antara dirinya dan juga Gama masih dalam suasana canggung satu sama lain.

"Sekolah, belajar itu perlu, Ra."

"Elo sendiri?"

Gama menghela napasnya, mengulas sebuah senyum tipis yang tak bisa Sara lihat. "Sekolah? Ngapain? Kena skorsing juga,"

"Kenapa?" Dan untuk pertama kalinya Sara rela membalikan kepalanya ke arah belakang demi bisa menatap mata hitam pekat Gama yang sudah lama sekali ia rindukan.

Gama diam, masih dengan senyum tipisnya, tangan kanannya terangkat dan menyentuh puncak kepala Sara untuk diusapnya dengan lembut. "Enggak kenapa-napa, biasa, kenakalan remaja."

Dan setelah berkata demikian, barulah Sara menyadari jika sudut kanan bibir Gama tampak sobek dan sedikit mengeluarkan darah. Juga rambut yang terlihat acak-acakan dan sedikit lebam di bagian ujung rahang bawahnya. Lalu secepat kilat Sara menyimpulkan sesuatu jika Gama---

"Enggak, gue nggak berantem sama Adam. Lo tenang aja."

Cuma bikin dia masuk UGD lagi sampai pingsan.

Baik Gama maupun Sara sama-sama diam. Mereka tak bersuara, juga tak bercakap kembali. Keduanya hanya sibuk memandang wajah masing-masing, sembari menikmati semilir angin menerpa wajah mereka tanpa peduli, orang-orang yang berada disekitar taman rumah sakit.

Round and Round [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang