####
Suara bel berbunyi dan berkumandang keras disetiap sudut SMA Bergada Satya. Memberi angin segar bagi siswa-siswi yang sudah merasa tertekan akibat diforsir untuk menerima materi 4 mata pelajaran. Ya, seperti itu hukum kurtilas berlaku. Dan mau tidak mau, mereka harus menaati peraturan yang ada jika ingin lulus selamat dari sekolah ini.
Gamaliel Rahadi mendesah panjang ketika melihat suasana kelasnya langsung sepi bak kandang ayam yang telah terbuka pintu pengamannya.
“Kantin yuk gengs, dedeq laper.” Celetuk seorang lelaki berambut cepak yang sedang beranjak dari tempat duduknya dengan cengiran lebarnya. Farel Hutomo, Pewaris Harta Hutomo berwajah tampan itu sangat humoris dan humble, namun sayangnya ia masuk kedalam kelompok anak berandalan pengagum mobil sport di sekolahnya.
“Eh, Tai! Dedeq pala lo peyang? Muka lo bikin najis orang kayak gitu ngesok imut, jijik gue.” Seloroh Gagas Maulana yang tadinya sedang asyik bermain kartu uno bersama kedua teman satu gengnya, Deka Narendra dan Yanuar Putra.
“Halah, bilang aja lo iri karena gue jauh lebih imut dibandingin sama lo.” Cibir Farel memanyunkan bibirnya yang semakin membuat Gagas langsung menggeliat geli.
“Eh, Rel, mau muka lo sok diimutin gitu juga lo tetep aja masih jomblo. Iye, kan?” Celetuk Deka yang mengundang banyak tawa teman-temannya terkecuali Farel yang kini merengut kesal.
“Tapi bukannya lo juga jomblo ya, Dek? Setau gue gitu sih,” Deka menatap tajam Iyan—Yanuar—setelah lelaki yang paling bermulut ember itu langsung menunjukan cengiran lebarnya. “Sorry, man, mulut gue udah takdir ngomong jujur.” Cengenges Iyan yang kembali menjadi bahan tertawa yang lainnya.
“Gam, ntar malem jadi nggak acaranya? Ntar malem nyokap ngajak pergi, takut bentrok jadwal gue.” Dan yang satu ini, lelaki berwajah tampan kedua setelah Gama disekolah, juga dikenal paling normal diantara mereka semua setelah Gama. Namanya Rangga Jayadi, masih satu ikatan persaudaraan dengan Gama yang telah menjadi chairmatenya selama dua tahun belakangan ini.
“Gue ngikut enaknya anak-anak aja gimana,” Jawab Gama mengalihkan pandangannya ke arah kumpulan The most wanted Kelompok Avenger yang sudah melingkar didekatnya. “Kalian gimana? Kalo jadi, ntar malem gue yang open table.” Dan ucapan Gama langsung mendapat antusiasme yang amat tinggi dari mereka semua.
“Deal, ya? Ntar malem jadi, awas aja kalo gue udah batalin pergi ama nyokap terus acaranya nggak jadi.” Sorot mata tajam Rangga tidak memberikan kesan takut sedikitpun kepada mereka, karena semua tahu jika Rangga adalah orang dengan tipe berkepala dingin. “Lo mau bareng gue atau yang lain, Gam? Nggak mungkin lo open table tapi pulangnya mabok dan nggak bisa nyetir mobil sendiri.”
Dahi Gama mengerut dalam, “Gue bawa mobil sendiri kayaknya, buat jaga-jaga lo nebeng siapa gitu biar pulang bareng gue ntar.”
“Jatah bulanan, ya, Gama?” Farel menyunggingkan senyum miringnya, dan setelah mendapat reaksi kebingungan dari temannya, Farel kembali membuka suara. “Jatah minta kelon Rangga tiap minggu.”
Rangga langsung melempari Farel dengan buku kosong miliknya, sementara yang lain justru sibuk tertawa terbahak-bahak akibat perkataan Farel yang memang tak pernah jauh dari hal yang berbau ‘senonoh’.
“Rel, awas aja kalo Paketu marah, lo pulang tinggal nama aja nantinya loh.” Gagas berucap disela tawanya, bahkan tanpa sadar tangannya sibuk mengusap air mata yang keluar akibat lelucon Farel tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Round and Round [COMPLETED]
Teen FictionJUST REMIND YOU! Beberapa chapter atau part diprivate, jadi untuk melengkapi harus follow terlebih dahulu setelah itu baru tambahkan ke perpustakaan kamu. And last, please refresh your wattpad. "Hujan gini, apartemen lo juga sepi. Mendukung bange...