27. Tolong Tahan Gama

2.8K 120 4
                                    

#####

"Kamu seenak jidat nyulik aku kesini, nanti kalo yang lain pada nyariin gimana?" Sara bersungut kesal demi memecah keheningan yang terjadi diantara sepasang remaja yang sedang dimabuk Asmara itu.

Usai meluapkan perasaan rindu bertemu di atas mercusuar dengan segala hal skinship antara mereka berdua yang tidak direncanakan sama sekali, mendadak Gama membawa Sara pergi ke sebuah tempat dimana mobilnya  terpakir cukup jauh dari area perkemahan.

Laki-laki itu membawa gadisnya menuju tepi pantai yang belum terlalu ramai dijamah orang. Membuat pemandangan alaminya yang Indah masih bisa dinikmati dengan tenang oleh sepasang remaja ini. Gama sendiri sebenarnya tak iseng menemukan tempat ini, ia hanya mendapat informasi dari seseorang kalau di dekat tempat perkemahan ada view sebagus ini.

"Yakin pada nyariin? Temen aja cuma Hani disana," Sindir Gama halus usai terdiam cukup lama memandang Sara yang terlihat makin cantik terkena bias cahaya matahari yang akan terbenam.

"Iya, itu salah satunya. Walaupun temen aku cuma Hani, dia pasti khawatir kalo tau aku tiba-tiba ilang gitu aja."

"Nggak bakal, Hani pasti udah tau dari Rangga."

Sara beralih menatap Gama, "Maksudnya?"

Gama melirik Sara, berdecak kecil atas sifat Sara yang satu ini. Agak lemot. "Everything is must be planned, Sara."

"Hah? Tolong jelasin secara detail, jangan bikin aku mendadak migrain dong."

Gama menghembuskan napas panjangnya, "Ingat tentang Abang kamu yang hampir tiap jam dari kemarin hari selalu beli makanan yang kamu suka?"

"Iya, inget, tapi kamu tau dari mana coba? Perasaan waktu itu kita nggak contact-an karena lagi marahan." Sara berpikir sejenak untuk kembali mengingat kejadiannya, "Egar beli apapun makanan kesukaan aku, tapi itu  kelakuan paling mustahil yang dilakuin dia karena terkenal pelit medit itu."

Mendengarnya, Gama terkekeh pelan. "Terus, inget kemaren Egar secara sukarela ngebantu kamu nyiapin semua kebutuhan kemah?"

Sara kembali terdiam, kali ini tidak terdiam sampai 2 menit lebih karena gadis itu seakan tersentak sesuatu hingga mata gadis itu melotot sempurna menatap Gama horor.

"Jangan bilang, biang keladinya..."

"Its me,"

"Gama..." Suara Sara yang merajuk terbenam ketika tubuhnya tertarik lembut dalam dekapan hangat Gama. "Kamu kok so sweet sih, aku baru tau kamu bisa semanis ini."

Gama terkekeh mendengarnya. Diusapnya dengan lembut punggung Sara sampai gadisnya itu merasa nyaman. "Tadi yang bangun tenda siapa?"

Tanpa melepas dekapan, kepala Sara menengadah menatap Gama untuk menjawab pertanyaan. "Fadhi, Ben, and the geng. Terus ya, tumben banget mereka bantuin aku tanpa iming-iming imbalan kan jadi-----aneh, kan?" suaranya menciut diakhir kata dengan tatapan kembali memicing.

Gama tersenyum geli melihatnya, "Kenapa?"

Sara lekas melayangkan pukulan kecil dibahu laki-laki itu, "Kamu nyuruh mereka juga, ya?"

"Duh, tumben langsung nangkep, nggak lemot kayak tadi," Puji Gama seraya mengacak rambut Sara gemas.

"Hih, kok kamu bisa so sweet gini, sih? Siapa yang ngajarin? Si serangga ya? Padahalkan kita lagi marahan," Sara menjeda ucapan dengan memalingkan tatapannya ke arah laut, "Aku kan jadi nggak bisa marah lagi," Lanjutnya dengan ekspresi cemberut.

Tubuh Gama bergerak pelan ke kiri dan ke kanan secara teratur, seakan ia sedang menimang Sara dalam pelukannya. "Iam so sorry buat yang kemaren-kemaren. Bukannya aku nggak peka, tapi aku emang nggak minat sama sekali ikut kemah. Serius."

Round and Round [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang