35. Akhirnya kita...

3.3K 110 5
                                    

#####

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#####

"Deka," Panggil Sara, selepas keduanya memutuskan untuk berhenti di halaman parkir sekolah karena terlalu bingung tujuan pergi sebenarnya mereka berdua.

"Hm?" Deka melirik ke arah Sara yang tampak gelisah duduk dikursi penumpang. "Kenapa? Kayaknya penting banget sampe kita harus face to face kayak gini,"

Sara menghela napas panjang. Meyakinkan diri jika ia bisa dan harus melakukannya.

"Deka, maaf kalo lancang, gue mau---"

"Emang keliatan banget ya, Ra?" Tanya Deka menyela, namun sedetik kemudian terkekeh pelan seperti ada yang lucu dengan ucapannya.

"Perasaan gue ke elo nyatanya keliatan banget, padahal gue udah mencoba buat sikap biasa aja ke elo." Jelasnya seraya memandang lurus iris Sara dengan tatapan sendu.

"Deka..."

"Kenapa?"

"Maaf," Lirih Sara pelan namun cukup didengar oleh Deka. "Maaf..."

"Yah, yah, kok malah nangis? Yah, jangan dong, ntar hidung lo merah kek Badut, gue nggak mau tanggung jawab yaa---"

"Deka! Nggak lucu ya, sumpah."

Deka terkekeh lagi, tangannya dengan sigap menggapus sisa-sisa air mata yang ada dipipi Sara, lalu dengan jahilnya ia menarik pelan hidung Sara dan segera melepasnya. "Jangan nangis ah, gue baper beneran nih,"

Sara diam, tak menggubris, membiarkan Deka melakukannya tanpa komplain darinya.

"Iya, gue suka lo, cinta sama lo, sayang sama lo, Ra. Gue akuin, iya. Bener semuanya." Deka lalu merapihkan sedikit anak rambut Sara yang sedikit berantakan menutupi sebagian wajahnya. "Tapi tenang aja, gue lagi berusaha move on dari lo kok. Lo itu udah gue anggep adek gue sendiri, jangan lagi peduliin perasaan gue, Ra. Gue baik-baik aja, sumpah."

"Sejak kapan?" Tanya Sara.

"Hm?"

"Sejak kapan lo suka sama gue?" Sara mengulangi pertanyaan dengan lebih spesifik.

"Mungkin... awal MOS? Waktu lo telat berangkat dan gue bantuin lo masuk kelas lewat pintu rahasia sekolah?" Deka tertawa begitu mengingat kembali pertemuan awal mereka berdua. "Tapi waktu gue nyeritain tentang lo ke Rangga, dia malah bilang ke gue, jangan deketin dia. Jangan pernah deketin yang namanya Sara. Sekalipun dia single, dia udah ada yang milikin. Selalu ada yang milikin dia. Dan yang milikin dia, selalu jagain, kapan pun, dan dimana pun."

Round and Round [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang