25. Kanjeng Ratu Marah

2.4K 103 5
                                    

###

"Ya! Seriously?!"

Teriakan Hani membuat telinga Sara pengang beberapa detik. Ia bahkan harus menghela napas beberapa kali agar pendengarannya kembali stabil. Akan tetapi tiba-tiba saja Hani  tanpa ampun menyentak dan mengguncang-guncangkan kedua pundaknya secara tidak manusiawi.

"You get in relationship with him? Am I, right?!"

Sara mendengus, "Iya, tapi lo nyante dong, serasa beritanya heboh bener kayak gossip artis."

Hani terkekeh senang, "Iam so sorry, gue terlalu excited banget dengernya. Because udah lama banget akhirnya lo baikan sama Gama dan justru malah pacaran gini. Gue seneng banget gila."

"Gue aja masih nggak nyangka kalo ini beneran."

"Oh gosh, this is real life okay. Lo nggak ngayal karena ini bukan mimpi."

"Tapi gue belum cerita ke Egar," Sara menatap seakan meminta pendapat Hani.

"Masalah Egar so calm down baby, jangan dibawa pikiran. Abang lo kan emang dari dulu termasuk golongan tim sukses antara lo sama Gama. Kayak gue sama Rangga gitu deh. Jadi, ya, paling dia minta traktiran lo doang entar."

Sara berdecak, "Kalo itu sih ogah gue. Dia jadian sama Lavanya aja gue cuma dibeliin seblak doang, enak bener dia minta traktir, ogah."

"Dasar saudara kandung rasa tiri. Ada aja yang bikin lo sama Egar berantem," Ungkap Hani terheran-heran. "Eh, tapi, kok anak-anak Avenger belum ada yang tau kalo kalian pacaran? Sumpah ya, Rangga nggak kasih tau gue apa-apa semalem."

"Gue yang nyuruh Gama buat diem dulu." Sahutnya lesu seketika.

"Why? Why, why, why?" Tanya Hani menuntut.

"Adam masih dendam kesumat pasti sama gue gara-gara gue tinggalin. Entar yang ada dia ngira Gama rebut gue dari dia, kan berabe masalahnya."

"Dan Gama nurut sama lo? Lo suruh begitu dengan alasan itu doang?" Tanya Hani tak percaya.

"Iya. Buktinya lo baru tau hari ini, kan?"

"Tapi kayaknya, itu bukan style Gama kalo nurut sama lo deh, Ra." Ucap Hani penuh keambiguan karena ia tersenyum jahil saat mengatakannya.

"Ra, kok masih di kelas sih? Aku tungguin juga,"

Dan itu Gama, benar-benar muncul menampakan batang hidungnya di kelas Sara seakan ia sudah go public atas hubungannya dengan Sara.

Dan tentu saja berbeda halnya dengan Sara. Kedua mata gadis itu justru melotot kesal mengetahui ada Gama yang kini berdiri di hadapannya. Gadis itu benar-benar terkejut, bahkan mulutnya sampai terbuka membentuk huruf 'o' saking terkejutnya.

"Ngapain disini?" Tanya Sara, serasa horor.

"Jemput kamu lah, mau ngapel sekalian pergi makan ke kantin bareng." Jawab Gama enteng, seenteng senyum manisnya yang menampakan gigi putihnya.

"Gila," Desis Sara masih dengan wajah keheranan.

"Siapa? Aku? Gila? Kan emang, gila karena fall in love with you." Goda Gama lagi yang kali ini benar-benar ngardus.

"Gam, aku bilang rahasiain dulu. Nunggu seminggu baru go public."

"Tapi aku nggak kuat kalo seminggu cuma diem-dieman sama kamu di sekolah, nggak asyik tau."

Sara menepuk jidatnya pasrah. Tak habis pikir kenapa Gama bertingkah seperti ini. Seperti bukan Gama yang sebenarnya. Ya, Tuhan, kemana perginya Gama yang judes dan cuek tiap kali ngomong sama Sara? Batinnya meringis.

Round and Round [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang