4

235 17 1
                                    

Malam menjelang pagi tampak belum satupun yang bangun di pagi seperti ini, angin malam masih terasa menusuk dikulit dan matapun masih berat rasanya untuk melihat sesekali menguap, rasa kantuk rasanya masih terus membayangi kami sejak dibangunkan paksa dari tidur kami.

Disini kami berjalan menyusuri lorong saluran air yang gelap menggunakan lentera yang bercahayakan kristal liar, tapi anehnya sama sekali kami tak melihat satupun penjahat mungkin karena wajah Fernand yang banyak dikenal sebagai penasihat kerajaan Rivertaria dan orang terkuat kedua setelah raja membuat mereka tak bisa berkutik.

"hhmmm....Fernand."

"iya tuan putri."

"kenapa kita jalan kaki menyusuri saluran ini bukankah kita bisa menggunakan kereta kuda untuk sampai ke Gumao."

"lebih efisien kalo kita menggunakan jalan ini soalnya kita akan pergi ke wilayah bagian barat Rivertaria, hutan kabut."

"apa!!" teriak Charlotte menggemah memenuhi saluran air.

"kau tak perlu teriak seperti itu Charlotte." ucapku sambil menutup kedua telingaku dengan tanganku.

"tapi fino jarak antara ibu kota dan hutan kabut itu ratusan km ditambah hutan kabut adalah hutan paling terlarang di Rivertaria karena konon katanya tempat itu sarang para roh netral yang tak bisa diprediksi." ucap Charlotte dengan cepat diselingi dengan suaranya yang keras.

"itu bukan mitos tuan putri roh netral memang bersarang disana dan ada yang lebih penting dari itu......Charlotte?!" ucap Fernand sambil menatapku tajam.

"i-i-itu anu itu...aku...dia-"

"kami berteman Fernand dan tidak ada kata formalitas diantara pertemanan j-jadi jangan beritahu kakak ya." pinta Charlotte menyelamatkanku dari tatapan mengerikan tuan Fernand sambil menyatukan kedua tangannya dengan wajah memelasnya.

"anda tidak perlu memohon seperti itu tuan putri jika itu keinginanmu."

"terima kasih."

"dan Alfino meski kau dan putri sudah berteman bukan berarti tidak ada batasan diantara kalian, mengerti dan satu lagi berhenti memanggilku tuan Fernand."

"ba-baiklah."

Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan tenang tanpa suara selain langkah kaki kami tapi disitu juga aku merasakan ada banyak pasang mata yang memandang kami dan hebatnya aku bisa menebak siapa pemilik dari mata itu.

#

Setelah lamanya berjalan kami akhirnya sampai diujung saluran air yang membawa kami hingga perbatasan wilayah Rivertaria bagian barat yang panas dan gersang sejauh mata memandang sekitar 300 meter dari sini kami dapat melihat hutan yang kami yakini adalah hutan kabut dilihat dari betapa suramnya dan aura yang tak kusukai datang dari sana.

Sebelum memasuki hutan itu, Fernand memintaku dan Charlotte untuk saling berpegangan dengan erat agar tak terpisah nantinya, kami membuat formasi membanjar dimana aku berada di belakang, Charlotte ditengah dan Fernand di depan memandu jalan. Saat kami telah memasuki hutan kabut kami disambut oleh beberapa bayangan hitam yang sangat mengganggu, suara-suara yang tak jelas seolah berbisik ditelingaku, jeritan dari beberapa suara wanita benar-benar sangat menyakiti telingaku sampai aku menutupnya dengan kedua tanganku.

"Alfino! Tenang, berhenti menutup telingamu dan jangan dengarkan omongan mereka." seru Fernand meski sempat bingung tapi bagaimana dia bisa tahu padahal pandangannya lurus ke depan.

"baiklah."

"kalian ngomongin apa sih?"

"kau tidak dengar, Charlotte?!"

Chaos ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang