15

122 8 0
                                    

"Elefthería."

"Felicità."

"kami adalah pengikutmu."

"pengikutku?"

"kami adalah roh yang mendiami senjata yang sudah diberikan olehmu kau ingat."

"maksudmu pedang dan busur itu."

"aku adalah Elefthería roh dari pedang Elefthería sang kebebasan."

"aku adalah Felicità roh dari busur Felicità sang kebahagiaan."

"jadi kalian adalah roh lalu dimana aku."

"ini adalah alam bawah sadarmu."

"alam bawah sadarku?"

"si Fernand sialan itu dia tahu sebelumnya kau bisa mengendalikan mana-mu tapi dia sengaja mempertemukan kita."

"intinya disini adalah waktu yang tepat memberitahumu yang sebenarnya."

"sebenarnya kami juga tidak ingat bagaimana tuan kami yang sebenarnya bahkan namanya pun kami lupa."

"tapi dia pernah berjanji pada kami kalau kami akan bersatu kembali."

"hanya karena kau memiliki mana yang kuat sepertinya bukan berarti kau adalah dia."

"kami akan mengujimu tidak seperti yang lainnya kau bahkan tidak akan menyadari kalau kau sedang diuji."

"tunggu kalian bilang kalian pengikutku tapi kenapa kalian tidak percaya padaku."

"karena hal seperti ini pernah terjadi sebelumnya dan karena kelalaian kami Chaos hampir saja terbangun."

"jadi apa yang harus kulakukan agar kalian dapat percaya padaku."

"sudah kubilang kau akan diuji jadi jangan senang dulu dan merasa kau berkuasa, kau bukan tuan kami tapi sekutu."

"kalau kau mau berkontrak dengan kami, kami akan meminjamkan seperempat dari kekuatan kami."

"tapi jika kau tidak mau kau bisa memberikan kami lagi pada Victor dan Zeand."

"jadi apa kau mau berkontrak dengan kami."

Elefthería dan Felicità mengulurkan tangan mereka padaku dengan tatapan wajah yang serius serta mengintimidasiku, sebentar aku menatap tangan mereka lalu melihat wajah mereka lagi namun tak lama aku berpikir aku langsung mengambil keputusanku.

Kutarik kedua tangan Elefthería dan Felicità, menatap wajah keduanya dengan serius lalu memberikan jawabanku "jika aku memang ditakdirkan untuk ini aku tidak akan mundur, aku menerima kontrak ini." kataku dengan mantap menjawab dengan tatapan yang sama tajamnya pada mereka.

Mereka tersenyum padaku lalu bersamaan mereka berkata "kontrak selesai " mereka berdua lalu menghilang bagaikan asap diterjang angin menghilang dengan cepat begitupun dengan tubuhku yang mulai berterbangan bagaikan butiran-butiran debu yang juga disapu oleh angin kencang yang datang tiba-tiba.
.
.
.
Sinar mentari melewati celah-celah diantara dedaunan pohon-pohon terasa panas di ubuu-ubun kepalaku dimana sinar itu tepat berada disana sedaritadi saat aku berada di alam bawah sadarku namun hangatnya sinar itu terasa makin lama makin hangat membuat mataku terbuka sedemikian pelannya saat mataku terbuka sepenuhnya aku menatap keatasku melihat sinar mentari yang melewati celah diantara dedaunan mengenai kornea mataku membuatku tidak tahan untuk menatapnya.

"sial kepalaku pusing." ucapku seraya mengelus-elus kepalaku yang masih terasa hangat meski sudah berteduh dibawah pohon cukup lama.

"kau sudah bangun cepat sekali."

Chaos ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang