12

121 8 0
                                    

Suara roda berputar melewati jalanan berbatu memulai perjalanan dari wilayah Rivertaria bagian barat hingga bagian tengah menuju ke ibukota butuh waktu 6 jam untuk sampai ke sanctuary lebih lama dibanding saat melintasi saluran air waktu yang kami habiskan hanya 2 jam lamanya, hal ini bermula pada saat kemarin Fernand datang dan menjemput kami dari Gumao menuju sanctuary atas perintah yang mulia raja Victor, diusianya yang 35 tahun tak terlihat perbedaan sedikitpun pada Fernand wajahnya masih terlihat seperti pria berusia 20-an tampan dan kuat. Saat pertama kali bertemu Charlotte wajahnya langsung memasang ekspresi takjub melihat kecantikan Charlotte begitupun denganku, kini tinggiku sudah hampir menyamainnya.

Sejak Fernand datang, Charlotte memasang wajah ngambek saat berhadapan dengan Fernand wajahnya selalu berpaling bahkan saat di dalam kereta Charlotte selalu menatap keluar jendela.

"kenapa kau baru menjemput kami sekarang." ucapnya masih menatap keluar jendela.

"maafkan saya tuan putri banyak hal yang terjadi di ibukota biarlah raja yang memberi tahu anda."

"huft!!"

Tiba-tiba saja kereta kuda kami berhenti tepat di hadapan gerbang kota menuju sanctuary, terlihat dua orang dari penjaga menghampiri kami lalu mengetuk pintu kereta dengan perlahan. Setelah itu Fernand menyuruh kami untuk tetap didalam lalu turun dari kereta kuda lalu menghadap kearah dua orang itu.

"tuan anda tidak bisa melaju lebih dari ini."

"aku tahu kau bawakan saja barang-barang kami ke istana."

"baik."

Percakapan antara Fernand dan prajurit itu terdengar jelas di telingaku begitupun dengan Charlotte namun karena suasana hatinya yang masih kacau Charlotte tidak memyadari beberapa kejanggalan dari percakapan mereka, kenapa kereta kami tidak bisa masuk apa yang terjadi di dalam sana hingga kami harus di kirim ke Gumao selama 4 tahun lamanya.

"seperti yang kalian dengar dari sini kita akan berjalan memuju istana."

Kami turun dari kereta kuda dengan banyak sekali prajurit yang datang untuk menjaga kami dari depan, belakang, kiri dan kanan mereka mengelilingi kami bagaikan penjara, lalu setelah itu kami memasuki kota dan terkejutlah kami saat begitu ramai suara dari bermacam-macam perkakas memperbaiki rumah dan jalanan ibukota tampak sedikit sekali orang disana tidak seperti dulu banyak orang lalu lalang di jalanan ini.

"tuan Fernand apakan terjadi bencana disini?" tanyaku pada Fernand seraya menatap keadaan sekitar.

"kau benar 2 tahun yang lalu bencana melanda sanctuary."

"apa para penduduk semua selamat?" tanya Charlotte kini menatap Fernand setelah sekian lamanya.

"para penduduk kini diungsikan di kerajaan Orolando dan Certaga."

"Orolando dan Certaga? Seburuk apa bencananya sampai Orolando dan Certaga membantu Rivertaria."

"hal itu bisa anda tanyakan pada yang mulia, tuan putri."

Percakapan berhenti disitu, kami berjalan tanpa kenal lelah menuju istana ingin menghadap raja agar dapat menjawab pertanyaan kami yang sudah menumpuk sangat banyak dari 4 tahun yang lalu.

Setelah cukup lama berjalan akhirnya kami tiba di istana, kerusakan yang kami lihat cukup parah banyak tiang roboh disekitar taman istana tapi istana itu masih tetap berdiri dengan kokohnya. Tanpa bertanya lagi kami hanya melewati reruntuhan itu dan segera menuju ruangan raja.

KRIEET.

Suara pintu berdecit dibukakan oleh dua penjaga yang menjaga dari luar, setelah kami memasuki ruangan raja dengan perasaan tegang.

Chaos ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang