Author POV*
Mentari bersinar dengan terangnya menyinari kota Sanctuary nan indah, tampak penduduk Rivertaria sudah mulai menjalankan keseharian mereka sehari-hari meski masih banyak yang perlu diperbaiki.
Di istana, tampak semua sudah tertata rapi, tiang-tiang yang jatuh sudah dibersihkan dan diganti dengan yang baru, dinding-dinding yang retak sudah ditutup kembali hingga terlihat seperti semula.
Di sebuah ruangan dimana terdapat sepasang kakak dan adik bersama, bercengkrama sambil menikmati secangkir teh hangat dan kue yang tampak sangat enak.
TUK!!
"ada sesuatu diluar, kakak!" seru Charlotte.
Yang mulia Victor berdiri lalu menghampiri asal suara yang ditimbulkan, tampak seekor burung hantu dengan surat di mulutnya tengah berusaha menabrakkan dirinya ke jendela.
"kenapa Leo ada disini." gumam Victor.
yang mulia Victor langsung membukakan jendelanya membuat burung hantu itu masuk dan hinggap di lengan yang mulia.
"ada apa kakak?" tanya Charlotte menghampiri yang mulia.
Yang mulia Victor mengambil surat dari mulut Leo siburing hantu, lalu melepaskannya kembali terbang menuju ke desa Gumao.
"surat dari Fernand." ucap yang mulia.
"benarkah, bararti ada kabar dari Fino!" ucap Charlotte sangat senang.
"sebaiknya kita membacanya sambil duduk." ajak yang mulia ikut senang melihat adiknya sangat senang.
"kalau begitu jangan buang-buang waktu, ayo!" seru Charlotte sambil membawa yang mulia duduk.
"cepatlah kakak aku tidak sabar lagi." serunya.
"tenanglah Charlotte, kakak akan membacanya."
'aku punya firasat buruk tentang ini, Fernand tidak mungkin mengirim surat hanya untuk masalah sepele, apa aku harus membukanya disini? tapi Charlotte terlihat sangat senang.' pikir yang mulia Victor.
"kakak kenapa belum dibuka."
"ah, maaf."
Yang mulia Victor mulai membacanya, ekspresinya itu seketika berubah menjadi kekhawatiran. Yang mulia Victor hanya bisa diam terpaku setelah membaca surat itu.
"kakak!" seru Charlotte memecah kesunyian yang ada dan membuyarkan pikiran yang selama ini mengganggu Victor.
"berikan padaku." pinta Charlotte sambil menatap tajam yang mulia Victor.
Yang mulia Victor memberikan suratnya pada Charlotte. Charlotte membacanya dengan tatapan yang lebih sedih dibanding sebelumnya.
"dia melepasnya."
"Charlotte kurasa ini pilihan tepat. "
Charlotte tersenyum. "padahal dia sudah berjanji padaku."
"Charlotte-"
"maaf kakak aku ingin sendiri dulu."
Charlotte pergi dengan kesedihan melandah dirinya, meninggalkan yang mulia Victor yang sangat mengkhawatirkannya.
***
Alfino POV*Ditempat lain, jauh dari Rivertaria. Athelaligra ibukota Sukka, sebuah palace megah, didalam salah satu ruangannya aku, Fernand dan Lily sedang menunggu kedatangan Alice, bahkan kami menunggunya sampai hampir tengah malam, kurasa Alice tidak ingin membiarkan kami membantunya, sebenarnya aku tidak terlalu terkejut tentang hal ini, tapi kenapa sejak tadi aku merasa sesuatu yang buruk tengah menimpanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chaos Child
Fantasypeperangan antar ras yang telah usai sejak ribuan tahun lalu, berkat itu semua ras, human, Orc, Anima, dan sebagainya hidup dalam kedamaian tapi dibalik itu terdapat sebuah misteri yang belum terselesaikan yang membuat Alfino, anak dari kota sanctua...