Beberapa tahun setelah sepeninggalnya kami dari kota sanctuary waktu kian berjalan terasa cepat dan membuat kami jadi terbiasa tinggal disini, meski begitu tapi kami tetaplah orang yang sama tidak berubah sedikitpun umurku kini sekarang 14 tahun dan Charlotte kini 15 tahun mungkin aku terlihat seperti biasa-biasa saja tapi beda dengan Charlotte semakin lama semakin bertambah dirinya semakin cantik, rambut coklatnya yang bergelombang kini telah memanjang hingga sampai kepahanya memakai pakaian biasa itu pun sudah sangat cantik apa lagi saat mengenakan gaun banyak pangeran pasti langsung jatuh cinta padanya. Saat itu matahari di pagi hari menyinari desa Gumao seolah-olah memberikan keberkahan pada kami lewat kehangatannya, aku terbangun dari tidurku di sebuah rumah salah satu dari kurcaci disana saat aku membuka pintu, disana aku melihat para kurcaci menjalankan aktivitas biasa sehari-harinya seperti mencuci, memasak, dan mandi di sumur bersama, anak-anak juga bermain dengan riang gembira.
"melihat mereka aku jadi merindukan sanctuary." ucapku yang hendak mengawali hariku dengan mandi di danau yang tak jauh dari desa, kenapa aku tidak mandi disumur karena sumur sudah penuh dipakai.
Saat hendak kesana aku melihat Charlotte dari jendela dapur rumah kepala desa, membantu memasak makanan untuk di sajikan pada tuan rumah, dia tampak sangat manis saat mengenakan celemek dengan wajah yang kotor karena tepung di pipinya itu, Meskipun banyak kurcaci yang cemas dan melarang Charlotte tapi Charlotte seolah-olah tidak mendengarnya dan malah lanjut memasak, aku yang melihatnya pun tertawa kecil karena kelakuannya yang lucu itu hingga Charlotte melihatku dan menyapaku dengan melambaikan tangannya yang sedang memegang sendok sup tanpa bersuara sedikitpun, aku pun membalas Charlotte dengan melambaikan tangan sambil tersenyum dengan wajah yang memerah tanpa kusadari karenanya.
"apa yang sedang kau lihat nak" seru seseorang dari belakang
"waaghhh!!"
"kukuku! Apa aku mengagetkanmu nak?" tanya kepala desa.
"sedikit pak."
"dia terlihat seperti kembang desa dibandingkan seorang putri."
"dia lebih manis dari itu" ucapku tanpa sadar memujinya seraya menatapnya tanpa berpaling sedikitpun.
"apa kau jatuh cinta pada Charlotte?"
"cinta? Bukan seperti itu dari pada cinta perasaan ini hanya rasa kagum padanya, bangsawan yang sering kulihat sangat manja dan tidak pernah mau melakukan sesuatu dengan tangannya tapi Charlotte yang seorang putri raja bisa bertahan dikeadaan ini tanpa pelayan dan penjaga tapi tetap dia memasang senyuman diwajahnya."
.
.
.
"kukuku~ apa kau akan manghabiskan waktu mandimu hanya untuk memandangi tuan putri?""ahahah sa-saya pergi dulu kepala desa."aku bergegas pergi kedanau dengan wajah memerah.
Aku pergi meninggalkan kepala desa disana. Saat sedang berjalan di antara pepohonan menuju telaga aku termenung memikirkan tentang berapa lama lagi kami berdua akan tinggal disini, dua tahun yang lalu Fernand di panggil duluan ke ibu kota bagaimana dengan kami apa kami akan berada disini untuk selamanya? Apa terjadi sesuatu yang buruk sudah terjadi di Rivertaria? Bagaimana dengan kakekku? Kepalaku tidak bisa memikirkan hal yang positif selain hal yang negatif sebelum melihat langsung dengan kedua mataku sendiri. Aku terus saja memikirkannya sampai aku sudah tiba di danau yang begitu luas di hadapanku.
"tidak ada orang, baguslah." ucapku sambil menoleh kekiri dan kekanan.
Setelah itu aku melepas seluruh pakaianku kecuali celanaku, kemudian mulai membasahi diriku dengan air yang sejuk dan dingin di pagi hari.
"si-siapa!!" seru seorang gadis membuatku langsung menoleh kearah suara itu, disana di belakang pohon yang tak jauh dariku seorang gadis dengan rambut pirangnya bersembunyi sambil meneriakiku sontak langsung saja aku menghadap kebelakang karena yang kulihat meski tak jelas dia tidak mengenakan busana apapun karena pohon yang dijadikan tameng untuk menutupi dirinya tidak terlalu besar untuk menutupinya sehingga ada beberapa bagian yang terbuka yang dapat kulihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chaos Child
Fantasypeperangan antar ras yang telah usai sejak ribuan tahun lalu, berkat itu semua ras, human, Orc, Anima, dan sebagainya hidup dalam kedamaian tapi dibalik itu terdapat sebuah misteri yang belum terselesaikan yang membuat Alfino, anak dari kota sanctua...