Kemarilah, duduk di sampingku
Lekas ceritakan banyak hal padaku
Aku janji akan selalu tersenyum
Walaupun yang kau ceritakan adalah diamuKemarilah, duduk bersamaku
Lekas tertawakan banyak hal seperti dahulu
Aku janji akan terlihat seperti biasanya
Walaupun aku tahu kita sudah lama berubahKemarilah, duduk berdua denganku
Lekas diam dan pandangi senja yang lalu
Aku janji tak akan berceloteh
Walaupun kau pasti tahu, bahwa aku begitu senang bercerita kepadamuKemarilah, nikmati sehari saja denganku
Lekas tersenyumlah seolah semua baik-baik saja
Aku janji, setelah itu aku berhenti menyimpulkan banyak hal
Walaupun aku selalu senang, mengetahuimu mencintaiku-Romansa kerinduan I
------------------------------------------------------
"Ih mau cerita," kataku sambil menggoyangkan bahunya. Dia sedang duduk di atas kursi kayu menghadap ke pembatas kelas, sambil mendengarkan lagu dari earphone.
"Apa?" tanyanya.
"Duh, apa ya." Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal, dia menghentikan aktifitasnya.
"Aku, kayaknya suka sama sepupuku." Sontak dia menoleh ke arahku, earphone sebelah kanannya segera dilepas.
"Kok bisa?" Aku menggeleng.
"Gak tau, ah. Akutuh awalnya cuma kagum aja. Ya, karna dia ganteng, pinter, ramah, baik. Sama kaya cewek-cewek pada umumnya," terangku sambil cemberut.
Dia masih bergeming, aku menempelkan wajah pada besi pembatas kelas. Angin perlahan meniup rambut-rambut kecilku.
"Seharusnya perasaan ini gak pernah ada," lirihku.
Dia hanya tersenyum tipis, kemudian kembali menyumbat telingannya dengan earphone. "Aku cuma bisa dengar aja. Nggak bisa kasih solusi. Maaf, ya." Aku mengangguk, wajah menyenangkannya nampak sayu menatap seberang pembatas kelas.
Hening, sekolahan kian sepi. Di jam pulang sekolah begini, rata-rata siswa memilih untuk segera pulang, atau bergegas menuju kelas tambahan. Aku juga begitu, tapi siang ini, ingin sekali rasanya menghabiskan waktu dengannya seharian, seperti beberapa waktu lalu, sebelum semuanya berubah, menikmati senja dengan angin sepoi-sepoi, atau sekedar menikmati gerimis turun membasahi bahu jalanan.
Senyum tipis tercetak dari wajahnya, aku menatapnya lamat-lamat. Bagaimanapun kondisi kami saat ini, betapa sudah sejauh apapun jarak di antara kami, menatap senyumnya selalu menyenangkan untukku. Senyum yang teduh dan terkesan tulus itu.
"Aku mau pulang, Dit." Aku memijakkan kakiku ke atas lantai pualam berwarna gelap. Segera membenahi posisi tasku.
"Aku duluan," kataku. Dia hanya mengangguk tipis, sama sekali tak acuh padaku.
***
E. Abraham
Aku udah di lobby.
Tunggu, lagi di bagasi.
Lima menit berlalu, aku menengok ke kanan dan ke kiri. Mencari wajah yang sudah tiga bulan tak bertemu denganku.
"Ci." Tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundakku.
"Eh, mana Faridnya?" Lengan putih itu menunjuk ke arah kamar mandi. Aku menghela nafas. Tidak terlalu lama, sosok tinggi berkulit kuning langsat itu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia, Kembali (COMPLETE)
ChickLitBeautifull cover by : Kelly Felicia Tahukah kamu? Aku selalu membuka pintu hatiku, selalu menunggumu pulang, sendirian dengan sejuta luka di hati, biarpun kau tak pernah berniat pulang. Aku tetap menunggu. Dan kau dengarlah, aku selalu pulang ke hat...