08. Murid Baru

1.6K 68 8
                                    

Bagaimana jika kamu sudah berpindah hati dan tiba-tiba cintamu gugur saat seseorang dari masa lampau datang?

Apakah kamu akan bertahan dengan rasa yang telah kamu genggam atau kamu justru meninggalkannya demi 'dia' yang jelas-jelas telah menyakitimu?

Cinta itu ibarat labirin, semakin kamu berlari dan semakin sulit juga untuk menemukan jalan keluar.

Sesak menjadi seorang pengagum rahasia, tetapi dalam kenyataannya kamu hanya bisa memimpikannya bukan memilikinya. Impossible, right?

Tetapi kata pepatah, "Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini." Lalu, kita harus memilih mana? Bertahan atau menyerah?

Itu semua ada di tangan kamu.




_____





"Eh nanti katanya ada anak baru, lho. Ganteng bat sumpah, tajir, anak orang kaya, konglomerat blablabla."

"Senyumnya manis kayak pangeran berkuda putih. Uuu nanti kalo dia masuk kelas gue, gue blablabla."

"Gue yakin dia bakalan gantiin Arga jadi the most wanted boy. Eh-eh tapi mereka berdua bakalan bersaing dong, uuuwww."

Dan seterusnya berbagai ucapan yang didengar oleh Raina sepanjang koridor sekolah dari mulut para siswi kecentilan. Bahkan, salah satu dari mereka pernah melabrak Raina karena akhir-akhir ini terlalu dekat dengan Arga.

Saat sampai di kelas ternyata kelas masih sangat sepi; karena Raina yang pertama kali membuka pintu kelasnya. Menyalakan lampu supaya terang dan tidak berpikir angker kelasnya, lalu menaruh tasnya di tempat duduk.

Ke kelasnya Zahra aja, deh. Lama-lama gue serem juga sendirian di kelas, udah mana kelasnya pojokan lagi.

Saat di perjalanan menuju kelas Zahra ada kakak kelas menegurnya, "Heh, lo kelas delapan, kan?" tanya kakak kelas tersebut dengan kasar sambil mendorong bahu Raina.

Untungnya Raina segera bertahan dari dorongan kakak kelasnya itu, lalu menatap kakak kelas satu persatu. Mereka bertiga; yang berdiri di tengah sedang berkacak pinggang dan menatap Raina dengan sinis. Yang di sebelah kanan berkepang kuda, Raina mengenalnya karena dulu pernah satu ekskul. Dan yang sebelah kiri putih, cantik, dan tinggi.

"Kenapa, ya, Kak?" tanya Raina tanpa berani menatap ketiga kakak kelasnya itu.

"Lo kan yang lagi deket sama Arga? Iya, kan?" Sekarang perempuan berkepang kuda yang bertanya.

"Iya, terus aku tanya. Emang ada apa? Emangnya Kakak-Kakak ini siapanya Arga."

Ketiga perempuan itu tersenyum sinis dan saling menatap---seperti mempunyai kontak batin untuk menyusun rencana dan tanpa persetujuan dari Raina, ketiga kakak kelasnya itu menarik paksa kedua tangan Raina untuk dibawa ke suatu tempat.






Braaakk!!!




Tubuh Raina jatuh di lantai kamar mandi yang tergenang air. Dari atas Raina bisa mendengar tertawaan dari ketiga orang itu.

Ish, apa-apaan sih, nih, kakak kelas. Orang gue mau ke kelasnya Zahra malah dibawa ke kamar mandi, oh Tuhan Rai mau diapain ini?

"Eh, gue tuh gak suka lo deket-deket sama Arga, lo tuh gak pantes sama dia. Baru juga lo anak sore kemaren udah akrab aja, tapi gue yang suka sama dia dari tahun kapan tahu gak bisa deket sama dia," ujar kakak kelas yang sangat sinis kepadanya.

Raina mencoba berdiri tetapi dicegah oleh mereka. "Siapa suruh lo berdiri, hah? Lo tahu gak, gue kira lo anak baik, pinter, dan lo jadi anak kesayangan semua guru, tapi, sih, kalo guru gak apa-apa. Saat lo makin deket sama Arga, lo jadi cewek yang menjijikan. Biar apa lo deket sama dia? Biar lo ketularan famous, iya?" bentak kakak kelas yang ada di tengah.

Pengagum Rahasia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang