Rasanya sakit ketika rasa suka kita tak terbalaskan oleh seseorang. Zahra sudah merasakan hal itu.
Fathan baik dan mempunyai pemikiran yang sangat briliant, tapi sulit Zahra gapai. Zahra sangat sedih saat cowok itu ternyata menyukai gadis lain. Namun, hal itu disangkal oleh Fathan karena ia tidak mau merusak persahabatan yang telah dibina sejak Sekolah Dasar.
Setelah itu, Zahra mendapatkan banyak rumor bahwa Fathan berusaha menarik perhatian siswi lain. Ia bersaing dengan siswa lain untuk memenangkan hati siswi tersebut dan pada akhirnya siswi itu tidak memilihnya. Entahlah.
Yang Zahra tangkap dari pembicaraan khalayak umum di sekolah, siswi itu lebih memilih siswa tersebut karena tampan. Zahra tidak pernah menyukai seseorang hanya karena wajahnya, berbohong juga sih jika ia tidak menginginkan wajah sempurna. Menurutnya, siswi itu sangat rugi karena telah membuang sebuah berlian. Mungkin Fathan tidak tampan tapi senyumannya itu membuat wajahnya terlihat manis dan kelebihan lainnya adalah cowok itu sangat berprestasi.
Terakhir kali Zahra bertemu dengan Fathan, lalu mengatakan kalau cowok itu bersekolah fokus untuk belajar bukan untuk mencari pacar ataupun musuh dan Zahra tersenyum. Bahwa Zahra harus melepas dan merelakannya, seperti senja yang menghilang karena malam telah datang. Senja itu indah. Fathan adalah senja.
Dddrrt...
Zahra merasakan ponselnya bergetar. Oh iya, Zahra lupa jika ponselnya berubah menjadi mode getar.
Lalu, gadis itu membuka password ponsel dan melihat ada panggilan telepon dari seberang sana.
Mika?
Ngapain dia telpon malam-malam?
Angkat atau tidak?
Angkat.
Tidak.
Angkat.
Tidak.
Ck! Angkat aja deh.
Zahra menggeser tombol hijau dan membiarkan benda persegi panjang putih itu menyentuh telinga kanannya.
"Halo?"
"..."
"Halo!"
"..."
"Lo mau ngapain sih telepon gue malam-malam?"
"..."
"Gue matiin, ya, kalo lo gak jawab."
"..."
"Oke, gue matiin."
"Tuuutt... Tuuutt... Tuuutt..."
Sambungan telepon sudah Zahra putus. Menyebalkan orang itu.
Mika, teman sekelasnya saat kelas tujuh bersama Raina, Dhania, Viola dan yang lainnya. Playboy. Suka ganti-ganti pacar dan sudah terhitung jumlah mantannya itu ada ... tiga. Mungkin bisa jadi lebih dari itu.
Dan gawatnya dulu Zahra pernah suka sama Mika. Dulu. Tapi, sepertinya rasa itu masih ada hmm ... entahlah, gadis itu bingung.
Triiingg... Triiingg... Triiingg...
Mika :
|Zahra, gue gabut.Zahra :
Tadi kenapa lu telpon gue? Gue angkat tapi yang gue denger cuma hembusan napas lu doang.|Mika :
|Maaf. Gue cuma mau denger suara lu aja.
|Telepon gue lagi, Zah.Zahra :
Gombal. Maaf gue gak terima kata-kata gombal lu itu. Dan gue gak sama kayak mantan-mantan lu itu, ya.|
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum Rahasia ✔
Teen FictionCerita ini akan mengantarkanmu mengapa seseorang bisa menjadi 'Pengagum Rahasia' dan kenapa rasa suka terhalangi oleh luka lama? Demi mengungkapkan kebenaran 'mantan sahabatnya' ia harus rela berdamai dengan masa lalunya. Masa lalu itu dulu menjadi...