PART 1

8.2K 425 13
                                    

"Nanana~ Nanananana~"

Senandung indah kemilikan wanita cantik bermarga Kim. Mengayuh sepeda keranjangnya semangat. Sepeda yang bertuliskan Fall Flower  yang membawa rangkaian bunga cantik dan cerah begitu indah.

Bunga-bunga bertuah yang ia bawa untuk tuannya. Rasa irinya membuncah saat serangkaian bunga yang di hantarnya ternyata untuk sepasang kekasih yang kasmaran. Sang pria memberi dan kekasihnya menerima dengan suka cita. Sesekali ia berkhayal ada seseorang yang selalu memberinya bunga disetiap pagi dan menciumnya lembut dengan kata-kata sayang disana.

Ah, lupakan. Sepertinya ia hanya butuh kasih sayang.

Lampu lalu lintas bersinar merah, maka sepedanya terhenti melaju. Beberapa menit membutuhkam kesabaran saat orang-orang kantoran itu berteriak dengan klakson mobil mereka. Padahal mereka tahu ini lampu merah yang telah di atur otomatis, sekeras apapun mereka berteriak, tetap saja tak akan berubah.

Kini giliran si hijau, semua menyambutnya dengan bahagia. Berlari sekencang mungkin dan lagi bersorak klakson mereka. Berisik sekali mereka, seakan-akan hanya mereka yang memiliki mobil di dunia ini, gerutunya di dalam hati.

Haesoo Kim, name tagnya tertulis begitu. Bekerja ditoko bunga di tengah kota dan bekerja sebagai kurirnya. Walaupun terlihat melelahkan, tapi sesungguhnya ini pekerjaan yang menyenangkan di banding hanya duduk termenung di belakang meja dan melihat orang-orang yang berlalu lalang di depan toko, melihat sepasang kekasih yang sedang memilih-milih bunga sembari bermersaan di depan kalian.

Ya tidak apa lah, semua pekerjaan pasti ada baik dan buruknya, tergantung kita yang menentukannya.

Pesanan terakhir, akhirnya ia bisa makan siang sejenak sebelum memulai aktivitasnya. Jalan Roses, nomor 91. Seperti kenal, tetapi ia mengacuhkannya dan kembali mengayuhkan sepedanya acuh.

Haesoo kembali melajukan sepeda bututnya menuju perumahan termewah di kotanya. Haesoo tidak pernah berharap bisa masuk ke dalam komplek itu, berkhayal pun tidak. Ini sungguh luar biasa, seperti kehormatan sendiri untuknya.

Bagaimana isinya? Apakah sebesar kebun bibi Yoni? Atau lebih? Terlihat dari pagar pintu masuknya pun berbeda dari komplek lainnya, lebih besar dan mewah. Dan penjaganya pun begitu gagah, tegap, dan berotot.

Luar biasa! Sepertinya tempat itu setara dengan surga! Pekiknya dalam hati.

Setelah diizinkan masuk oleh penjaga-penjaga tersebut, Haesoo melajukan sepedanya mencari-cari alamat yang tertera di kertas. Dan bunga yang dipesan orang itupun bukan sembarang, yakni bunga terindah dan termahal di tempatnya bekerja. Benar-benar kaya.

Dan alamat yg di tujunya adalah rumah terbesar dari deretan rumah paling besar lainnya. Luasnya mungkin hampir sama dengan luas lapangan golf.

Sementara di lain sisi, seorang pria jangkung tengah membolak-balik kertas kerjanya tak minat. Kemudian ia mendengus tajam, menilik sesuatu yang menyenangkan dalam ruanggannya. Mengidahkan perkataan asisten pribadinya sekaligus kepala pelayan di rumah besarnyanya, berdecak sebal karena pria tua itu terlalu banyak bicara.

"...jadi di bagian ujung nanti ada sebuah tambahan kolam renang raksasa yang kiranya menghabiskan separuh biaya yang di siapkan. Nanti juga-" Ucapan pria tua itu terpotong oleh perkataan yang lebih muda.

"Tuan Kim, lakukan saja apapun yang menurutmu perlu, aku percaya padamu, soal biaya operasional katakan saja padaku jika sekiranya kurang," Ujarnya acuh. "Kau boleh pergi,"

"Baiklah Tuan, saya tidak mengecewakan anda. Terima kasih atas kepercayaan anda." Lelaki bermarga Kim itu membungkuk hormat dan hendak pergi, namun belum sempat ia pergi, ia bertanya pada tuannya. "Tapi Tuan, bagaimana gadis-gadis ini? Apa anda ingin saya persiapkan malam ini?"

POSSESSIVE I : Mine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang