PART 27

969 79 15
                                    

Aku hanyalah anak domba yang kesepian. Berjalan mencari makan dan tempat berlindung. Tanpa saudara dan orang tua. Aku hanya seekor domba yang menyedihkan, berharap seorang pengembala datang dan merawatku. Aku tahu, pengembala suatu saat akan membunuh dombanya, tapi setidaknya aku menyayangi tuan yang memberiku makan.

Aku menemukan ayah, dia merawatku dengan ibu. Mereka baik padaku, walau aku kadang terkesan kasar pada mereka karena traumaku. Aku pikir mereka akan mengambil buluku atau membunuhku, tetapi tidak ada sedikitpun niat mereka memanfaatkanku. Mereka benar-benar menyayangiku dan merawatku. Mereka menganggapku anak mereka, bukan hanya sekedar domba yang malang.

Tetapi sayangnya, aku tertangkap serigala yang begitu jahat dan menyeramkan. Pengembala yang membelaku pun harus merenggut nyawa. Serigala itu tidak langsung membunuhku. Dia menyiksaku perlahan-lahan dan memastikanku tetap hidup. Bodohnya aku, aku mencintai serigala yang kejam itu. Seakan-akan aku rela dia siksa. Nyatanya aku sangat menderita.

Aku terus mencintai serigala itu, walaupun aku tahu dia telah membunuh keluargaku dan pengembalaku. Aku tetap mencintainya, walaupun tubuhku dan hatiku menderita. Aku tidak tahu apakah serigala itu juga mencintaiku atau hanya menganggapku domba bodoh yang menyenangkan untuk dipermainkan. Entah aku akan mati atau hidup bahagia dengan sang serigala, aku tidak tahu.

Aku takut serigala akan menghancurkan segalanya yang aku punya. Bahkan keluarga terakhirku mati, tetapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Bodohnya aku masih mencintainya.

Yang aku sadari, aku hanya domba yang bodoh. 

*

Suasana IGD berubah menjadi kacau saat sekelompok pria berbaju kotor dan wajah babak belur datang dengan seorang gadis dalam gendongan pria tampan nan tinggi. Para suster terlihat sedikit ketakutan dengan penampilan mengerikan mereka.

Tapi, mereka tiba-tiba menjadi kegirangan saat melihat Chanyeol yang muncul diantara kerumunan bersama Sehun dan Luhan.

Mereka bagaikan malaikat berkelakuan iblis.

Chanyeol berteriak meminta pertolongan hingga membuat suasana rumah sakit berubah menjadi menakutkan seketika. Beberapa perawat menghampirinya yang berteriak-teriak itu dengan takut-takut.

Chanyeol meletakan Haesoo pada bangker yang disediakan oleh perawat.

"Cepat tangani dia."

Walaupun mereka tidak tahu siapa pria Asia itu, tapi nada perintah yang begitu kentara di kalimatnya membuat mereka segan dan takut. Tanpa banyak bicara, para perawat itu bergegas membawanya ke ruangan untuk di tangani. Chanyeol memperhatikan sosok Haesoo dan orang-orang itu menghilang dibalik pintu.

Sehun mengambil duduk di kursi tunggu kemudian bersandar sembari memejamkan mata sambil menarik napas panjang. Ia terlihat kelelahan. Luhan cukup prihatin dengan keadaan temannya itu, ia ikut turut duduk di sebelahnya.

Pria albino itu masih memejamkan matanya untuk menetralkan rasa pusing. Melihat wajah meringis Sehun, lelaki manis di sampingnya terkekeh. "Mengantuk?" Ledeknya sembari menyenggol lengan kekarnya.

Sehun berdecak sebal. "Pengganggu." Desisnya, lalu kembali menutup matanya.

Luhan kembali tertawa melihat wajah masam pria itu. "Kau hebat."

Lelaki bermarga Oh tersebut hanya melirik sekilas. "Kau memujiku atau meledek?"

"Cih, negatif thinking saja! Tentu aku memujimu brengsek." Luhan menatap langit-langit lorong. "Walaupun tadi sangat beresiko, tapi aku akui kami cukup berterima kasih padamu. Jadi Haesoo tidak akan menembak dirinya sendiri. Aku bahkan tidak membayangkan jika gadis itu nekat menembakkan dirinya."

POSSESSIVE I : Mine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang