Sinar mentari yang mengintip di balik sela-sela tirai jendela, begitu mengganggu tidur indah seorang gadis mungil berbalut selimut tebal. Matanya perlahan terbuka, tubuhnya terasa begitu kebas dan ngilu. Perih dalam dirinya sudah hilang, tapi entah kenapa tubuhnya terasa remuk dan pusing. Bajunya juga sudah berganti dengan piama tidur panjang, entah siapa yang menggantinya.
Haesoo bangkit dan memejamkan matanya untuk mengatur rasa pusing di kepalanya. Matanya menjurus ke segala arah, ia tidak melihat sosok manusia yang dibencinya di sekeliling kamar. Ada sedikit rasa bahagia dihatinya, tapi ada juga rasa tak rela di sana. Entah tak rela di tinggal pergi sendirian atau kehilangan sosok besar itu di sampingnya.
Gadis cantik itu bangkit dan duduk dengan memeluk kedua lututnya erat. Merenung bagaimana cara agar ia bisa lari dari sini. Dua hari berada di rumah ini membuatnya merasa merasa seperti seorang tahanan kota. Tak ada celah untuk lari dari rumah mewah ini.
Jendela diterkunci rapat, pintu kamar yang dijaga ketat, dan kamar mandi yang juga di kunci rapat. Bagaimana jika ia kebelet ingin buang air? Caranya adalah mengetuk pintu kamar dan katakan jika ia ingin pipis, setelahnya salah satu penjaga itu akan datang dan membukakan pintu. Jika lebih dari 10 menit, pintu kamar mandi akan diketuk dan tak lama datanglah Chanyeol yang mendobrak pintu. Itu ancamnya.
Haesoo mengusak-usak rambutnya frustrasi, "Arrggh! Bisa gila aku kalau terus-terusan begini!"
Tok! Tok! Tok!
"Nona, kami ingin membawakan anda makanan." Seru seseorang di sebrang sana.
Haesoo hanya mengacuhkannya, padahal sedaritadi perutnya sudah memberontak minta di isi, tapi ia tak perduli. Mengingat makanan itu dari Chanyeol ia merasa muak.
Pintu terbuka, masuklah beberapa orang pelayan yang membawakannya makanan yang begitu banyak. Harumnya pun begitu semerbak di penciumannya hingga menggoda liurnya untuk luruh membentuk kubangan besar.
"Nona, tuan memerintahkan kami untuk membawakan anda makanan. Kami punya beberapa menu makanan, jadi anda bisa memilihnya. Silahkan," Tutur salah satu pelayan dengan sopan dan lembut.
Tapi Haesoo hanya membalasnya dengan gumaman tanpa minat melihat rombongan pelayan itu. "Tinggalkan aku sendiri."
"Tapi nona, Tuan Chanyeol yang memerintahkannya langsung dan meminta kami untuk terus membujuk anda sampai anda makan karena anda belum makan dari kemarin, nona. Kami takut tuan akan marah."
Haesoo masih bergeming, "Pergi," Gumamnya dengan nada rendah. Namun ucapannya tidak di respon oleh para pelayan tersebut.
Haesoo mendengus gusar kemudian mengangkat kepalanya perlahan dengan tatapan membunuh kepada seluruh pelayan dihadapannya. "PERGI! AKU BILANG PERGI!" Bentaknya keras. Kemudian Haesoo mengamuk dengan melemparkan bantal sembarang dan beberapa benda di sekitarnya.
"Nona, tenangkan diri anda. Kami hanya melakukan tugas kami," Kepala pelayan mencoba menenangkannya namun gagal. Akhirnya mereka pergi meninggalkan Haesoo sendiri.
"Aku benci kalian! Aku benci Chanyeol! Aku benci semuanya!" Teriaknya frustrasi. "Pergi kalian semua!"
Prang! Prang! Dug! Prang!
Haesoo melempar semua piring-piring berisi makanan hingga semuanya luluh lantah bercampur dengan tanah. Haesoo terlalu tertekan dengan keadaan yang ada hingga membuatnya stress. Ia butuh kebebasan.
Karena terlalu sibuk menghancurkan kamar, sampai-sampai ia tak sadar kedua telapak kakinya menginjak sepihan-serpihan kaca yang berada di lantai. Jejak telapak kaki penuh dengan darah memenuhi hampir setiap sisi lantai kamar.

KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE I : Mine [COMPLETED]
Fanfiction[Series Phix-Lõv : I] ___________________ "Karena keposesifanmu itu membunuhku" Cast: -Park Chanyeol -Haesoo Kim (OC) -Byun Baekhyun -Oh Sehun -Kris Wu -Kim Jong In -others cast . . . Di cerita yang satu ini kalian akan merasakan perjuangan Chanyeo...