Tap! Tap! Tap!
Kedua pria berselisih tinggi cukup jauh berlarian di lorong rumah sakit dengan napas terengah. Mereka, Chanyeol dan Suho baru saja datang dari urusan bisnis mereka. Baru saja sampai di tempat kerjanya, Sehun sudah menelponinya dan mengatakan jika Haesoo baru saja kritis.
Tanpa pikir panjang, keduanya langsung datang kemari dan meninggalkan bisnis jutaan dolar dengan sia-sia.
Haesoo lebih penting.
Di depan ruangan gadis itu, Chanyeol melihat orang-orang yang berdiri dengan wajah tegang. "Sehun!" Panggil lelaki tinggi itu.
Sehun yang melihat kedatangan pemimpinnya segera membungkuk hormat. "Phoenix," Sapanya saat ia berada di depannya.
"Bagaimana keadaannya?" Guratan kekhawatiran yang tak mampu ia tutupi nampak sangat jelas dimatanya.
Sehun menggeleng lemah, "Aku tidak tahu. Dia sedang ditangani oleh dokter dan mereka belum juga keluar."
Chanyeol mengusap wajahnya kasar. Dia tampak sangat berantakan, Sehun tidak pernah melihat Phoenix seberantakan itu sebelumnya. Dia pasti benar-benar mengkhawatirkannya.
Beberapa jam kemudian, dokter dan para timnya keluar dari ruangan tempat gadis itu dirawat. Wajah mereka nampak kelelahan.
Saat mereka keluar dan dokter menghampirinya, Chanyeol segera memaksa masuk ke dalam kamarnya tanpa ada yang bisa menahannya.
"Keluarga nona Kim?" Tanya dokter itu.
"Eum, saya. Sa-saya pamannya." Ya, usianya memang lebih pantas menjadi paman dibanding kakak.
"Mari ikut saya." Ajaknya.
Suho mengikuti langkah dokter tua itu sampai ke ruangannya.
"Silahkan," Pria tua itu mempersilahkannya duduk.
Suho menurut, "Jadi, bagaimana keadaannya?"
Sejenak, Dokter George membuang napas panjang. "Kami hampir kehilangan dia," Mendengar hal itu Suho membulatkan matanya, "tapi syukurlah dia berhasil selamat."
Keterkejutannya sedikit terobati, "Oh, syukurlah. Lalu sekarang bagaimana keadannya?"
"Dugaan saya benar selama ini."
Suho mengernyit bingung, "Dugaan? Dugaan apa?"
"Trauma berat gadis itu." Tuturnya, "Sebelumnya aku pernah mengatakan pada lelaki yang mengaku sebagai calon suami gadis itu, jika kemungkinan nanti saat Nona Kim sadar, ia akan mengalami trauma berat yang akan membuatnya sulit dikendalikan. Ia mungkin akan tiba-tiba histeris dan menangis."
Suho hanya diam menyimak apa yang lelaki asing itu katakan.
"Saat dia tersadar tadi, ia tiba-tiba saja histeris dan menangis dengan bahasa yang aku tidak pahami. Tapi ia berteriak meminta kami pergi sambil melempar barang. Mau tidak mau, kami harus membiusnya dengan obat bius agar dia tenang." Jelasnya, "Yang aku khawatirkan dia akan kembali bertingkah seperti itu sampai seterusnya."
Suho mengangguk paham, "Lalu bagaimana cara menanganinya?"
"Kau bisa melakukan terapi secara rutin dan terus mendekatkan diri padanya dan cobalah untuk membuatnya selalu tenang. Dia pasti ketakutan sekarang." Usulnya.
Suho mengangguk lemah, "Iya, akan kami lakukan."
Suho menjabat tangan dokter itu dan kembali, namun betapa terkejutnya ia saat mendengar suara histeris dan benturan benda keras dari kamar Haesoo. Ia segera berlari untuk memastikan apa yang terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE I : Mine [COMPLETED]
Fanfiction[Series Phix-Lõv : I] ___________________ "Karena keposesifanmu itu membunuhku" Cast: -Park Chanyeol -Haesoo Kim (OC) -Byun Baekhyun -Oh Sehun -Kris Wu -Kim Jong In -others cast . . . Di cerita yang satu ini kalian akan merasakan perjuangan Chanyeo...