PART 13

1.5K 147 7
                                    

Cling!

"Akhh!"

Hening.

Tes... Tes... Tes...

"TANGKAP DIA!" Teriak lelaki itu lantang.

Tak! Tak! Tak!

Suara hentakan sepatu pantofel yang bersamaan dengan suara heels yang berlarian menuju tangga darurat. Deru napasnya bersaut-sautan dengan langkah lebarnya. Tak ada niatan sedikitpun ia menoleh ke belakang walaupun jaraknya dengan para penculik jahat tersebut tak terlalu jauh.

"HEI BERHENTI KAU JALANG SIALAN!" Seru salah satu diantaranya.

Pintu keluar semakin dekat, saatnya ia bebas. "Hah... hah... hah... akhirnya..." Syukurnya. Haesoo melempar heelsnya ke arah pada penjahat itu sebelum masuk.

Ciet!

Haesoo membuka pintu terakhir dan ujungnya tepat berada di basement. "Hei itu dia! Cepat! Berhenti kau!" Haesoo terus berlari hingga keluar basement tersebut.

Astaga!

Jalanan ini sangat-sangat sepi, berbanding terbalik dengan saat mereka datang kemari. Ini bahkan bukan hari libur, melainkan hari biasa yang sedang padatnya dan sibuk-sibuknya. Tapi mengapa kota ini seperti kota mati, ini pasti ulah mereka. Kenapa ia tak menyadarinya sedaritadi?!

Haesoo berlarian mencari mobil Phoenix yang ada di parkiran atas. Saat ia berlari dan berhasil menemukannya, ia melihat sesuatu yang mengenaskan. Semua yang berada di dalam dan diluar mobil mati dengan mulut mengerluarkan busa dan mata terbuka lebar. Haesoo yang melihat itu terkejut bukan main, tapi ia tutup rapat mulutnya agar tidak berteriak.

"CEPAT CARI DIA!" Teriak seseorang dari pintu masuk sana. "Aku yakin dia ada di sekitar sini!" Gumam orang itu.

Haesoo mencoba mencari tempat persembunyian lagi tapi tak tahu dimana. Akhirnya ia bersembunyi di balik mobil hitam besar yang ada di dekatnya. Tubuh mungilnya bergetar hebat, ia tak mau mati. Tak ada yang bisa Haesoo lakukan selain menangis dalam diam. Tolong jangan sakiti dia!

"Haesoo!" Panggil seseorang dengan suara lirih.

Seketika tubuh mungilnya menegang, mereka mengetahuinya. Tidak! Bagaimana ini?!

Lelaki itu menyentuh bahunya lembut, Haesoo meringkuk dan berseru. "Jangan sentuh aku!" Raungnya.

"Soo! Ini aku Namjoon!" Bisiknya.

Haesoo melihat sosok besar di depannya. Benar itu Namjoon! Lelaki yang tadi bersamanya kemari. Dia selamat?! Walaupun banyak luka lebam di wajahnya, pasti dia berusaha melawan musuh-musuhnya tadi. Tapi, seperti ada sesuatu yang aneh, sepertinya karena kejadian lalu. Tapi ia coba hiraukan.

"Hei, disana! Aku mendengar suara!" Seru orang-orang itu.

"Soo, ayo kita pergi!" Haesoo mengangguk dan mengikuti kemana Namjoon membawanya pergi. Namjoon menggenggam tangannya kuat, seakan tak ingin Haesoo terpisah darinya.

"Itu mereka! Kejar!"

"Namjoon... Aku takut..." Keluh Haesoo dengan ritme napas yang tak teratur.

"Tenang lah, Soo. Kita akan segera bebas dan pulang. Kau tenang saja," Bujuk Namjoon.

Mereka menemukan pintu darurat dan segera saja memasukinya. Namun sebelum masuk ke dalam sana, lelaki itu sempat mengambil balok besar. "Cepat masuk!" Serunya.

Haesoo masuk diikuti lelaki tinggi itu. Ternyata balok itu digunakannya untuk menahan kedua gagang pintu agar tidak dapat dibuka. Sementara musuh-musuh mereka dibelakang sana mengumpat kesal. Lelaki tampan di sebelah Haesoo menyeringai, "Bajingan! Beraninya kalian mengganggu kekasihnya Phoenix! Berengsek!" Umpat Namjoon pada mereka

POSSESSIVE I : Mine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang