PART 16

1.9K 145 9
                                    

Suara hentakan seirama dari alas pantofel mengkilap, menapaki tiap garis lantai dengan penuh percaya diri. Ditujunya sebuah pintu besar nan megah di hadapannya. Itu lah tujuannya.

Cieeeett....

Suara decitan pintu yang beradu dengan permukaan lantai. Ia tahu jikalau dirinya telah di nanti-nanti kedatangannya sedaritadi, maka tak buang waktu lama, segera di hampirinya sosok lelaki tinggi yang tengah berpangku kaki diatas kursi kebesarannya.

"Wu." Sapanya sembari menunduk hormat. "Aku sudah membawa file yang kau minta." Dijulurkannya selembar amplop coklat dengan penuh kehormatan ke hadapan sang ketua.

Kris menerimanya dengan wajah dingin. "Hanya ini?"

"Iya, tuan, hanya itu yang bisa saya carikan untuk anda. Selebihnya telah dimusnahkan oleh hacker  handal Phoniex." Jelasnya.

Kris membuka isi amplop tersebut, kemudian mempersilahkan lelaki itu pergi. "Pergilah dan ambil imbalanmu." Kris memberi kode pada salah seorang penjaganya untuk memberikan sebuah koper hitam padanya.

Lelaki itu menyinggung senyum, "Terimakasih, Wu." Setelahnya ia melenggang pergi.

Kris menatap kepergiannya sebelum meneliti isi dari lembaran-lembaran kertas itu.

"Hwang Ji Han."

Itu adalah nama gadis yang hilang belasan tahun yang lalu. Keluarganya tewas dibunuh oleh sekelompok orang tak dikenal dengan cara yang tragis. Dan sampai saat ini, pembunuhnya masih belum diketahui.

Hei, Kris tahu betul ini. Chanyeol yang menyebabkan semua ini, dia lah yang menyebabkan semua ini terjadi. Ah, jadi, gadis itu adalah anak dari tangan kanan Choi Siwon. Ah, ia tahu apa yang terjadi disini.

Semacam...

.... karma?

*

Saat mentari telah tergelincir ke barat, semua terasa gelap. Tanpa titik cahaya, tanpa titik nyata. Semua begitu buruk saat ia pulang, melepaskan semua bebannya kepadanya hingga tak kuasa ditahannya.

Dia datang dengan wajah kusut, menyeret dan menghempaskan tubuh mungilnya begitu saja. Kemudian, sebuah tangan besar nan kasar menghempaskan pipi tirusnya begitu saja. Nampak jejak kemerahan dipipinya--begitu jelas. Setetes airmata keluar dari sudut matanya.

"Kau pikir kau siapa berani menentangku?!" Seruannya lantang.

Sementara, Haesoo hanya bisa menangis dan merintih. "Tidaaak..." Lirihnya. Nampak juga jejak darah dari sudut bibirnya.

Kris mengeraskan rahangnya. Di tamparnya lagi pipi di sisi lainnya. "Kau pikir aku bodoh! Hah?! Kau menggoda Minhyun kan?! Dasar jalang!" Makinya. "Kau nampaknya terlalu dimanja si idiot itu, ya?"

Haesoo menggeleng lemah, ia masih menangis kesakitan. Kris menarik rambut kecoklatannya hingga beberapa diantaranya rontok. "Argh! Chanyeol... Tolong..." Lirih si gadis memanggil nama lelaki yang dirindukannya tanpa sadar.

Rahang kerasnya mengencang, dicengkramnya kedua pipi lebam gadis itu kuat. "Dengar! Chanyeol tidak mencintaimu! Dia tidak pernah mencintaimu! Dia hanya menginginkan wajah dan tubuhmu! Sadar bodoh!"

Haesoo memberontak untuk melepaskan cengkraman kuat itu. "Leppmh-pass!"

"Hei! Hei! Apa kau tahu? Dia, laki-laki yang kau sebut namanya, yang kau harapkan pertolongannya, adalah pembunuh keluarga kandungmu!"

POSSESSIVE I : Mine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang