PART 24

1K 103 20
                                    

Tok! Tok! Tok!

"Han-nie! Oppa masuk ya!" Seru seorang lelaki dari luar.

"Iya, oppa, masuk saja!" Sahut Haesoo yang sedang duduk santai diatas ranjangnya.

Seorang lelaki masuk ke dalam tempat yang tak begitu luas dengan lampu yang meremang. Cuaca di tempat tersebut sangat dingin karena ditengah hutan yang sangat lebat, terlebih baru saja hujan deras. Terbayang lah betapa dinginnya tempat tersebut. Untung saja kakaknya membeli sebuah penghangat ruangan dan selimut tebal, jadi dinginnya malam ini tak begitu terasa.

Pria tampan dengan pakaian tertutup itu berjalan mendekati sang adik, dengan tangan yang penuh dengan kantung plastik, ia berikan untuk sang adik. "Ini, aku bawa makan malam untukmu." Senyum lebar sang adik, membuat hari lelahnya terbayarkan.

"Waaah!" Dengan bahagianya ia bertepuk tangan. "Terima kasih, oppa!" Serunya sambil memeluk sang kakak erat dan menggoyang-goyangkannya.

"Iyaa..."

Yam!

Haesoo makan dengan lahapnya, seakan ia tak pernah makan sebelumnya. Terlalu asik memakan makanan itu, tanpa sadar ia makan sampai belepotan. Senyum lebar merekah diwajah tampannya, ia bahkan lupa kapan terakhir kali ia tersenyum dengan tulusnya seperti ini.

Disapunya kepala mungil sang adik dengan sayang, lalu membersihkan sisa makanan di wajah cantik adiknya. "Makan yang banyak, kau butuh banyak nutrisi. Kau sangat kurus, seperti hanya tulang dan kulit saja." Kekehnya

Haesoo mempoutkan bibirnya kesal, "Oppa!" Di pukulnya bahu bidang sang kakak dengan kesal.

Pria itu hanya terkekeh. "Han-nie, apa kau nyaman tinggal disini?"

Haesoo mendengus sebal, "Oppa, sudah berapa kali oppa menanyakan hal membosankan itu? Aku yang mendengarnya saja bosan!" Dumalnya.

Lelaki itu malah terkekeh, "Han-nie, oppa hanya ingin memastikan saja." Tuturnya.

Haesoo menyentuh telapak tangan yang dua kali lebih besar dari miliknya. "Aku tak perduli dimanapun aku berada, asal bersama dengan oppa, aku bahagia. Lagipula, disini tidak terlalu buruk. Hanya suara serangga kecil itu saja yang selalu menjadi alarm tengah malamku." Kekehnya.

Pria itu ikut tertawa dengan guyonan sang adik. "Iya, terima kasih untuk bertahan dan selalu ada di sampingku." Tuturnya.

"Iya, oppa. Aku juga tak ingin kembali bersama manusia-manusia kejam itu. Aku hanya ingin bersamamu." Gadis itu menyerang sang kakak dengan pelukan tiba-tiba. "Mereka orang jahat! Aku benci mereka! Aku harap, aku tidak akan pernah bertemu dengan manusia seperti mereka! Aku hanya mau bersama oppa, seperti dulu lagi!" Serunya.

Lelaki itu terkejut, bukan karena pelukan tiba-tiba sang adik, tapi ucapannya.

"Ha-Hannie?"

"Hm?"

Bibirnya bergetar, ia ingin jujur pada sang adik tentang sesuatu. Tapi ia tak sanggup. "Tidak, lupakan." Ia justru mengeratkan pelukannya dengan gadis itu.

Haesoo mengernyit tak paham, tapi ia tak memperdulikannya dan malah terlelap dalam tidurnya yang pulas. Sudah beberapa hari ini ia tidak bisa tertidur, dan nampaknya pelukan sang kakak lah obatnya. Obat yang paling manjur dalam mengatasi gangguan tidurnya.

Maafkan aku, Jihan-nie, tapi aku juga sama seperti mereka. Aku bukan oppa yang baik seperti yang kau sangka.

Maaf...

*

"Oppa! Oppa! Oppa dimana?!"

Malam kian larut, Haesoo malah terbangun ditengah malam karena ia takut pertemuannya dengan sang kakak hanya lah mimpi.

POSSESSIVE I : Mine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang