PART 28

813 74 5
                                    

Sudah lebih dari 1 minggu semenjak ia dirawat di Rumah Sakit Shouldice, namun nyatanya gadis cantik itu masih betah menutup matanya dan bermimpi indah, tanpa memperdulikan orang-orang yang senantiasa menunggunya terbangun dari tidur panjangnya.

Ya, Haesoo masih koma, dan entah kapan ia akan terbangun.

Kala gadisnya berbaring lemah diatas ranjang rumah sakit, Chanyeol tak pernah beranjak dari tempatnya. Ia pun mempercayakan segala pekerjaannya kepada Suho dan yang lainnya untuk menjalankan perdagangan gelapnya. Suho mampu menjalankan dengan baik, walaupun tidak lebih baik dari Chanyeol sendiri.

"Kau bilang dia akan bangun dan pulih dalam waktu seminggu! Ini sudah lebih dari waktu yang kau katakan!" Chanyeol menarik jas putih si lelaki renta.

Dokter malang itu membelakkan matanya kaget, "Aku hanya memperkirakannya dan aku tidak bohong dia akan pulih dalam waktu seminggu. Saat ini tubuhnya mungkin sudah membaik, tapi kemungkinan otaknya belum sembuh total. Kerusakan akibat cedera otak yang dialaminya akan membaik dalam beberapa waktu. Kita sebaiknya menunggu perkembangannya."

Chanyeol menarik senyum pahit. Ya, dia harus menunggu hingga gadis muda ini membuka matanya. Hingga saat ini lelaki tinggi itu masih berdiam diri disisi gadisnya. Ia khawatir jika ia tidak berada di sisinya, suatu saat dia bangun dan membutuhkannya tetapi dia tidak ada, dia mungkin akan takut.

Pintu kamar terbuka, muncul lah sosok wanita dengan sekantung makanan. Kebetulan tidak ada siapapun selain pria itu disana, hanya mereka berdua--dan Haesoo.

"Phoenix, aku membawakanmu makan." Ujarnya sembari merapikan makanan untuk lelaki itu makan.

Beberapa saat dalam keheningan, Chanyeol beranjak dari tempatnya dan menghampiri meja penuh makanan yang gadis itu telah sediakan. Tanpa banyak bicara, Chanyeol segera menghabiskan makanannya.

Wanita itu hanya diam memperhatikan lelaki itu makan tanpa minat. Ia hanya berdiri memandangi setiap pergerakan yang laki-laki itu lakukan tanpa berbicara sepatah katapun. Dan ia dapat melihat betapa Chanyeol sangat tidak ingin mengalihkan sedikitpun pandangannya dari Haesoo.

Chanyeol memang makan dengan serius--walaupun tidak lahap, tapi ia tidak pernah berkedip kala mengawasi wanitanya.

Wanita yang sedari tadi memperhatikannya hanya bisa menghela napas heran. Ada kah, cinta sebodoh ini? Apakah ia juga akan menemukan seseorang yang mencintainya seperti ini? Batinnya.

Pria itu telah menyelesaikan makannya dan kembali ke tempatnya tanpa mengatakan apapun. Ya, dia Phoenix, tidak ada yang mampu membantah.

Segera setelah Chanyeol menyelesaikan makannya, wanita muda itu merapikan dan membereskannya tanpa mengeluarkan suara yang bising. Ia begitu profesional dan perfectionis, tidak ada sedikitpun noda yang tertinggal.

Semua demi kenyamanan Chanyeol.

"Aku permisi sebentar." Pamitnya untuk membuang sampah keluar dan kembali dengan pakaian Chanyeol yang telah di setrika dengan rapi.

"Phoenix, ini pakaian ganti anda. Silahkan anda membilas diri, biar saya yang menjaga nona." Ia menyerahkan pakaian ganti Chanyeol, melepas sepatu dan kaus kakinya.

Lelaki itu menurut saja dan pergi mandi.

Lepas kepergiannya, ia mengambil duduk di tempat dimana lelaki itu sebelumnya duduk. Kursi itu masih hangat setelah Chanyeol duduki. Ia pun turut memperhatikan wajah damai gadis pujaan semua orang dengan lamat.

Iya, ia akui dia sangat cantik, tapi ia terlalu lemah. Bagaimana mungkin orang-orang hanya jatuh cinta pada wajahnya? Bukankah mereka juga harus melihatnya tanpa melihat penampilannya? Apa istimewanya wanita ini sampai-sampai seorang Phoenix yang paling disegani dan ditakutin oleh separuh warga Korea begitu mencintainya?

POSSESSIVE I : Mine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang