(BAGIAN DELAPAN)~~~~~~
"Kemana sih, si Reva? Pagi gini udah ngilang aja. Gatel banget pengen ngerjain dia." Kata Reina, mengamati sekeliling kelas 11 Mipa 4 yang masih sepi karena masih terlalu pagi.
Dia berkeliling sekolah dan menemuka Reva sedang duduk di taman sambil membaca novelnya. Reina mendekat dengan perlahan dan langsung mengambil novel ditangan Reva dari belakang.
"Reina, balikin dong novel gue!" Teriak Reva.
"Nggak ah, nggak mau. Usaha dong." Balas Reina sambil terus berlari. Reva akhirnya mengejar Reina.
Hingga akhirnya.' Bruakk.' Reina menabrak seseorang. Tapi masalahnya, novel ditangan Reina jatuh keselokan. Reva memandangi novelnya yang kini sudah basah dan kotor.
"Reina! Novelnya baru gue baca. Belum selese. Reina!! Nges-." Ocehan Reva terhenti saat melihat orang yang ditabrak Reina. Ternyata, Reina sudah mematung dari tadi didepan cowok tersebut.
"Lo! Lo ngapain disini!" Teriak Reina.
"Kenapa? Ni sekolah punya lo?" Balas Reivan.
"Ngapain lo ngapain pake seragam sini?!" Kata Reina lagi.
"Suka-suka gue. Apa urusannya sama lo?" Kata Reivan dan langsung pergi meninggalkan Reina.
"Dasar cowok gila, sinting, nggak jelas!!" Teriak Reina.
"Reina, itu-." Belum saja Reva menyelesaikan ucapannya, Reina langsung meninggalkannya dengan langkah kesal.
"Itu cowok yang gue lihat di stadion kan?" Lanjut Reva berbicara sendiri dengan mata yang berbinar binar memandang cowok tersebut yang sekarang semakin menjauh.
🏀🏀🏀🏀
"Rei, itukan cowok yang lo marah-marahin pas dipertandingan kan?" Bisik Reva. Reina sama sekali tidak menghiraukannya. Reina malah fokus mencatat rumus matematika dipapan tulis.
"Reina." Belum juga dihiraukan.
"Rei." Reva mulai kesal.
Akhirnya.
"Reina!! Lo punya telinga nggak sih, dari tadi gue nanya malah dicuekin." Teriak Reva membuat seisi kelas menoleh ke satu titik yang sama.
Reina menyenggol sikut Reva. "Lo sih. Teriak lagi ya."
"Reva, ada apa? Kamu mau mengerjakan soal ini?" Yanya Bu Rika sambil menunjuk soal yang ada di papan tulis.
"Ng-nggak bu. Tadi saya khilaf." Jawab Reva sambil tersenyum malu dan langsung pura-pura mencatat rumus didepan.
"Rei." Reva mulai lagi.
"Apaan sih, lo ribut banget." Kata Reina sambil mendorong kursi Reva supaya agak menjauh dengannya.
Reva kembali menarik kursinya mendekat dengan Reina lagi.
"Rei, dia cowok yang gue taksir di stadion kemarin kan?" Tanya Reva sambil memajukan wajahnya menjadi agak dekat dengan Reina.
"Iya, terus kenapa? " Tanya Reina sambil mendorong wajah Reva dengan tangannya.
"Gue ada kesempatan dong kalau begitu? Lo nggak bakal suka kan sama dia?" Tanya Reva.
"Nggak lah, gue nggak bakal suka sama cowok jenis kayak dia. Nggak bakal." Jawab Reina.
"Jangan gitu. Nanti kemakan omongan sendiri." Kata Reva sambil mencatat tugas dibuku Reina.
Reva menarik buku matematika Rei dan langsung menyalinnya.
"Eeehh, lo ya. Kesempitan dalam kesempatan. Kerjain sendiri, malah nyontek." Kata Reina sambil menarik buku matematikanya.
"Pelit banget. Pantes jomblo." Celetuk Reva.
"Dasar nggak mirror." Balas Reina.
🏀🏀🏀🏀
Suasana kantin saat ini sangat ramai tidak seperti biasanya. Reina duduk tepat di belakang segerombolan Kakak kelas cewek yang hebohnya minta ampun.
"Eh, kalian tau nggak. Ada anak baru di kelas Nathan. Sumpah ganteng banget."
"Iya, gue tau. Satu sekolah juga pada tau. Namanya kalo nggak salah Reivan kayaknya. Gue tau dari anak sebelah."
Reina tersentak mendengar nama tersebut. Kali ini mungkin gosip pertama yang menarik bagi Reina.
Tidak lama, Nathan duduk disamping Reina dengan wajah kesal.
"Lo tau nggak. Anak baru dikelas gue ngeselinnya minta ampun." Kesal Nathan. Reina hanya terdiam membayangkan kalau Nathan mendengar pujian Kakak-kakak yang ada didepannya saat ini untuk Reivan, apa yang terjadi.
"Sumpah ya, gue diceritain sama temen sekelasnya. Gila, dia pinter banget. Kalian tau Pak Mudho kan? Pasti tau lah. Baru sehari masuk, dia udah jadi murid kesayangannya Pak Mudho."
"Ya tau lah, Pak Mudho guru olimpiade kan?"
Ya, Pak Mudho sering disebut guru Olimpiade, karena setiap siswa yang telah dipilih untuk mengikuti olimpiade, akan di tes oleh Pak Mudho terlebih dahulu. Selama Reina mengikuti olimpiade, Pak Mudho sering ngasih dia soal olimpiade dari tahun-tahun lalu dan dari berbagai tingkat.
"Iya, Pak Mudho kan kebetulan masuk di Mipa 1, dan saat Pak Mudho tau ada anak baru, dia langsung ngasih Reivan soal. Kalo nggak salah 8 soal. Katanya, soal olimpiade yang katanya susah banget. Dan nggak sampe 20 menit, Reivan udah nyelesain tuh soal. Raivan langsung dipuji sama Pak Mudho. Keren kan, udah ganteng, pinter lagi. Nathan aja nggak pernah dipuji sama Pak Mudho kan."
Kepala Nathan sudah berasap-asap mendengar gibahan cewek cewek tersebut. Nathan langsung berdiri dan siap meledak. "Eh, gue juga pernah kali dipuji sama Pak Mudho. Lo kira dia aja apa?!" Teriak Nathan.
"Emang kapan ya, saya muji kamu?" Kata Pak Mudho yang ternyata kebetulan lewat sambil menjinjing plastik gorengannya.
Reina menahan tawanya dan menarik Nathan agar kembali duduk.
"Lo kenapa sih?" Tanya Rei tiba-tiba.
"Gue tuh kesal Rei, Kesal." Jawab Nathan.
"Sebab?" Tanya Rei lagi.
"Anak baru dikelas gue." Jawab Nathan.
"Kakak ganteng masuk kelas lo? Boleh nitip salam nggak Nat?" Tanya Reva kegirangan.
"Walaikumsalam." Jawab Nathan dengan tatapan sinis.
"Iih, buat dia. Kok lo yang jawab sih." Teriak Reva.
"Apaan? Gantengan gue kali." Kata Nathan sok kegantengan.
"Idih. Narsisnya selangit." Celetuk Reina.
"Narsis gini lo suka kan?" Goda Nathan.
"NAJIS." Balas Reina.
Ini cerita udah 2 kali ngilang. Udah ngetik panjang-panjang keapus tuh rasanya.... 😊👍
Jangan lupa vote sama commentnya yak.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret In Heart ✔️
Teen Fiction(COMPLETE) "Kadang perkataan sama perbuatan berbanding jauh. Dan perkataan sangat berbanding jauh dengan perasaan."-Reina. "Gue nggak akan pernah lelah buat ngedapetin hati lo, Nathan." -Rachel. "Kenapa ketika gue udah ngebuka hati dan udah menjadi...