(BAGIAN EMPAT BELAS)~~~~~~
"Rev, gue boleh ngomong bentar sama lo?" Kata Reivan sambil berdiri disamping Reva yang sedang membuat mie untuk sarapannya.
Reva mengangguk dan mengikuti Reivan dari belakang.
Dengan berhenti di balkon sekolah di lantai 3 yang nggak lain lantai paling atas. Di sini, kita bisa melihat segaalanya yang terjadi dibawah.
"Berapa lama lo sahabatan sama Reina?" Tanya Reivan membuka pembicaraan.
Reva menipiskan bibirnya mengingat kejadian 4 tahun lalu dimana dia dan Reina duduk di kelas 7. Dulu Reva adalah siswi yang sangat pendiam.
Bagian terburuknya dari masa kelas 7 Reva adalah pernah di- bully oleh salah satu seniornya yang berawal dari Reva yang tidak sengaja menabraknya. Reva awalnya sama sekali tidak mengenali Rei. Mereka tidak satu kelas, mereka hanya sebatas teman satu sekolah. Tapi, semua berubah saat Rei menolongnya saat itu. Bahkan Reva ingat kata kata Rei yang pertama kali dia dengar. 'Kakak kakak mau berhenti sekarang? Saya bisa aja ngelaporin kakak -kakak semua ke ruang BK. Saya punya videonya kok.' Mulai hari itu, senior tadi, tidak pernah mengganggu Reva.
Reva saja masih ingat kata-kata Rei yang berhasil membuat dia bangkit.
'Lo jangan mau tunduk saat orang lain tindas lo.'
Reva saat itu tersenyum kagum melihat Reina.
"Apa lo yakin, bakal terus marah sama Rei. Gara-gara alasan bodoh lo?" Tanya Reivan sambil menatap lurus kedepan.
Air mata Reva tidak tertahan lagi.
"Bodoh? Ya, gue bodoh. Gue suka sama lo. Itu yang buat gue bodoh. Gue baru aja kenal lo, tapi lo bisa buat gue suka sama lo dalam waktu yang singkat."
Reivan tersenyum miring.
"Dan gara-gara itu, lo musuhin sahabat lo sendiri? Itu alasan terbodoh yang pernah gue denger."
Reivan memegang kedua pundak Reva membuat keduannya kini berhadapan.
"Apa lo nggak kasian sama dia? Lo tau, karena kejadian di lorong tadi malam, dia tidur di luar tenda, gara-gara nggak enak lo."
Reva melirik Reivan dengan tatapan bingung.
"Lo tau dari mana kejadian itu?"
"Gue tau semuanya. Mendingan sekarang lo baikan sama Rei." Kata Reivan dan meninggalkan Reva yang masih terpaku.
Apa gue terlalu egois? -Reva.
Memori 3 tahun lalu berputar lagi dikepalanya saat itu mereka kelas 8. Banyak hal yang dilakukan Reina buat Reva. Salah satunya, saat itu sedang upacara, Reva lupa membawa dasi dan topi. Reina memberikannya untuk Reva dan akhirnya dia yang dihukum dan itu hukuman pertamannya.
Gue terlalu egois!
Gue egois!
Reva, lo egois! Banyak yang udah dilakukan Reina buat lo. Dan lo marah sama dia cuman gara-gara hal sepele.
-Reva.Reva turun menuju lapangan dan mendatangi Rei.
"Hai Reva." Teriak Didip menyambut Reva dengan cengirannya.
"Rei, ng-gue mau ngomong gentar sama lo." Kata Reva. Rei beranjak dari tempat duduknya.
"Ni nggak bakal ada perang kan? Aurannya mistis banget kayaknya." Celetuk Aziz.
"Aura-aura. Gue gaplok lo lama-lama." Balas Didip.
🏀🏀🏀🏀
"Kenapa?" Tanya Reina sambil melipat kedua tangannya didepan dadanya.
"Hmm, gue mau minta maaf sama lo."
"Karna?" Tanya Reina sambil menaikkan satu alisnya.
"Yaa karna gue udah keterlaluan sama lo."
"Emang lo salah?" Tanya Reina membuat Reva gugup.
"Yaa gue salah."
Rei malah tertawa. "Lo nggak pernah buat salah sama gue." Kata Reina.
"Jadi kita baikan?" Kata Reina sambil menyodorkan kelingkingnya.
Reva tersenyum menyambut kelingking Rei dengan dikaitkan dengan kelingkingnya. Mereka tertawa bersama dan berpelukan.
🏀🏀🏀🏀
"Tadi perginya mistis, sekarang datangnya manis." Teriak Aziz sambil cengar-cengir.
"Baikan lo pada?" Tanya Nathan.
Mereka berdua mengangguk bersamaan.
"Nah, gitu dong. Reva cemberut itu jelek. Gue nggak suka." Celetuk Reyno.
"Tapi, siapa yang buat lo berubah pikiran?" Tanya Nathan.
"Sahabat gak baik musuhan lama-lama kan?" Jawab Reva sambil melirik Reivan yang kini tersenyum.
"Gue pengen tau siapa orang itu." Kata Rei.
"Orang itu nggak pernah jauh kok dari lo. Keliatannya sih emang sok cuek sama lo. Tapi, sebenernya dia selalu tau tentang lo." Kata Reva sambil memasang senyum mengejek.
Rei mengerutkan dahi dan menengok ke arah Reivan yang sedang berusaha tetap datar dan tenang sambil membaca buku.
'Makasih,Van.' -Reina.
Jeng jeng jeng !!!!
Akhirnya, telah ter publish juga!!!
Ayo para Readers, jangan lupa vote sama Comment nya.
Pokoknya cerita nya bakal seru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret In Heart ✔️
Teen Fiction(COMPLETE) "Kadang perkataan sama perbuatan berbanding jauh. Dan perkataan sangat berbanding jauh dengan perasaan."-Reina. "Gue nggak akan pernah lelah buat ngedapetin hati lo, Nathan." -Rachel. "Kenapa ketika gue udah ngebuka hati dan udah menjadi...