(BAGIAN DUA PULUH SATU)
~~~~~~
"Perasaan kemaren dah gue beresin semua hadiah di laci. Kok masih ada sih?" Kata Reina bergumam sendiri sambil memasukkan semua hadiah dari penggemarnya ke kantong plastik yang sering dibawanya jaga-jaga saat hujan.
"Masih banyak yang ngasih lo Rei?" Tanya Reva.
"Masih. Gue aja nggak tau siapa aja yang ngasih."
"Kan ada suratnya,liat aja."
"Tapi, yang ada suratnya cuman coklat yang ini." Kata Reina sambil menunjuk sebatang coklat bertempel post-it.
"Coba aja di baca." Kata Reva sambil mengambil post-it itu dan memberikannya ke Reina.
Saat Reina hendak membaca tulisan di post-it itu, tiba-tiba post-it tersebut direbut oleh seseorang di belakangnya.
"Hai gue Dhirga kelas XI IPS 1. Gue cuman mau bilang, gue suka sama lo. Gue kagum sama lo. Setau gue, lo belum punya pacar kan? Gue tunggu lo di taman belakang sekolah, jam istirahat pertama. Gue harap lo datang." Teriak Reivan membaca isi post-it hasil rebutnya dari tangan Reina. Sedangkan Reina bersusah payah untuk berjinjit dan lompat-lompat tidak jelas untuk merebut kembali post-it yang direbut Reivan. Namun hasilnya nihil. Tinggi Reivan dan dirinya sangat jauh.
"Tuh ingatin, istirahat pertama ke taman belakang sekolah." Kata Reivan dengan wajah datarnya dan kemudian keluar dari kelas Reina.
"Iish, tuh anak nggak bisa apa nggak usah ikut campur. Dasar manusia aneh." Teriak Reina yang sengaja dia tinggikan agar Reivan dengar.
"Jadi gimana? Lo ke taman belakang sekolah?"
"Ish, gue males."
"Udah, datang aja. Ntar gue temenin."
"Yaudah deh."
Ternyata tidak sesuai perkiraan, pelajaran dari Bu Farida berakhir agak lama.
"Kasian tuh si Dhirga pasti dah nungguin." Kata Reva.
"Makanya, ayo cepet-cepet beresinnya. Gue nggak suka bikin orang nunggu lama." Kata Reina sambil membereskan semua bukunya.
Saat hendak menuju taman belakang, Rei menghentikan langkahnya ketika melihat 2 sosok cowok yang salah satu nya adalah Reivan dan satu cowok tersebut tidak dia kenal.
"Rei, Reivan sama siapa?" Tanya Reva.
"Ng...nggak tau gue." Jawab Rei sambil mengerutkan dahi bingung.
"Kita nguping aja deh ya." Kata Reva. Rei hanya menganggukkan kepalanya.
"Maaf, kakak ngapain disini?" Tanya Dhirga.
"Buat temuin lo. Lo janjian sama Reina kan?"
"Kakak tau dari mana?"
"Dari surat lo." Jawab Reivan sambil memberikan post-it ditangannya.
"Terus Reinanya mana?" Tanya Dhirga sambil mencari-cari keberadaan Reina.
"Lo jauhin Reina." Kata Reivan dengan wajah datarnya.
"Kenapa? Kakak siapanya?" Tanya Dhirga kesal.
"Gue temennya." Kata Reivan.
"Kirain pacarnya."
"Gue kesini cuman nggak mau lo nyesel karena suka sama Reina."
"Hah? Kenapa?" Tanya Dhirga mulai penasaran.
"Lo tau, lo bukan cowok pertama yang berani nembak Rei. Kemarin ada yang pernah nembak dia dan langsung sakit, di opname di rumah sakit 2 hari 1 malem terus besoknya mati."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret In Heart ✔️
Teen Fiction(COMPLETE) "Kadang perkataan sama perbuatan berbanding jauh. Dan perkataan sangat berbanding jauh dengan perasaan."-Reina. "Gue nggak akan pernah lelah buat ngedapetin hati lo, Nathan." -Rachel. "Kenapa ketika gue udah ngebuka hati dan udah menjadi...