(BAGIAN DUA BELAS)~~~~~~
Sore ini, sekolah sangat ramai karena seluruh siswa akan mengikuti kegiatan yang kemarin telah dibicarakan.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu. Silahkan kalian buat tenda kalian, sekarang." Kata Pak Mudho.
"Pak, kalo nggak bisa buat tenda gimana?" Teriak Rachel di barisan.
"Ya tidur nanti, nggak usah pake tenda. Kok repot." Jawab Pak Mudho.
Semua siswa langsung bergabung dikelompoknya masing masing dan sibuk membantu satu sama lain. Tapi, tidak dengan kelompok Reina yang tidak saling membantu satu sama lain.
"Eh, lo bawa tenda lagi kan? Soalnya, kalo gue tidur sama lo, gue nantinya bakal gatel-gatel, ewh." Kata Rachel sambil melirik Reina.
"Lo mikir pake otak jangan pake mulut aja. Kalo kita nggak bawa tenda lagi, emang muat beempat dengan tenda lo yang kecil itu? Sok banget sih jadi orang." Balas Reina.
Reina dan Reva langsung membuat tenda mereka sampai selesai. Berbeda dengan tenda Rachel dan Ghebby.
"Iih, ini gimana sih buatnya? Susah banget." Keluh Rachel sambil mencoba merangkai tendanya.
"Mending minta tolong ajalah sama Reina." Kata Ghebby.
"Nggak ah. Minta tolong dia sama aja bikin malu diri gue tau nggak." Jawab Rachel.
"Terserah lo aja deh ya. Gue mau nyamperin Didip aja. Lo yang semangat ya!!" Kata Ghebby dan langsung menuju ke tempat Didip berada.
"Gak setia kawan banget sih!!" Teriak Rachel membuat Nathan menoleh.
"Kenapa?" Tanya Nathan.
"Rachel nggak bisa buat tenda. Kak Nathan bantuin yaa." Kata Rachel ke Nathan dengan sifat manjanya.
"Manja banget sih." Kesal Nathan.
"Bantuin ya kak. Please!!" Kata Rachel memohon.
"Hmm. Perhatiin, supaya lo bisa masang tenda." Kata Nathan dan mulai marakit tenda Rachel.
Nyatanya, bukannya memperhatikan tenda yang dipasang Nathan, Rachel malah memperhatikan Nathan yang memasang tenda.
"Liatin tendanya, jangan liatin gue mulu." Kata Nathan yang ternyata menyadari kalau Rachel memperhatikannya.
"Kak Nathan, kapan sih buka hati buat aku?" Tanya Rachel.
Nathan langsung berhenti merakit dan melirik Rachel. "Emang apa yang lo lakuin kalo gue buka hati buat lo?"
Rachel langsung terkesiap bingung mau mengatakan apa. "Hmm, aku nggak tau juga. Kalo kakak udah buka hati buat aku, tandanya kakak nembak aku. Yang aku lakuin pasti langsung nerima." Jelas Rachel dengan senyuman khasnya.
"Emang kenapa sih, lo nggak capek-capek ngejar gue? Padahal gue-"
"Udah kak, jangan lanjutin lagi. Rachel tau kok kalo kakak nggak pernah suka sama Rachel. Rachel nyadar kok. Tapi-"
"Gue belom selesai ngomong. Gue mau ngomong, padahal gue nggak pernah perhatian sama lo, kenapa lo perhatian sama gue?" Nathan memotong perkataan Rachel.
"Mungkin karna aku udah sayang sama kakak. Kakak aja yang nggak pernah nyadar. Nyadar sih, tapi pura-pura nggak sadar." Jawab Rachel.
"Nah, tenda lo udah selesai. Nanti malam, jangan lupa pake jaket, soalnya dingin. Nanti lo sakit lagi." Kata Nathan dan langsung beranjak pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret In Heart ✔️
Teen Fiction(COMPLETE) "Kadang perkataan sama perbuatan berbanding jauh. Dan perkataan sangat berbanding jauh dengan perasaan."-Reina. "Gue nggak akan pernah lelah buat ngedapetin hati lo, Nathan." -Rachel. "Kenapa ketika gue udah ngebuka hati dan udah menjadi...