~SECRET IN HEART 18~

722 28 0
                                    


(BAGIAN DELAPAN BELAS)

~~~~~~

Entah datang dari mana, Rachel datang didepan Reina sambil menggandeng tangan Nathan.

"Gue seneng banget karna lo nggak bakal merebut Nathan dari gue. Lo sepupu nya Kak Nathan kan? " Tanya Rachel.

"Iya, gue sepupunya. Tapi, bukan berarti lo bisa dapatin Nathan dengan mudah. Karna apa? Karna masih ada gue disini. Gue nggak sudi sepupu gue dideketin sama cewek kayak lo." Lanjut Rei dan langsung pergi dari sana diikuti oleh Reva, Reyno, Nathan, dan Reivan.

"Reina!! Lo ngeselin banget sih!! Awas lo ya!!" Teriak Rachel yang sudah berdiri sendirian disana.

🏀🏀🏀🏀

Mereka saat ini berada dipinggir lapangan basket. Tiba-tiba ada kembar sekawan melambaikan tangan kearah mereka.

"Lo semua dari mana?" Tanya Nathan.

"Biasa, abis ketemu guru tersayang." Jawab Aziz.

"Bu tince?" Tebak Reva.

Mereka berdua mengangguk bersamaan.

"Lo bedua masuk BK lagi? Udah keseratus berapa kali lo masuk ke ruang BK?" Tanya Reina menyindir.

"Ahh, kalo itu jangan ditanya. Ini baru genap ke 100 kok. Kalian mau ditraktir apa sama abang Didip?" Kata Didip sambil cengengesan.

"Maling gincu Aril lagi?" Tanya Nathan.

Ya, mereka bedua hobinya maling gincu orang, terus mereka jadiin crayon. Bercandanya emang keterlaluan tuh bedua. Nggak tau apa gincu jaman now mahal. Makanya banyak dari cewek XII MIPA 1 lebih milih pake lip-tint, supaya nggak bisa mereka potong-potong.

"Tadi malam ada yang orang ngasih gue bunga sama nasi padang." Kata Rei sambil melirik Reivan yang sibuk memantulkan bola basket ditanganinya.

"Oh ya? Siapa?" Tanya Nathan.

"Nggak tau. Dia nggak ngasih tau jadi gue ngasih ke mba Siti nasi padangnya. Terus bunganya, gue kasih ke Pak Yoyo, kasian dia mau tembak pacarnya tapi nggak tau mau ngasih apa." Kata Reina santai.

Reivan langsung menoleh ngelirik tajam.

"Kok lo ngasih mereka sih? Kenapa nggak buat gue?" Teriak Reva.

"Lagian, nggak ngasih tau sih. Paling an cuman modus doang." Kata Reina sambil menekan kata modus sambil melirik tajam Reivan.

Reivan pura-pura tidak tahu dan masih fokus dengan bola basket ditangannya.

"Oh iya, buku fisika gue di tas. Kalo mau minjem, ambil sendiri dikelas gue." Kata Reivan sambil mencoba memasukkan bola basket ke ring.

"Buku fisika buat apa?" Tanya Nathan sambil menoleh kearah Reina.

"Buat belajar lah, masa buat bungkus cabe?" Jawab Rei ketus.

"Kan lo bisa minjem gue." Kata Nathan.

"Ya biasalah, palingan ccuman modus doang." Celetuk Reivan sambil melirik Rei yang sudah menatapnya tajam.

Secret In Heart ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang